Thursday, July 28, 2011

Tukang becak juga bisa menyekolahkan 3 anaknya jadi sarjana

Saya dengar dari adik saya, ada seorang lurah (PNS) yang kesulitan dalam membiayai anak anaknya kuliah di perguruan tinggi negeri. Begitu juga, keluhan serupa saya dengar dari orang lain. Intinya, mereka merasakan beratnya biaya pendidikan di Indonesia saat ini.

Kebetulan saya menemukan sebuah kisah pengakuan anak seorang tukang becak yang bisa berhasil menjadi sarjana. Kisah tersebut saya kutip dari wisata hat online

Karena Sedekah, penarik Becak Menghantarkan Ketiga Putrinya Menuju Kesuksesan

User ID Pengirim : satyarina
No.urut Testimoni : 469

Cerita ini semoga menjadi pelajaran berharga bagi pembaca.Saya adalah seorang anak dari seorang penarik becak.Selain membiayai saya,saya masih punya 2 adik yang jg masih sekolah.Saat almarhumah ibu saya masih hidup,kami tidak pernah mengalami kesulitan keuangan.Semua yang kami inginkan dapat dengan mudah terpenuhi.Apalagi masalah biaya sekolah.Kami bertiga saat itu sekolah SMP & SMA.Tapi sepeninggal beliau,kami menjadi begitu sulit dalam keuangan.Kami butuh biaya untuk sekolah,makan,dan kebutuhan lainya.Bagaimana tidak susah,ayah kami hanya seorang penarik becak yang harus membiayai kami bertiga yang saat itu masih sekolah semua.Kamipun hidup serba kekurangan,walaupun cuma makan sehari sekali,kami tetap bersyukur karena masih bisa makan.Ayah kami juga tidak melupakan sedekah walaupun hidup kami serba kekurangan,walaupun biaya sekolah kami nunggak sampai entah berapa juta.Keluarga kami bersedekah dengan cara setiap hari dikeluarga kami memberi makan pada orang lain,saat lebaran kami berikan santunan pada janda-janda tua dan orang-orang tidak mampu disekitar kami.Lambat laun tapi pasti,ayah kami dapat membiayai sekolah kami bertiga.Saya sebagai anak 1 telah berhasil memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dan sekarang bekerja di salah satu lembaga pendidikan swasta.Adik saya sekarang juga sedang menempuh skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dan sudah bekerja sebagai pengajar di SMK Keperawatan.Sedangkan adik saya yang terakhir juga sudah lulus Ahli Madya Keperawatan dan sekarang berencana melanjutkan sekolah ke S1.Kami percaya bahwa itu semua adalah sebagian kecil dari keajaiban sedekah dan setitik nikmat Allah yang diberikan kepada kami,maka jangan berfikir bahwa "SEDEKAH MEMBUAT MISKIN,tapi ketahuilah bahwa SEDEKAH DAPAT MEMPERKAYA HARTA DAN MEMPERKAYA HATI

Thursday, July 21, 2011

Memupuk amal di usia senja

Semua orang pasti mati, tidak terkecuali kita. Mati berarti melepaskan semua ikatan dengan dunia. Termasuk keluarga, harta, dan jabatan yang kita cintai.

Kita tidak tahu kapan kita akan mati. Namun bila kita dikarunia umur panjang, maka kita punya kesempatan untuk latihan atau mempersiapkan kematian kita tersebut. Meskipun kita tahu semua orang akan meninggal, namun banyak orang yang tidak mempersiapkannya.

Allah SWT telah bersabda:

“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-sekali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam huthamah (neraka).” (Al-Humazah: 1-4)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan, “Anak cucu Adam akan menjadi tua renta, namun ada dua hal yang masih tetap bersamanya, yaitu rakus dan panjang angan-angan.” (Riwayat Muslim)

Ada baiknya bila kita bisa belajar dari Ibnu Thaimiyah. Syaikhul Islam Ibnu Thaimiyyah, di masa tuanya tidak punya rumah, kekayaan, pangkat, dan kedudukan. Tempat tinggalnya cuma sebuah kamar kecil yang menempel di Masjid Jami’ Bani Umayyah. Sehari hanya makan sepotong roti, pakaiannya hanya dua lembar, dan terkadang tidurnya di masjid. Tapi dia ceritakan tentang dirinya, “Surgaku ada di dalam dadaku, kematianku adalah syahid, penjara bagiku adalah tempat merenung, dan pengusiran diriku adalah sebuah perjalanan wisata.”

Warren Buffet, Bill  Gate dan banyak dermawan lainnya  telah bersumpah akan menyedekahkan 99% hartanya sebelum mati.
Bagiamana dengan saya dan anda?

Diane Feeney, sejak muda sudah dilatih menjadi dermawan

Diane Feeney
Diane Feeney baru berusia 21 tahun ketika orang tuanya mendirikan sebuah yayasan keluarga sehingga dia dan saudara saudaranya bisa belajar menjadi dermawan. Ayahnya, Chuck Feeney adalah salah seorang pendiri Duty Free Shopers. Chuck Feeney telah menyumbangkan sebagian kekayaannya ke yayasan keluarga yang mereka beri nama the the FACT (French American Charitable Trust) uang sebesar $ 40 juta (sekitar 350 milyar nilai sekarang). Sebuah jumlah yang tidak sedikit.

Chuck Feeney ingin agar semua dana yang dia sumbangkan ke the FACT dapat dimanfaatkan ketika dia masih hidup. Oleh karena itu, dalam setahunnya, masing masing anaknya diberi kewenangan untuk menyalurkan sumbangan hingga $ 25,000 yang kemudian ditingkatkan menjadi $ 200,000. Keluarga Feeney agar semua dana yayasan FACT bisa dihabiskan dalam waktu 18 tahun.

Agar sumbangan yang Diane Feeney berikan bisa benar benar memberi manfaat secara maksimal, dia banyak membaca, belajar dan berdiskusi dengan banyak orang. Diane pernah ikut aktif di Green Peace dan sangat tergerak untuk membantu organisasi sosial kemasyarakatan. Diane Feeney banyak membantu organisasi masyarakat seperti Los Angeles Alliance for New Economy (LAANE) yang melakukan kegiatan advokasi, riset, analisa ekonomi dan pengorganisasian masyarakat untuk mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran.

Di Indonesia yayasan keluarga yang menyumbangkan dana untuk kegiatan sosial masih sangat jarang. Banyak keluarga kaya yang masih sibuk dengan dirinya sendiri dan pamer kekayaan. Meskipun demikian, kalau potensi sedekah masyarakat Indonesia bisa lebih dikembangkan dan dikelola dengan baik, dampaknya bagi masyarakat akan bisa bermakna.

Wednesday, July 20, 2011

Bila kita punya anak cacat fisik

Paige Edwards
Belum lama ini saya ketemu seseorang yang mempunyai prestasi luar biasa, meskipun orang tersebut mempunyai cacat fisik. Anak muda tersebut mempunyai satu tangan (kanan) dengan jari jari yang tidak utuh. Meskipun demikian, dia mampu mengatasi kekurangan fisiknya tersebut. Dia bisa kuliah dan bergaul secara sehat. Bahkan bisa berprestasi hebat, yaitu mencapai 7 puncak gunung (seven summits) tertinggi di dunia.

Apa yang dilakukan banyak orang ketika punya anak cacat? Ada dua ekstrem, yaitu menyembunyikan anak tersebut atau mengasuhnya dengan baik sehingga bisa tumbuh menjadi anak dengan kepribadian normal.


Janine Edwards punya anak perempuan dengan salah satu tangannya tanpa jari tangan yang sempurna. Mereka mengasuh dan mendidik anaknya dengan baik. Mereka mengajarkan kepada anaknya bahwa berbeda dengan yang lain tidaklah mengapa. Mereka bahkan juga aktif mendukung upaya yang dilakukan oleh organisasi Helping hands, yang mempunyai misi menolong keluarga yang kekurangan.

Kini anak gadisnya bisa tumbuh berkembang secara sehat, meskipun ada kelainan fisik ditanggannya. Anaknya bisa bergaul dengan baik, bisa memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk berkembang.

Monday, July 18, 2011

Give Back Organization

Stephen Paletta adalah seorang pengusaha dari kota Port Chester, Amerika. Pada tahun 2008 dia mendapat penghargaan dari Oprah Winfrey dalam reality show Oprah Big Give. Sebagai pemenang, Stephen Paletta mendapat hadiah 1 juta dollar (nilai sekarang sekitar Rp 8,3 milyar)  dimana 50% harus dsumbangkan kembali sebagai sedekah kepada organisasi atau orang yang membutuhkan.

Kit Chan
Setelah menang penghargaan tersebut, Stephen Paletta kemudian mendirikan Give Back Organization. Give Back Organization adalah sebuah situs di web dimana seseorang bisa mendirikan yayasan, membuka rekening dan menyalurkan dananya untuk kegiatan amal sesuai keinginananya. Yayasan tersebut bisa menerima sumbangan dari siapa saja, baik sumbangan dari perusahaan maupun sumbangan individu.

Di situs Give Back.Org juga ada sekitar 450an toko online dimana bila kita membeli dari mereka, sebagiannya akan dikembalikan dan dimasukkan kedalam rekening yayasan kita. Diharapkan, dengan adanya Give Back Organization, siapa saja bisa menjadi dermawan.

Salah satu anggota Give Back Organization adalah Kit Chan seorang imigran dari Hong Kong yang kini tinggal di Amerika. Sebagai imigran, Kit Chan merasakan betapa susahnya harus tinggal di daerah miskin (banyak kriminal dan penyalah gunaan obat bius), tidak fasih berbahasa Inggris, kerja kasar dengan gaji rendah, dll. Kit Chan pindah ke Amerika ketika usianya masih 13 tahun. Kini setelah hidup keluarganya mulai mapan, maka dia bersama-sama temannya membuat yayasan kecil-kecilan dan membantu para imigran dari China yang pindah ke Amerika.


Friday, July 15, 2011

Obatilah sakitmu dengan sedekah

Sekitar 2 tahun yang lalu, di ruang kantornya, adik ipar saya tiba tiba muntah muntah dan tidak sadar. Dia kelihatan seperti tertidur dan mendengkur. Ternyata adik ipar saya tersebut terkena stroke. Salah satu pembuluh darah diotaknya pecah dan darah mengalir ke rongga diotak. Rongga otak tersebut ditengah otak sehingga tidak bisa diobati dengan operasi. Perdarahan tersebut menyebabkan tekanan didalam kepalanya meningkat dan mukanya (terutama sekitar bola mata) menjadi bengkak.

Untungnya, teman sekantornya cepat sadar bahwa adik ipar saya tersebut bukan tidur biasa. Mereka segera membawanya ke rumah sakit. Keadaannya benar benar kritis. Satu satunya pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan obat untuk menghentikan perdarahan diotak dan mengharapkan agar darah yang ada di rongga otak bisa terserap secara alamiah. Bila jendalan darahnya tidak bisa terserap, maka fungsi otaknya akan terganggu. Bahkan mungkin akan koma dan meninggal.

Selain membawa ke rumah sakit, adik saya segera meminta ibu saya untuk mengadakan yasinan dan memberikan sedekah yang cukup besar sesuai dengan kemampuannya. Yasinan dilaksanakan setiap habis maghrib selama beberapa hari.

Alhamdulillah, adik ipar saya bisa sembuh tanpa meninggalkan cacat. Padahal, hampir semua orang terkena stroke akan mengalami cacat.

Saya kira keajaiban tersebut juga banyak dialami oleh orang orang yang memohon kesembuhan dengan bersedekah. Hal tersebut sejalan dengan hadis Nabi Muhammad SAW:

"Jagalah hartamu dengan zakat, obatilah sakitmu dengan sedekah, dan hadapilah segala cobaan dan bahaya dengan doa dan kerendahan hati".

Thursday, July 14, 2011

Pilar Gonzales, sedekah 10-25% penghasilan

Ketika Pilar Gonzales  berpenghasilan antara $50,000-$100,000 per tahunnya, dia menyedekahkan 25-50% penghasilannya. Bahkan ketika dia sedang tidak sehat sehingga penghasilannya hanya sekitar $16,000 per tahunnya, Pilar Gonzales masih tetap menyedekahkan antar 25-50% penghasilannya. Kini, secara rutin Pilar Gonzales menyedekahkan antara 10-25% penghasilannya untuk membiayai kegiatan amal.

Pilar Gonzales menyalurkan sedekahnya ke berbagai yayasan sosial. Namun, dia juga memberikan sebagian sedekahnya secara langsung.

Ketika melihat para penganggur yang mencari kerja di daerah Bay Area, Amerika, Pilar Gonzales sangat terketuk hatinya. Sejak saat itu, setiap hari dia menyediakan sandwich, sarung tangan, topi, dan kopi untuk sekitar 30-100 para pekerja kasar setiap harinya. Kadang kadang dia juga memasukkan uang $5 kedalam sarung tangan yang dia bagikan.


Sunday, July 10, 2011

Laporan Kegiatan Juni 2011

Alhamdulillah, Klinik Umiyah masih bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada kaum dhuafa. 

Selama bulan Juni 2011, Klinik Umiyah memberikan pelayanan rawat jalan umum kepada sebanyak 587 pengunjung, 33 pasien KB, pelayanan periksa hamil 12 orang, 54 hari rawat inap (15 pasien).

Dari sisi keuangan, alhamdulillah para dermawan juga semakin mempercayai Klinik Umiyah. Selama bulan Juni 2011, semua biaya operasional Klinik Umiyah bisa ditutup dari pemasukan infaq dan sedekah para dermawan. Infaq bulan Juni 2011 mencapai Rp 7 juta rupiah dan sedekah para dermawan mencapai sekitar Rp 18 juta rupiah.

Pengeluaran operasional selama bulan Juni 2011 mencapai Rp 16 juta rupiah.

Semoga amal baik dari para dermawan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT sesuai dengan firman-Nya dalam Surat Al Baqarah 261. Amin