Tuesday, January 11, 2011

Strategi agar bisa bersedekah Rp100 juta

Mengapa begitu banyak masalah sosial di Indonesia? Mulai dari joki narapidana, kelaparan, putus sekolah dan seabreg masalah sosial lainnya. Menurut saya sih karena kita, utamanya para pemimpin kita, masih terlalu cinta dunia dan takut mati. Karena cinta dunia, maka segala cara digunakan agar kita dapat uang. Kita juga menjadi takut bersedekah atau menolong orang lain karena kita terlalu cinta harta. Semua keputusan kita diarahkan agar menguntungkan kita. Dana subsidi untuk orang miskin, termasuk juga dana untuk biaya berobat orang miskin, tidak pernah ditingkatkan jumlahnya, bahkan diperkecil. Namun dilain pihak, biaya jalan jalan studi banding ke LN naik terus.

Agar kita tidak menjadi budak harta kita harus bisa melepaskan diri dari kecintaan yang berlebihan terhadap harta. Untuk itu, langkah dasar dan pertama yang perlu kita lakukan adalah dengan membayar zakat dan atau memberi sedekah. Untuk itu memang diperlukan pengorbanan dan disiplin diri. Setelah terbiasa dengan zakat dan atau sedekah kecil-kecilan, kemudian kita bisa melangkah dengan memberikan sedekah yang besar.

Saya kutipkan Firman Allah dalam surat Keluarga Imran ayat 92:

"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaikan [yang sempurna], sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (92)"

Kebetulan saya ketemu sebuah artikel menarik "My Strategy for Giving Awaya Millions" . Tulisan tersebut mendasari tulisan saya ini. Strategi agar kita bisa bersedekah Rp 100 juta.

1. Sedekah.

Langkah pertama adalah dengan melakukan sedekah. John D Rockefeller menceritakan pengalamannya, katanya: "saya tidak akan bisa menyumbang satu juta dollar saya yang pertama, kalau saya dulu tidak menyumbangkan sebagian gaji saya yang pertama yang waktu itu hanya $1,5 per minggu".
Karena gemar bersedekah dengan ikhlas, John D Rockefeller menjadi salah seorang terkaya di dunia. Hingga sekarang, melalui Yayasan Rockefeller, banyak kegiatan sosial telah mereka lakukan.

Saya paling senang baca Surat Al Baqarah ayat 261:

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas [karunia-Nya] lagi Maha Mengetahui. (261 "

Satu pesan yang saya ingin sampaikan disini, mulailah bersedekah secara konsisten dan kontinue meskipun jumlahnya secara nominal belum besar. Jangan menunggu hingga kaya baru bersedekah karena sedekah tidak dinilai dari besarnya nominal yang anda sedekahkan tetapi tergantung dari perbandingan antara besarnya kekayaan anda dengan besarnya sedekah. Jadi bila anda berpenghasilan Rp 1 juta perbulan dan menyedekahkan Rp 100 ribu per bulan (10% penghasilan) lebih besar nilainya dengan orang yang memberikan sedekah sebesar Rp 1 juta padahal penghasilannya Rp 100 juta per bulan.

Insya Allah, bila kita gemar bersedekah, Allah akan mempercayai kita mengelola rezeki yang lebih besar.

2.  Lunasi semua hutang.

Salah satu kelemahan mendasar dari hutang adalah karena hutang biasanya terkait denga riba. Karena riba diharamkan dalam Islam, maka kita sebaiknya mencoba menjauhi riba dan menjauhi hutang. Kita bisa mulai dengan melunasi hutang jangka pendek dulu (hutang kartu kredit dan hutang konsumptif lainnya), kemudian hutang jangka menengah (hutang untuk beli kendaraan) dan hutang jangka panjang (KPR).

Bila anda ingin melunasi semua hutang anda, beberapa tulisan lama di blog bisa anda baca. Tentunya bila  ingin lebih detil, anda bisa menelusuri referensi yang ada.

Bagaimana dengan hutang bisnis? Saya kira prinsipnya sama. Kita jangan terlalu mengandalkan bank untuk kebutuhan modal, Insya Allah, masih ada sumber modal yang halal bagi bisnis kita.

Saya kutipkan doa bebas hutang dari nabi Muhhamad SAW:

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.” (HR Abu Dawud 4/353)

Bacalah doa tersebut pagi dan sore.

3. Cari Tambahan Pendapatan

Langkah mencari tambahan pendapatan dan pelunasan hutang dapat dilakukan bersamaan. Pendapatan kita bisa meningkat karena: (a) gaji kita naik, (b) bikin bisnis dan menghasilkan laba, dan (c) pindah kerja dengan gaji yang lebih besar.

Apakah kita harus bikin usaha agar kita punya uang untuk sedekah yang besar?. Saya punya teman, masih muda, karena bisnisnya dia bisa memberikan wakaf dan sedekah yang bernilai lebih dari Rp 500 juta. Sangat susah bagi karyawan untuk memberikan sedekah sebanyak itu dalam usia muda kalau hanya bekerja sebagai karyawan.

Saya pernah coba coba bikin usaha, namun gagal. Meskipun demikian, kita tidak harus jadi pengusaha agar bisa memberi sedekah dalam jumlah cukup besar. Semuanya terserah kepada Yang Maha Pemberi Rezeki. Banyak karyawan di swasta atau organisasi internasional yang bergaji puluhan juta rupiah. Dengan gaji sebesar itu, bila mau dan bersedia menabung,  mereka bisa memberikan sedekah hingga Rp 100 juta rupiah.

4. Hindari Hukum Parkinson

Hukum Parkinson adalah bila penghasilan naik, maka pengeluaran kita juga naik. Hukum tersebut berlaku hampir bagi semua orang. Kadang malah, naiknya pengeluaran lebih cepat atau lebih besar dibandingkan dengan naiknya pendapatan. Hal ini yang menyebabkan mengapa orang dengan penghasilan besar bisa terjebak dalam hutang.

Agar kita bisa bersedekah dalam jumlah besar, kita memang perlu mempertahankan pola hidup sederhana. Alternatif lain adalah dengan menetapkan anggaran sedekah, misalnya 10-20% dari pendapatan kita akan kita sumbangkan untuk kegiatan amal. Bila pendapatan kita meningkat, maka dengan sendirinya dana yang tersedia untuk sedekah juga akan meningkat.
5.   Cita Cita Luhur

Salah satu faktor yang menyebabkan orang bersedia menyumbang dalam jumlah besar adalah karena mereka mempunyai cita cita luhur. Bill Gates dan Warren Buffet dan lebih dari 40 milyarder Amerika telah bersumpah akan menyumbangkan minimal 50% kekayaan mereka untuk membiayai kegiatan amal. Bila kita bisa mengalahkan egoisme, mementingkan diri sendiri, kita akan berani dan bersedia menyumbangkan sebagian kekayaan kita.

Para sahabat nabi Muhammad  SAW juga terkenal karena kedermawanannya. Abdurrahman Bin Auf menyumbangkan kekayaannya untuk membiayai dakwah dan jihad.

Diriwayatkan dari Anas r.a. bahwa ketika Aisyah di rumahnya tiba-tiba terdengar suara getaran dan hiruk pikuk di luar rumah. Aisyah bertanya, “Suara apakah itu?’ Dijawab oleh seseorang, “Itu suara kafilah Abdurrahman bin Auf yang baru tiba dari Syam membawa barang dagangannya kira-kira tujuh ratus unta, yang menimbulkan suara demikian.” Aisyah berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah bersabda, ‘Saya telah melihat Abdurrahman bin Auf masuk ke dalam surga dengan merangkak.”’ Keterangan ini sampai kepada Abdurrahman bin Auf, lalu ia berkata, “Jika dapat, aku akan usahakan untuk masuk sambil berdiri.” Semua unta dengan muatannya lalu diinfakkan di jalan Allah.


Semoga bermanfaat

No comments:

Post a Comment