Saturday, April 30, 2011

Sengaja hidup sederhana agar bisa bersedekah

"Saya belum kaya. Kalau saya kaya, saya juga akan bersedekah". Begitu salah satu alasan utama kenapa orang tidak mau atau jarang bersedekah. Kebanyakan orang berpikir bahwa hanya orang kaya yang mau bersedekah. Kalau tidak kaya, setidaknya hidupnya sudah berkecukupan, baru mereka mau bersedekah.

Bai Fang Li
Oleh karena itu, kalau ada orang yang mau hidup sederhana agar bisa bersedekah, sepertinya sesuatu yang tidak masuk akal. Ternyata, jenis "orang orang langka" tersebut ada di dunia ini. Setidaknya ada 3 orang yang bisa saya ceritakan sebagai contoh.

Contoh orang luar biasa yang baru saja saya dapatkan informasinya adalah  Bai Fang Li. Saking hebatnya Bai Fang Li sampai sampai penulis terkenal Paulo Coelho mengaguminya dan menuliskan riwayat hidup Bai Fang Li diblognya.

Bai Fang Li adalah seorang tukang becak tua dikota Tianjin, China yang menyedekahkan hasil kerjanya untuk membantu biaya sekolah 300 anak kurang mampu. Hebatnya lagi, dia mulai menyedekahkan hasil keringatnya ketika dia sudah berumur 74 tahun. 18 tahun terakhir sebagai tukang becak dia sedekahkan hasilnya untuk pendidikan anak kurang mampu.

Agar semakin banyak uang yang dia sedekahkan, dia sewa kamar sederhana, makan sangat sederhana, dan menambal bajunya yang robek. Semua itu dia lakukan dengan ikhlas, tanpa pamrih. Pada tahun 2005, Pemerintah Kota Tianjin memberikan penghargaan kepada Bai Fang Li sebagai seorang warga negara teladan.

Contoh kedua, yang tidak kalah hebatnya adalah ibu Sumirah yang pengalaman hidupnya pernah dimuat di Kompas. Bagi Sumirah menjadi tukang pijat belumlah cukup. Sumirah nyambi jadi tukang sol sepatu, penjahit, dan pekerja pabrik. Sebagian hasil keringatnya itu ia gunakan untuk membangun madrasah, masjid, mushala, dan mengurus anak yatim di Panti Asuhan Amanah sekaligus rumahnya di Jalan Pandugo Gg II Nomor 30 B, Rungkut, Senin (15/9).

Secara materi, Sumirah memang belum bisa dibandingkan dengan pengusaha sukses. Namun, kekayaan hati Sumirah mungkin hanya dimiliki segelintir orang pada abad ini. Perempuan kelahiran 3 April 1965 ini tak cukup mengelola panti asuhan. Ia mendirikan madrasah, masjid, dan mushala di kampungnya, Pacitan. Mungkin juga sulit dipercaya, Sumirah menghidupi anak-anak yatim dengan menjadi tukang pijat panggilan.

Secara materi Sumirah kecil tercukupi, tetapi didikan ayahnya tidak membuatnya manja. Bahkan, sejak kelas II SD ia sudah menjadi tukang pijat alternatif, warisan keahlian turun temurun. Duitnya “ditabung” di mushala di Desa Kembang, Kecamatan Pacitan. “Saat itu saya masih ingat nasihat ayah, ‘Kalau kamu punya rezeki, 50 persen untuk kamu dan 50 persen lagi untuk mushala. Pasti rezeki itu akan barokah’,” ujarnya.

Kerja keras itu impas dengan hasilnya. Sehari, tidak kurang ia mengantongi Rp 2 juta. Namun, limpahan uang itu tidak membuatnya mabuk. Uang itu dialirkan untuk membangun madrasah, mushala-mushala, dan masjid di desanya. Sumirah enggan menyebut nama mushala itu. “Nanti saya ndak diridai kalau pamer,” katanya.

Suatu ketika, Sumirah pulang kampung. Jalan di desanya tidak bisa dilewati karena rusak berat. Prihatin, ia dan suaminya memperkeras seluruh jalan itu dengan paving blok. Walhasil, rencana naik haji seketika batal karena simpanan Rp 60 juta habis untuk ongkos paving.

Contoh ketiga adalah Toby Ord, 31 tahun, mahasiswa S3 jurusan filsafat di Universitas Oxford, Inggris. Setiap bulannya, sebagai mahasiswa, dia hanya hidup (diluar sewa rumah, tabungan dan pajak) dengan uang sekitar 336 poundsterling, namun menyedekahkan 833 poundsterling untuk kegiatan amal.

Toby Ord mendirikan organisasi Giving What We Can dan mengajak orang untuk menyumbangkan 10% penghasilannya untuk kegiatan amal sepanjang hidupnya. Tahun kemarin Toby Ord menyumbangkan sepertiga gajinya dan 15,000 poundsterling tabungannya untuk amal. Agar bisa bersedekah, dia mengisi apartment dengan peralatan sederhana, mengurangi makan direstaurant dan tidak melakukan kegiatan sosial yang menyedot banyak dana.

Sekarang ini, sudah ada sekitar 126 anggota Giving What We Can. Diperkirakan mereka akan bisa menyumbang sekitar 35 juta dollar sepanjang hidup para anggotanya.

Penjual nasi dan 3 perempuan tua

Di Amerika, hampir disetiap kota mempunyai "dapur umum" yang menyediakan makan bagi para tuna wisma. Dapur umum yang memberikan makan gratis sederhana tersebut biasanya dikelola oleh sebuah organisasi sosial.  Dibanyak kota, organisasi sosial juga menyediakan rumah singgah (ruang untuk tidur dimalam hari) bagi para tuna wisma tersebut. Dapur umum dan rumah singgah bisa berjalan karena adanya dukungan dari para dermawan di kota kota tersebut.


Di Purworejo, kota kelahiran saya, juga ada tuna wisma. Namun tidak ada "dapur umum" atau rumah singgah. Bagaimana para gelandangan tersebut bisa hidup?
Seorang penjual nasi di pasar Baledono, Purworejo setiap hari memberi makan 3 perempuan tua yang hidup menggelandang. Ibu penjual nasi tersebut sudah sejak beberapa lama berjualan nasi dengan lauk pauk sederhana. Setiap sore hingga malam hari, dia memanfaatkan emperan toko sebagai tempat mangkalnya. Suaminya merantau ke Malaysia, bekerja di sebuah penebangan hutan. Kemurahan hatinya, mendorongnya untuk memberikan sebungkus nasi kepada 3 perempuan tua yang setiap malamnya tidur diemperan toko didekat warung nasinya.

3 perempuan tua tersebut hidup sebatang kara, tidak punya tempat tinggal dan usianya sudah diatas 50 tahun. Hidup penuh kesusahan membuat wajahnya kelihatan lebih tua dari umur sebenarnya. Mereka tidur diemperon toko di kompleks pasar. Hidupnya mengandalkan belas kasihan para pedagang di pasar Baledono.

Saya tidak tahu, model mana yang lebih baik untuk menolong para tuna wisma tersebut. Model dapur umum yang terorganisir seperti di Amerika, atau model kedermawanan ibu penjual nasi. Yang pasti, akan sangat baik bila kita bisa bersama bergabung dengan  ibu penjual nasi tersebut dalam menolong para tuna wisma.

Smartphone atau desktop komputer?

Internet memang luar biasa. Banyak sekali ilmu yang bisa didapatkan di internet. Sebenarnya, saat ini, kalau hanya ingin ilmu secara gratis, hampir semua bisa didapatkan di internet. Mulai dari resep masakan hingga cara mengobati penyakit jiwa bipolar yang menyerang aktris Catherina Zeta Jones, semuanya ada di internet. Bila kita masih lemah berbahasa Inggris, juga tersedia pelajaran bahasa Inggris gratis di internet. Pelajaran agama juga banyak tersedia di internet.

Sayangnya, banyak orang Indonesia yang memilih membeli HP mahal dari pada membeli komputer. Padahal dengan membeli komputer dan berlangganan internet, kita bisa menelpon dan kirim pesan secara gratis (khusus dari komputer ke komputer) dimana saja di dunia.

Saat ini, komputer murah bisa kita beli dengan harga 2-3 juta rupiah. Banyak HP mahal mencapai harga sebesar itu juga. Berlangganan internet juga tidak terlalu mahal. Bila kita tidak banyak men-down load file, kita bisa berlangganan internet dengan tarif dibawah Rp 200 ribu per bulan.

Manfaat internet di rumah jauh melebihi manfaat HP pintar. Utamanya bila kita ingin mengembangkan ilmu dan meningkatkan diri kita.

Bai Fang Li, tukang becak yang dermawan

Bai Fang Li adalah manusia luar bisa. Meskipun dia "hanya" seorang tukang becak, namun sifat kedermawanannya luar biasa.

Cerita tentang Bai Fang Li saya kuti dari http://www.gbiografi.com/2010/10/kisah-bai-fang-li.html

Bai Fang Li, tukang becak yang dermawan, yang menjadi Penyumbang Ratusan Juta untuk Yatim Piatu, tak perlu menggembar-gemborkan sudah berapa banyak kita menyumbang orang karena mungkin belum sepadan dengan apa yang sudah dilakukan oleh Bai Fang Li ini. Kebanyakan dari kita menyumbang kalau sudah kelebihan uang. Jika hidup pas-pasan keinginan menyumbang bahkan nyaris tak ada.


Kisah Bai Fang Li Tukang Becak Dermawan dari Google Biografi

Bai Fang Li berbeda. Ia menjalani hidup sebagai tukang becak. Hidupnya sederhana karena memang hanya tukang becak. Namun semangatnya tinggi. Pergi pagi pulang malam mengayuh becak mencari penumpang yang bersedia menggunakan jasanya. Ia tinggal di gubuk sederhana di Tianjin, China.

Ia hampir tak pernah beli makanan karena makanan ia dapatkan dengan cara memulung. Begitupun pakaiannya. Apakah hasil membecaknya tak cukup untuk membeli makanan dan pakaian? Pendapatannya cukup memadai dan sebenarnya bisa membuatnya hidup lebih layak. Namun ia lebih memilih menggunakan uang hasil jerih payahnya untuk menyumbang yayasan yatim piatu yang mengasuh 300-an anak tak mampu.

Bai Fang Li mulai tersentuh untuk menyumbang yayasan itu ketika usianya menginjak 74 tahun. Saat itu ia tak sengaja melihat seorang anak usia 6 tahunan yang sedang menawarkan jasa untuk membantu ibu-ibu mengangkat belanjaannya di pasar. Usai mengangkat barang belanjaan, ia mendapat upah dari para ibu yang tertolong jasanya.

Namun yang membuat Bai Fang Li heran, si anak memungut makanan di tempat sampah untuk makannya. Padahal ia bisa membeli makanan layak untuk mengisi perutnya. Ketika ia tanya, ternyata si anak tak mau mengganggu uang hasil jerih payahnya itu untuk membeli makan. Ia gunakan uang itu untuk makan kedua adiknya yang berusia 3 dan 4 tahun di gubuk di mana mereka tinggal. Mereka hidup bertiga sebagai pemulung dan orangtuanya entah di mana.

Bai Fang Li yang berkesempatan mengantar anak itu ke tempat tinggalnya tersentuh. Setelah itu ia membawa ketiga anak itu ke yayasan yatim piatu di mana di sana ada ratusan anak yang diasuh. Sejak itu Bai Fang Li mengikuti cara si anak, tak menggunakan uang hasil mengayuh becaknya untuk kehidupan sehari-hari melainkan disumbangkan untuk yayasan yatim piatu tersebut.

Bai Fang Li memulai menyumbang yayasan itu pada tahun 1986. Ia tak pernah menuntut apa-apa dari yayasan tersebut. Ia tak tahu pula siapa saja anak yang mendapatkan manfaat dari uang sumbangannya. Pada tahun 2001 usianya mencapai 91 tahun. Ia datang ke yayasan itu dengan ringkih. Ia bilang pada pengurus yayasan kalau ia sudah tak sanggup lagi mengayuh becak karena kesehatannya memburuk. Saat itu ia membawa sumbangan terakhir sebanyak 500 yuan atau setara dengan Rp 675.000.

Dengan uang sumbangan terakhir itu, total ia sudah menyumbang 350.000 yuan atau setara dengan Rp 472,5 juta. Anaknya, Bai Jin Feng, baru tahu kalau selama ini ayahnya menyumbang ke yayasan tersebut. Tahun 2005, Bai Fang Li meninggal setelah terserang sakit kanker paru-paru.

Melihat semangatnya untuk menyumbang, Bai Fang Li memang orang yang luar biasa. Ia hidup tanpa pamrih dengan menolong anak-anak yang tak beruntung. Meski hidup dari mengayuh becak (jika diukur jarak mengayuh becaknya sama dengan 18 kali keliling bumi), ia punya kepedulian yang tinggi yang tak terperikan.
 
Terus terang, saya bukan apa-apanya dibanding Bai Fang Li

Wednesday, April 27, 2011

Mencintai Orang Orang Lemah

Oleh Aidh Abdullah al-Qarni

Saya kutip sebuah artikel dari situs Era Muslim http://www.eramuslim.com/nasihat-ulama/mencintai-orang-orang-lemah.htm

Ibnul Qayyim dalam Raudahatul Muhibbin menceritakan tentang Abu Bakar ra bahwa ketika shahabat Abu Bakar diangkat menjadi khalifah, disebutkan setiap hari sesudah menunaikan shalat shubuhnya, dia selalu keluar. Kepergiannya ini diperhatikan oleh Umar Ibn Khattab.

Ternyata Abu Bakar pergi ke sebuah kemah yang ada di salah satu pekampungan kaum muslimin, dan Umar mengikutinya. Setelah Abu Bakar keluar dari kemah itu, kemudian Umar masuk ke dalam kemah itu, tanpa sepengetahuan Abu Bakar. Ternyata di dalamnya Umar mendapatkan seorang wanita yang tua renta, dan tidak memiliki keluarga lagi. Umar pun bertanya, "Wahai hamba perempuan Allah, siapakah engkau?". Wanita tua renta itu menjawab, "Aku seorang nenek yang tunanetra, lemah, lagi tak berdaya, serta tanpa keluarga", jawabnya. "Lalu apa keperluan orang yang selalu datang kepadamu ini?". Ia menjawab, "Aku tidak mengenalnya", ucapnya. Umar bertanya, "Mengapa dia datang kemari?". Wanita renta menjawabnya, "Dialah yang membuat makanan bagi kami, membersihkan rumah, dan memerah susu kambing buat kami", tambah wanita renta itu. Mendengaqr jawaban wanita itu, Umar menangis sejadi-jadinya, dan mengeluarkan kata-kata, "Wahai Abu Bakar, kalau demikian, engkau akan membaut mereka yang diangkat menjadi khalifah sesudahmu benar-benar kepayahan (untuk mengikuti langkahmu).

Demi Allah, hal ini benar-benar menggambarkan ketaqwaan yag sesungguhnya, yang tidak pernah akan lagi yang dapat menyamainya. Termasuk ketaqwaan dan memotivasi diri untuk mengamalkannya adaslah membaca perjalanan hidup kaum salaf yang ditinggikan kedudukannya oleh Allah Ta'ala. "Hai Jarir mereka itulah bapak moyangku,maka sebutkanlah kepadaku orang-orang yang semisal mereka, bila kita berada dalam pertemuan yang besar!".

Rasulullah shallahu alaihi wa sallam, pernah bertanya, "Apakah ada seseorang diantara kalian yang puasa hari ini? Abu Bakar menjawab, "Saya!". Rasul bertanya, "Adakah seseorang diantara kalian lyang mengeluarkan shadaqah pada hari ini?".Abu Bakar menjawab, "Saya!". Rasul shallahu alaihi wa sallam, bertanya, "Adakah seseorang diantara kalian yang menjenguk orang sakit?". Abu Bakar kembali menjawab,"Saya!". Maka Rasulullah shallahu alaihi wa sallam, bersabda, "Tidak lah sekali-kali semua pekerti ini terhimpun dalam diri seseorang dalam hari yang sama, melainkan dia pasti masuk surga". (HR.Muslim).

Ketaqwaan yang dilakukan Abu Bakar ra ini merupakan bentuk manifestasi dari interpretasi terhadap makna taqwa, bukan sekadar teori yang membuat mulut kita berbuih, dan menakutkan kita. Sekarang kita hanya bisa mengadu kepada Allah tentang realita yang oleh keadaan. Di mana kehidupan yang ada dipenuhi dengan berbagai bentuk kezaliman terhadap umat Islam.

Seorang tabi'in kepada Sufyan at-Tsauri, mengatakan, "Wahai Abu Sa'id, para shahabat telah pergi dengan mengendari kuda pilihan, sedang kita pergi dengan mengendarai keledai".

Sufyan Tsauri menjawab, "Demi Allah, kita benar-benar dapat bergabung dengan mereka selama kita menempuh jalan yang sama dengan mereka, meskipun kendaraan kita yang kita tunggangi adalah keledai, tetapi dengan syarat hendaknya kita tetap pada jalur, arah, dan jalan yang sama seperti yang ditempuh oleh mereka.

"Ketika Nabi shallahu alaihi wa sallam, sedang berbicara kepada para shahabatnya, tiba-tiba berdirilah seorang lelaki Arab pedalaman yang langsung bertanya, "Bilakah Kiamat terjadi?". Rasulullah balik bertanya, "Bekal apakah yang telah engkau persiapkan untuknya?". Lalu, lelaki itu menjawab, "Aku mempersiapkan untuknya dengan banyak shalat, banyak puasa, banyak shadaqah, tetapi aku mencintai Allah dan Rasul-Nya." Nabi shallahu alaihi wa sallam, bersabda, "Engkau akan dihimpunkan bersama dengan yang engkau cintai". (HR. Bukhari-Muslim).

Imam Syafi'i telah mengatakan dalam bait-bait syair, " Aku mencintai orang-orang yang shalih,meskipun diriku bukan dari kelangan mereka, mudah-mudahan aku mendapatkan syafa'at , karena mereka. Dan aku benci terhadap orang-orang yang perniagaannya hanyalah kedurhakaan, meskipun kita mempunyai barang dagangan yang sama".

Banyak kalangan orang yang berupaya melupakan kesalahan-kesalahannya, tetapi justru yang mereka rasakan adalah kepedihan, kecemasan, kekecewaan, keputusasaan, dan semakin jauh dari Yang Maha Esa, karena sesungguhnya orang yang makin mendekatkan dirinya kepada Allah, niscaya Allah mendekatkan dan memberi hadiah. Sebalikknya, barang siapa menjauh dari-Nya, Allah akan membuatnya sempit. Wallahu'alam.

Menanam dulu baru memanen

Menanam dulu baru memanen. Sepertinya sangat sederhana dan masuk akal. Tidak hanya petani yang tahu prinsip tersebut. 

Diluar pertanian, prinsip tersebut juga berlaku. Kalau kita ingin mendapat kebaikan (gaji, pekerjaan, kesehatan, kebahagiaan, surga, dll) berarti kita harus melakukan kebaikan terlebih dahulu. Semakin lama jarak antara waktu menanam dengan memanen, biasanya hasilnya juga semakin besar. Misalnya, bila kita bersekolah (ini juga kebaikan), maka hasilnya baru kita terima setelah kita kerja dengan memakai ilmu tersebut. Hasilnya lebih besar dibandingkan bila kita bekerja dengan memakai ilmu lulusan sekolah dasar.

Tapi, tidak semua orang mau menerapkan prinsip tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. Penyebabnya antara lain karena meskipun sudah susah payah menanam, belum tentu bisa panen karena terserang hama, kebanjiran atau kekeringan. Selain itu, balasan kebaikan yang kita tanam sering tidak diberikan oleh orang yang kita beri kebaikan. Balasan kebaikan yang kita tanam sering diberikan lewat orang lain yang tidak kita duga duga.

Bagaimana aplikasi prinsip tersebut dalam kehidupan sehari-hari? Ada beberapa contoh:

Bila anda saat ini masih menganggur, lakukan pekerjaan seadanya dan sebisanya. Pekerjaan yang anda lakukan bisa didalam rumah untuk keluarga sendiri atau kerja diluar rumah untuk orang lain. Yang penting jangan diam saja. Jangan menganggur menunggu datangnya pekerjaan yang sesuai dengan keinginan kita. Saudara saya yang sarjana pertamanan akhirnya bisnis katering. Teman adik saya jadi sarjana namun berbisnis pakaian wanita. Mereka sukses secara finansial.

Bila anda jadi karyawan dan gaji belum mencukupi. Bekerja saja sebaik dengan sebaik-baiknya dan sekeras-kerasnya. Anggap kebaikan yang anda lakukan tersebut sebagai tabungan. Insya Allah, cepat atau lambat anda akan naik pangkat dan naik gaji, atau mendapat pekerjaan ditempat lain yang bersedia memberi gaji lebih. Dilain pihak, tidak akan ada boss yang bicara begini:" Kamu kok malas sekali sih kerjanya. Mulai besok kamu saya naikkan gaji dan jabatanmu". Pasti hal tersebut tidak akan terjadi.

Semoga bermanfaat

Mencegah bunuh diri

Adik saya punya banyak teman dari kalangan menengah kebawah. Keluhan yang sering muncul dari mereka adalah semakin sulitnya mencari uang. hampir setiap hari ada orang yang mencarinya untuk mendapatkan bantuan keuangan. Mulai dari kesulitan membiayai anak sekolah hingga masalah biaya berobat. Kelihatannya, untuk masyarakat kalangan bawah, akhir kahir ini keadaan ekonomi tidak menjadi lebih baik.

Adik saya juga bercerita tentang meningkatnya angka bunuh diri. Belum lama ini, dia cerita, kalau ada 3 orang bunuh diri. Seorang dengan minum racun dan 2 orang dengan menggantung diri. Teman sekelas ketika masih di SMA juga ada yang bunuh diri.

Keinginan bunuh diri tidak datang kepada setiap orang. Beberapa kategori orang yang mempunyai kemungkinan melakukan bunuh diri adalah:
  • orang yang mempunyai penyakit fisik atau mental yang serius
  • pecandu alkohol atau obat bius
  • mengalami kehilangan yang sangat berart: ditinggal mati orang yang dicintainya, cerai atau PHK.
  • sedang mengalami perubahan, seperti ketika sedang remaja atau mendekati tua.
  • orang yang pernah mencoba melakukan upaya bunuh diri.
Orang melakukan bunuh diri karena menurut pandangannya permasalahan yang dia hadapi sudah tidak tertanggungkan lagi. Disini, yang penting bukan permasalahan secara obyektif, tapi persepsi yang bersngkutan terhadap masalah yang dihadapinya.

Sebenarnya mereka tidak benar benar ingin mati. Mereka ingin sekali minta tolong, tapi menurut persepsi mereka, tidak ada yang mau menolong sehingga mereka menjadi putus asa.

Menolong orang yang sudah minum racun atau menggantung diri, hampir selalu gagal. Meskipun demikian, bila kita waspada, sebenarnya gejala orang yang akan bunuh diri bisa kita kenali.

Beberapa tanda orang yang akan melakukan bunuh diri:
  • berulang kali menyatakan ingin mati saja, putus asa, dan merasa tidak ada harapan lagi
  • perilaku yang tidak biasa, misalnya orang yang biasanya berhati-hati menjadi sembrono
  • tanda tanda menderita depresi, misalnya: sulit tidur, menyendiri, kehilangan gairah dan nafsu makan, tidak lagi tertarik dengan kegiatan yang biasa dia lakukan
  • tiba tiba berubah menjadi sangat gembira
  • menghadiahkan sesuatu yang berharga kepada keluarga atau teman
  • mempersiakan atau membuat wasiat kematian, menyampaikan wasiat kepada seseorang yang dekat.
  • membuat pernyataan terkait dengan kematian, atau menyatakan keinginannya untuk bunuh diri. Setiap pernyataan dari seseorang tentang keinginan untuk bunuh diri harus selalu ditanggapi dengan serius.
Apa yang perlu dilakukan?

Bila ada seseorang yang anda kenal mempunyai beberapa tanda yang mengarah kearah bunuh diri, maka langkah pertama yang bisa dilakukan adalah mengajaknya bicara. Pembicaraan tentang bunuh diri tidak akan menyebabkan seseorang yang awalnya tidak punya keinginan terus kemudian berkeinginan untuk bunuh diri. Mengajak bicara orang yang mempunyai keinginan bunuh diri akan bisa mengurangi beban mental orang yang bersangkutan.

Mengajak bicara yang bersangkutan adalah langkah penting pertama. Langkah selanjutnya adalah menanyakan apa yang diperlukan untuk membantunya mengatasi masalah yang dihadapinya. Usahakan dengan sungguh sungguh untuk mencari bantuan dan dukungan sumber dana (dari saudara, tetangga, teman, dll) untuk membantu mengatasi masalah yang bersangkutan. bantuan dapat berupa dana, nasehat, dan berbagai bentuk pertolongan lainnya sesuai dengan masalah yang dihadapinya.

Usahakan agar anda bertemu dan berkomunikasi orang yang mempunyai keinginan untuk bunuh diri tersebut. Beri yang bersangkutan nomer telepon atau kotak kalau yang bersangkutan ingin ketemu anda. Bila anda berjanji untuk ketemu, usahakan dengan sungguh sungguh untuk menepati janji.

Semoga bermanfaat.



Tuesday, April 26, 2011

Agar kita bisa bersedekah


Matrika Devkota

Kebanyakan orang tahu bahaya merokok, namun masih saja banyak orang yang kecanduan rokok.  Begitu juga dengan sedekah. Kebanyakan orang juga sudah tahu manfaat dan pernah mendengar anjuran untuk sedekah, namun sebagian besar orang masih bersedekah dalam jumlah yang relatif kecil. 

Bagaimana caranya agar kita juga tergerak untuk mulai atau lebih banyak memberikan sedekah ?

Ada beberapa langkah praktis yang bisa kita lakukan, misalnya:

Amati dermawan atau ahli sedekah yang mempunyai latar belakang ekonomi yang setingkat dengan kita. Kita bisa belajar dari mereka tentang cara mereka mengelola uang sehingga tersedia dana untuk sedekah. Bila perlu, kita bisa belajar kepada ahli sedekah yang lebih miskin dari kita. Kita bisa juga belajar kepada ahli sedekah yang secara keuangan lebih mampu dari kita, utamanya bila ahli sedekah tersebut sudah memulai pemberian sedekah rutinnya sejak lama. Mungkin saja, ahli sedekah tersebut mulai memberi sedekah secara rutin sejak kemampuan keuangannya setingkat dengan keuangan kita sekarang. Siapa tahu cara mereka bisa anda terapkan atau tiru.

Dana untuk sedekah bisa disisihkan dengan menyisihkan sebagian gaji (misalnya mulai dengan 2,5% gaji) untuk sedekah. Sebaiknya, pemotongan dana gaji untuk sedekah dilakukan diawal bulan (segera setelah kita terima gaji). Istri saya langsung memotong dana untuk sedekah setiap kali terima uang dari saya (uang gaji, sisa perjalanan dinas, honor mengajar, dll). Dana tersebut dikumpulkannya dalam sebuah amplop/ dompet khusus untuk sedekah. Semua keperluan sedekah (untuk: pengemis, saudara yang membutuhkan, dll) kita ambilkan dari amplop/ dompet tersebut.

Dana sedekah bisa juga dikumpulkan dari setiap uang ribuan (uang receh) yang kita punya. Setiap kita ketemu uang ribuan, kita singkirkan dan kita masukkan kedalam amplop/dompet khusus sedekah. Kita siapkan sebagian dana sedekah tersebut di dompet kita sehingga kita bisa memberikan sedekah setiap kita ketemu seseorang yang memerlukan bantuan.

Saya pernah baca artikel orang yang hidup hemat dan menyumbangkan semua (sebagian) sisa gaji di akhir bulan.  Cara ini bagus untuk orang yang bisa hidup hemat, namun kurang cocok untuk orang yang agak boros hidupnya. Bagi para pemboros, sering tidak ada lagi uang tersisa di akhir bulan.

Dana sedekah juga bisa dikumpulkan dengan menjual barang barang yang masih bagus, namun sudah tidak atau kurang diperlukan. Banyak ibu ibu yang mempunyai sepatu lebih dari 10 buah, sepertinya, sebagian bisa disedekahkan karena sudah jarang dipakai. Kita bisa jual koran atau majalah, sepatu, perabotan rumah tangga hingga baju bekas dan hasilnya kita sedekahkan.

Sedekah juga bisa kita berikan dalam bentuk makanan. Misalnya, kita sedekahkan sebagian nasi dan lauk pauk yang kita masak untuk kita kirimkan kepada keluarga yang tidak mampu yang tinggal disekitar kita. Bisa juga kita sedekahkan sebagian hasil kebun atau kolam ikan yang kita punya.

Sedekah juga bisa dalam bentuk waktu dan tenaga. Kita bisa menyedekahkan sebagian keahlian kita (sebagai dokter, guru, tukang ojek, dll) kepada keluarga miskin yang membutuhkan. Kita juga bisa mengunjungi bangsal rumah sakit dan menengok pasien kurang mampu yang dirawat. Hal yang hampir sama bisa kita lakukan di panti jompo, panti asuhan, dll.

Di Nepal saya punya kenalan bernama Matrika Devkota. Dia pernah dirawat karena gangguan jiwa. Sekarang dia mendirikan sebuah organisasi sosial bernama Koshish yang bertujuan melakukan advokasi dan bimbingan bagi penderita gangguan jiwa. Dia mencurahkan waktu dan tenaganya sebagai sedekah kepada para penderita gangguan jiwa.

Banyak jalan menuju Roma. Banyak cara untuk bersedekah.


Monday, April 25, 2011

Allen Andersson, semakin kaya setelah sedekah dalam jumlah banyak.

Allen Andersson adalah seorang software engineer yang mengembangkan usahanya di kota Boston, Amerika. Sejak mulai berbisnis di tahun 1980an, usahanya naik turun, namun banyak turunnya. Allen Andresson mendadak menjadi kaya karena Cisco Systems membeli usahanya di tahun 1998. Mendapati dirinya menjadi Rp 80 milyard lebih kaya dari sebelumnya membuat dirinya bingung. Dia tidak terlatih menjadi orang kaya. Ketika istrinya mengusulkan agar mempergunakan sebagian kekayaannya untuk menolong orang miskin, dia menyetujuinya.

Allen Andersson bersama istrinya Susan Riecken kemudian mendirikan sebuah yayasan bernama Riecken Foundation. Fokus kegiatan yayasan adalah bersama masyarakat membangun perpustakaan, termasuk komputer yang terkoneksi ke internet.

Selain untuk kegiatan sosial, sebagian dana juga mereka tanamkan dalam sebuah perusahaan obat, Amyllin Pharmaceutical yang mengembangkan obat baru untuk penyakit gula darah (diabetes). Ternyata, investasi tersebut menghasilkan keuntungan yang besar. Dengan semakin membesarnya sumber dana yang mereka punyai, kegiatan sosial yang mereka sponsori juga semakin berkembang.

Sedekah untuk kegiatan amal telah membuat Allen Andersson semakin kaya.

Julia Wise, tahun lalu hidup dengan $ 22,000, menyumbang $ 45,000

Julia Wise
Bagi Julia Wise, pertanyaannya bukan seberapa banyak yang harus dia sumbangkan'  tetapi  'seberapa banyak yang harus dia pakai, dan sisanya dia sumbangkan'.

Tahun lalu pada umur 24 tahun, Julia Wise menghabiskan $ 22,000 untuk biaya hidupnya dan menyumbangkan $ 45,000. Benar benar luar biasa. Agar bisa menyumbang, Julia Wise dan suaminya hidup sederhana. Mereka hidup disebuah apartemen kecil (studio) dan mengisi perabotan rumahnya dengan barang barang bekas.

Di Indonesia ada Bu Sumirah yang riwayat hidupnya saya kutip dari http://namakugusti.wordpress.com/2010/07/27/berguru-dari-bu-sumirah-tukang-pijat/

SURABAYA – Menjadi tukang pijat belumlah cukup. Sumirah nyambi jadi tukang sol sepatu, penjahit, dan pekerja pabrik. Sebagian hasil keringatnya itu ia gunakan untuk membangun madrasah, masjid, mushala, dan mengurus anak yatim. Ternyata, beramal tidak harus menunggu kaya.

Penolakan halus langsung diucapkan Sumirah, pimpinan Panti Asuhan Yatim Piatu Amanah, Rungkut, Surabaya, saat akan diwawancarai Surya untuk tulisan ini. “Saya ini apalah mbak, kok pakai diwawancarai. Masih banyak yang lebih bagus, lebih pintar, dan lebih hebat,” elaknya saat ditemui di Panti Asuhan Amanah sekaligus rumahnya di Jalan Pandugo Gg II Nomor 30 B, Rungkut, Senin (15/9).

Secara materi, Sumirah memang belum bisa dibandingkan dengan pengusaha sukses. Namun, kekayaan hati Sumirah mungkin hanya dimiliki segelintir orang pada abad ini.

Perempuan kelahiran 3 April 1965 ini tak cukup mengelola panti asuhan. Ia mendirikan madrasah, masjid, dan mushala di kampungnya, Pacitan. Mungkin juga sulit dipercaya, Sumirah menghidupi anak-anak yatim dengan menjadi tukang pijat panggilan.

Rasa empati Sumirah sudah terpupuk sejak kecil. Ia terbiasa bergaul dengan anak-anak yatim asuhan almarhum Atmorejo, ayahnya. “Saat itu ada 100 anak yatim dan anak-anak lain yang berlatih ilmu kanuragan (kebatinan) di rumah. Mereka semua tinggal di rumah,” kata ibu lima anak ini.

Secara materi Sumirah kecil tercukupi, tetapi didikan ayahnya tidak membuatnya manja. Bahkan, sejak kelas II SD ia sudah menjadi tukang pijat alternatif, warisan keahlian turun temurun. Duitnya “ditabung” di mushala di Desa Kembang, Kecamatan Pacitan.

“Saat itu saya masih ingat nasihat ayah, ‘Kalau kamu punya rezeki, 50 persen untuk kamu dan 50 persen lagi untuk mushala. Pasti rezeki itu akan barokah’,” ujarnya.

Pesan almarhum ayahnya terus diingat Sumirah. Setiap rupiah yang dihasilkan selalu disisihkan untuk mushala. Begitu pula ketika orderan memijat merambah hingga Madiun, bahkan Semarang.

Saat SMP Sumirah dan kakaknya hijrah ke Jakarta. Di kota megapolitan ini Sumirah tidak tertarik mencicipi pekerjaan lain. Kebetulan, kemampuan memijatnya tersohor hingga ke Jawa Barat. Pada 1986 Sumirah dan suami mencari peruntungan di Surabaya. Di kota ini selain tetap memijat, ia bekerja di pabrik PT Horison Sintex (sekarang Lotus). Ia hanya masuk pabrik hari Selasa, Rabu, dan Kamis.

Namun, dua profesi itu belum cukup. Merasa waktunya masih senggang, Sumirah mencari pekerjaan sampingan. Ia menjadi tukang sol sepatu, menjahit baju, dan tukang keriting rambut. “Karena pekerjaan banyak, rata-rata saya hanya tidur dua jam sehari. Mijat saja sehari hingga 20 kali,” katanya sambil tersenyum.

Kerja keras itu impas dengan hasilnya. Sehari, tidak kurang ia mengantongi Rp 2 juta. Namun, limpahan uang itu tidak membuatnya mabuk. Uang itu dialirkan untuk membangun madrasah, mushala-mushala, dan masjid di desanya. Sumirah enggan menyebut nama mushala itu. “Nanti saya ndak diridai kalau pamer,” katanya.

Suatu ketika, Sumirah pulang kampung. Jalan di desanya tidak bisa dilewati karena rusak berat. Prihatin, ia dan suaminya memperkeras seluruh jalan itu dengan paving blok. Walhasil, rencana naik haji seketika batal karena simpanan Rp 60 juta habis untuk ongkos paving.

“Saya tidak pernah menyimpan uang di bank. Bukan apa-apa, tapi karena tanda tangan saya tidak pernah sama. Itu tentu tidak boleh kan?” katanya.

Hidup Sumirah teruji saat dia melihat banyak anak telantar di sekitar kampungnya. Dia nekat menampung 54 anak yatim itu di rumahnya yang berukuran 2,5 meter x 13 meter. “Sebagian dari mereka saya koskan di depan rumah. Saya sewa tiga kamar,” katanya.

Masalah datang ketika anak asuhnya ndableg dengan menghabiskan air dan sabun milik ibu kos. Sekitar pukul 21.00 anak-anak itu diusir. “Mereka saya tampung di rumah saya. Jadi, mereka tidur sambil duduk,” kata Sumirah.

Esoknya, Sumirah mencari kontrakan untuk mereka. Tawaran kontrakan Rp 4 juta ditolak karena Sumirah tak punya duit. Di tengah kesulitan ia berdoa. Mendadak ada semacam dorongan untuk menghubungi Pak Triyono, dermawan dari Barata Jaya, Surabaya. Sumirah kaget, Pak Triyono memberinya zakat maal (zakat kekayaan) sejumlah Rp 4 juta. “Agar tidak mengganggu penduduk kampung, pagi-pagi sekali kami pindahan,” katanya.

Panti Asuhan Amanah kini menampung 60 anak yatim, dibangun Sumirah pada 1996. Mereka kanak-kanak hingga remaja. Belum lama ini Sumirah mengasuh balita yang ditinggal mati bapaknya. Amelia, balita itu, sekarang berumur sembilan bulan. “Oh ya, Saya sudah menikahkan 13 anak di sini, 16 Oktober nanti saya mantu lagi,” ujarnya dengan mata berbinar.

Untuk mencukupi hidup anak asuhnya, Sumirah tidak mengandalkan bantuan donatur yang sebagian adalah pelanggan pijatnya. Selepas subuh, anak yatim itu berdagang kelapa kupas, sayuran, dan bumbu. Sumirah dan suami juga membuka toko kelontong.

Mengakhiri kisahnya, Sumirah sempat bilang, “Pergunakanlah mata hati. Banyak orang pintar yang belum tentu mengerti.”

Berapa penghasilan anda dan berapa yang sudah anda sedekahkan?

Sunday, April 24, 2011

Sedekah Lebih Banyak

"Pantas saja orang tersebut memberikan sedekah dalam jumlah banyak, dia kan orang kaya" kata teman saya. "kalau aku kaya, aku juga bisa", tambahnya lagi. Begitu komentar yang sering saya dengar ketika saya menyinggung atau cerita tentang sedekah.

Banyak orang lupa, sebenarnya kita jauh lebih beruntung dibandingkan dengan sebagian besar penduduk Indonesia. 80% penduduk Indonesia hanya berpendapatan sekitar Rp 6 juta per orang per tahun. 80% penduduk kabupaten Purworejo hanya berpenghasilan sekitar Rp 5 juta per orang per tahun.

Kita juga sering lupa bahwa orang tidak bisa tiba tiba bersedekah dalam jumlah besar. Banyak dermawan yang sudah terbiasa bersedekah sejak muda. John D Rockefeller sudah bersedekah sebesar 10% penghasilannya sejak dia bekerja sebagai clerk. Dengan semakin besar penghasilannya, semakin besar pula jumlah dana yang dia sumbangkan.

Sedekah adalah sebuah kebaikan. Tidak ada balasan dari sebuah kebaikan kecuali kebaikan juga. Bila kita menanam mangga, maka mangga juga yang akan kita panen. Bahkan, dengan hanya menanam satu biji mangga, kita bisa memetik banyak buah mangga nantinya. Begitu juga dengan sedekah. Sedekah akan mendatangkan kebaikan, bahkan dalam jumlah berlipat ganda. Tuhan Yang Maha Kaya yang akan mengatur balasan dari sedekah kita.

Berikut ini saya kutipkan sebuah pengalaman sedekah "kisah sedekah rumah tinggal" yang saya kutip dari http://pantiasuhan.net/kisah-sedekah-rumah-tinggal/

Kisah ini terjadi dan dialami oleh seseorang yang bernama Mahmud, awalnya dia membeli rumah RSS (Ruma Sangat Sederhana) denagn tanah seluas 92 meter persegi. Setelah penyerahan kunci dari pengembangnya dia ingin segera menempatinya. Akan tetapi kamar tidur hanya satu ruang. Sedangkan anak-anaknya sudah besar dan lebih dari dua. Karena kondisi demikian, dia harus bersabar. Dia mengumpulkan dana untuk membangun tanah yang tersisa sekedar untuk tambahan ruangan kamar. Dengan gaji yang pas-pasan dan juga harus membayar cicilan rumah di bank, keinginan itu hanya sebatas rencana.

Setiap kali Mahmud menengok rumah RSSnya, hatinya menjadi risau. Dia melihat rumah tetangga kiri dan kanannya sudah mulai ditempati dan sudah terlihat anak-anak kecil ramai bermain dijalanan perumahan. Pada saat-saat risau hatinya itu, tiba-tiba ada seorang yang datang menyapa.”Kapan mau ditempati Pak?”"Entahlah. Menunggu setelah saya menambah ruangan di tanah yang masih tersisa. Kebetulan anak saya banyak, Pak” Jawab Mahmud. Orang itu yang tidak lain adalah seorang guru, berkata lagi.”Jika memang masih lama Bapak Menempatinya sebaiknya dimanfaatkan saja pak.”"Dimanfaatkan untuk apa?” Tanya Mahmud.”Dikontrakkan saja. Saya juga mau kok untuk menyewannya.”"Bukankah Bapak sudah punya rumah, lagi pula untuk apa Pak?”Orang tersebut kemudian menceritakan keinginannya menyewa rumah Mahmud. Tujuannya untuk menampung anak-anak di sekitar perumahan untuk di ajari mengaji. Mendengar uraian tersebut, dengan senang hati Mahmud menyetujui. Bahkan untuk keperluan itu tidak perlu disewa. “Dipakai saja Pak Guru. Tidak perlu disewa. Tapi jika nanti saya punya dana untuk merenovasi dan saya tempati, tentunya anak-anak harus dcarikan tempat lain.”

Akhirnya rumah Mahmud itu dipakai untuk kegiatan mengaji. Bahkan untuk shalat berjamaah warga disekitar tempat itu. Suatu ketika Mahmud menyambangi rumahnya kembali. Ia bertemu dengan beberapa orang, para guru ngaji. Dia berkata.”Doakan saya dapat membeli rumah Pak. Insya Alloh rumah ini nantinya akan saya sedekahkan untuk keperluan mengaji dan musholla.” Ujar Mahmud.

Rupanya ucapan itu dikabulkan oleh Alloh SWT. Dalam waktu tiga bulan, Mahmud mampu membeli rumah di tempat lain yang ukurannya dua kali rumah RSS dan lebih mewah. Dia kemudian mendatangi para guru dan seketika itu juga dia mewakafkan rumah RSSnya. Orang-orang disekitar rumahnya kemudia membentuk takmir musholla. Dari tahun ke tahun kapling di kanan dan kiri musholla berhasil dibeli pengurus Musholla dan sekarang musholla tersebut sudah menjadi masjid yang berdiri megah. Takmir di masjid sepakat untuk memberi nama mesjid itu dengan nama Baitul Mahmud. Kondisi perekonomian Mahmud semakin maju, Dia semakin kaya, Akan-anaknya sukses menjalani karir di tempat kerjanya, Anak pertama menjadi pejabat penting di Amerika Serikat.



Sekelumit kisah sedekah yang dilakukan Mahmud, orang sederhana yang mempunyai hati bersih dan berani mengambil keputusan yang tepat yaitu mengikhlaskan rumahnya sebagai tempat beramal dan jarang sekali orang yang sedang susah berani mengamil keputusan seperti itu. Subhanalloh

Saya tahu ada seseorang punya pengalaman yang hampir sama. Dia sedekahkan rumahnya (rumah BTN tipe 70)untuk panti asuhan. Kini dia punya rumah yang nilainya sekitar 10 kali lipat nilai rumah yang dia sedekahkan.

Nah tunggu apalagi? Mari kita sedekah dalam jumlah yang banyak

Saturday, April 23, 2011

Seberapa kayakah anda?

Menurut data Biro Pusat Statistik, rata rata Produk Domestik Bruto Indonesia tahun 2010 mencapai Rp 27 juta per orang per tahun. Naik 13% dari Rp 23 juta per orang per tahun pada tahun sebelumnya.

Angka yang mengagumkan. Namun jangan lupa, sesuai hukum Pareto, 20% penduduk Indonesia mengantongi 80% kekayaan. Jadi, berapakah pendapatan sebagian besar rakyat Indonesia?

Menurut perhitungan Muhaimin Iqbal dari gerai Dinar dalam artikelnya Pareto Kemakmuran: Agar tidak ada yang (menuduh) berbohong, ternyata rata rata sebagian besar (80%) masyarakat Indonesia hanya berpenghasilan Rp 6,75 juta per orang per tahun atau sekitar Rp 560 ribu per bulannya.

Angka tersebut lebih mendekati kenyataan. Sebagai informasi, rata rata penghasilan penduduk Depok adalah sekitar Rp 8,2 juta per orang per tahun. Penghasilan penduduk Purworejo hanya sekitar Rp 5 juta per orang per tahun.

Gaji adik saya sebagai PNS di Purworejo sekitar Rp 1,5 juta lebih per bulannya. Artinya, penghasilan adik saya (dengan istri, tanpa anak) sudah diatas penghasilan 80% penduduk Purworejo. Bahkan penghasilan adik saya tersebut sudah diatas penghasilan 80% penduduk Indonesia. Dengan kata lain, penghasilan adik saya tersebut setidaknya sudah lebih tinggi dari penghasilan 160 juta orang Indonesia.

Bila anda saat ini bekerja di perusahaan Swasta atau memegang suatu jabatan di pemerintahan sehingga memberikan gaji diatas Rp 5 juta per bulan. Berarti, anda sudah termasuk dalam kelompok 15 % orang terkaya di Indonesia.

Bila anda termasuk dalam kelompok 15% orang terkaya di Indonesia, sudahkah anda membayar zakat mal dan bersedekah?

menyedekahkan 10% beasiswa dan 50% gaji

Nick Beckstead dan Mark Lee adalah mahasiswa S3 di Rutgers University. Meskipun mahasiswa dengan beasiswa pas-pasan, mereka sudah menyumbangkan 10% beasiswanya untuk kegiatan amal. Mereka juga sudah berjanji akan menyumbangkan 50% penghasilan sepanjang hidupnya nantinya bila telah selesai kuliah untuk membantu mereka yang kekurangan.

Saat ini sebagai mahasiswa S3 mereka mendapat uang saku sebesar $30,000 per tahun. Dengan jumlah uang yang menurut ukuran Amerika tidak banyak tersebut, mereka bisa menyisihkan 10% untuk amal. Mereka hidup sederhana. Nick menghabiskan waktu, diluar kuliah, dengan melakukan hiking, membaca dan diskusi filsafat. Mark mempunyai hobi menonton film, main video games dan menerapkan prinsip hidupnya dalam kehidupan sehari-hari. Hobi yang tidak menghabiskan banyak uang. Mereka percaya bahwa bila telah bekerja nantinya, mereka akan dapat menyumbangkan 50% penghasilannya untuk membantu memerangi kemiskinan. 

Nick Beckstead dan Mark Lee bergabung dalam sebuah organisasi Giving What We Can. Sebuah organisasi yang didirikan oleh Profesor Toby Ord dari Oxxord University. Melalui organisasi tersebut sudah 80 orang dari 9 negara berjanji akan menyumbangkan 10% penghasilannya untuk sedekah.

Bagaimana dengan anda? apakah anda sudah bayar zakat mal (bukan zakat fitrah)?

Beranikah anda menyedekahkan separuh kekayaan?

Sebagian besar orang menyedekahkan uangnya senilai sekali sarapan pagi sebulannya. Mengapa hanya berhenti sampai disitu? Mengapa tidak berani melangkah lebih jauh?

Dua tahun yang lalu keluarga Salwen dari Atlanta, Amerika pindah rumah dengan menjual rumahnya yang besar dan membeli rumah yang lebih kecil. Selisihnya, sebesar US$ 800,000 (sekitar Rp 70 M) mereka sumbangkan ke the Hunger Project untuk membantu petani di negara Ghana mengatasi kemiskinanannya.

Apa yang memotivasi tindakan yang berani tersebut? Anak perempuan mereka Hannah Salwen, yang waktu itu berumur 14 tahun, mengajak orang tuanya untuk mau melakukan sesuatu yang berarti untuk ikut merubah dunia. Akhirnya, mereka mengecilkan rumah mereka dan menyedekahkan selisih harga rumah tersebut. Mereka juga mengurangi semua konsumsi yang tidak perlu agar bisa membantu keluarga lain yang kekurangan.

Abigail Disney  juga menyumbangkan sebagian kekayaannya untuk kegiatan amal. Dia dan suaminya mendirikan yayasan keluarga bernama Daphne Foundation.

Ada yang yang menarik dari Abigail Disney ini. Dia sudah sejak sepuluh tahun lalu selalu menyedekahkan sisa penghasilannya yang tidak terpakai setiap bulannya. Totalnya, Abigail Disney telah menyumbangkan sekitar sepertiga kekayaan keluarganya. Namun bukannya bertambah miskin. Keluarganya menjadi semakin kaya saja.

Mari kita naikkan nilai sedekah kita, perlahan lahan hinnga setidaknya 10% penghasilan.

Friday, April 22, 2011

Apakah John D Rockefeller mulai bersedekah setelah menjadi kaya?

John Davison Rockefeller adalah seorang pebisnis yang sukses dan sekaligus dermawan. Kalau seorang kaya menjadi dermawan, itu sudah biasa.

Yang saya kepingin tahu adalah sejak kapan dia menjadi dermawan? Berapa besar sumbangan yang dia sedekahkan untuk kegiatan amal?

Rockefeller Uinversity
Ternyata John D Rockefeller yang lahir di tahun 1839, sudah mulai bersedekah ketika dia masih muda dan belum kaya. Hidupnya masih pas-pasan karena saat itu dia masih bekerja sebagai juru tulis (clerk).

Meskipun masih miskin, John D Rockefeller mau menyedekahkan 10% penghasilannya. Dengan meningkatnya penghasilannya, jumlah sumbangannya juga menjadi semakin besar. Awalnya, semua sedekahnya dia sumbangkan ke gereja. Salah satu hasil sumbangannya adalah untuk mendirikan University of Chicago, juga membiayai pembangunan Rockefeller Institute of Medical Research (yang kini menjadi Rockefeller University).

John D Rockefeller hidup sederhana. Hidupnya hanya berada diseputar kerja dan keluarga.

Apakah sedekah anda sudah mencapai 10% penghasilan? Mari kita ikuti langkah Rockefeller, insya Allah, kita juga akan sampai ketempat yang sama. Amin.


Berminat merawat anak yatim?

Anda berminat merawat anak yatim? Saya punya saudara jauh. Suaminya baru saja meninggal karena kecelakaan. Anaknya ada 2 orang masih kecil kecil. Ibunya mencoba mencari tambahan dengan berjualan. Tidak gampang berjualan kalau harus sekalian mengurusi 2 anak yang masih kecil. Selain itu, ibunya ingin agar anak anaknya bisa sekolah sampai universitas. Yang kecil kemungkinannya kalau mengandalkan uang dari ibunya.

Saya kutip sebuah artikel menarik Mendadak Kaya Setelah Mengadopsi Anak Yatim .

Siapa tahu anda menjadi termotivasi.
Dulu dia cuma seorang buruh pabrik dengan hasil yang pas-pasan. Suatu ketika datang seorang kerabat yang mengatakan ada seorang bayi yatim piatu yang butuh pertolongan. Walaupun dia juga punya seorang anak yang masih kecil dan untuk membelikan susu anaknya dia terkadang hutang, dia dan istrinya ikhlas mengadopsi bayi yatim piatu ini hanya karena Allah.

Dia tidak takut bayi itu akan mati kelaparan karena kemiskinan dia. Dia sangat yakin Allah tidak akan tinggal diam dengan keadaannya dan bayi yang dia adopsi. Akhirnya keyakinan yang besar akan pertolongan Allah itu terjawab. Allah memberi jalan rejeki dan menjadikan seorang buruh pabrik itu sebagai pengusaha sukses dengan kekayaan melimpah saat ini.

Saat saya berkunjung ke rumahnya pertama kali karena mengantar teman untuk keperluan bisnis, saya tidak percaya kalau dia dulu adalah seorang buruh pabrik. Rumahnya megah dan pabriknya juga sudah berskala nasional. Sewaktu saya tanya apa rahasia suksesnya, dia hanya menjawab tidak tahu. Mengapa dia menjawab tidak tahu? Karena semua rejeki itu datang benar-benar tanpa disangka-sangka.

Saat pertama kali membuka usaha pembuatan kue kering sebagai tambahan hidup karena anggota keluarganya bertambah (anak yatim piatu tadi), seakan keajaiban banyak terjadi pada bisnisnya. Tiba-tiba banyak datang pelanggan bahkan sampai dari luar pulau ke rumahnya dan memesan kue produksinya. Padahal dia tidak pernah beriklan.

Setelah itu banyak pihak bank dan perusahaan besar yang menawarkan pinjaman dan kerjasama bisnis dengannya. Semua datang dengan sendirinya tanpa beliau mencari-cari pinjaman atau peluang kerjasama itu. Hingga perusahaan yang semula hanya sebagai sambilan saja, kini berkembang sebagai perusahaan berskala nasional dengan omset yang besar.

“Mungkin karena saya ikhlas dan selalu berbagi mas”, itu jawaban terakhir yang terlontar dari pengusaha itu. Setiap hasil perusahaan yang dia peroleh, dia merasakan itu bukan hak dia. Makanya selalu disumbangkan untuk anak yatim, pembangunan masjid, pondok pesantren, dan para fakir miskin.

Dan satu hal yang tidak bisa dia lupakan adalah keajaiban setelah memberi pertolongan pada anak yatim piatu yang dia adopsi tersebut. Saat itulah beliau memberi wejangan pada kami tentang kekuatan doa anak yatim. Doa anak yatim (belum baligh) adalah doa yang langsung ditangkap oleh Allah. Doa anak yatim adalah doa tanpa penghalang dihadapan Allah. Allah akan langsung menjawab doa-doa anak yatim.

Saat pulang, saya mengucapkan terimakasih yang tulus pada beliau. Ilmu yang saya dapat hari itu sungguh berharga. Dan saat ini ilmu itu saya sharingkan untuk anda semua. Jangan lupakan untuk selalu berbagi dengan anak yatim, karena sebagian harta kita adalah hak mereka.

Wednesday, April 20, 2011

Belajar dari Muhammad Aditya

Muhammad Aditya (biasa dipanggil Adit) masih berumur 5 tahun, namun dia merawat ibunya, Sunarti,  yang lumpuh. Dia memasak, mencuci pakaian dan memandikan ibunya. Saat ini Sunarti sepenuhnya menggantungkan hidupnya kepada Adit, meski dengan segala keterbatasan yang ada. Rudi, suaminya saat ini hanya pulang seminggu hingga dua minggu sekali untuk mengantarkan uang hasil bekerja, selebihnya banting tulang di luar rumah.

Kita yang sudah dewasa dan hidup berkeluarga sering melupakan ibu yang telah melahirkan dan membesarkan kita. beban hidup sehari-hari menyebabkan kita sering lupa dengan orang tua.

Apakah kita masih ingat untuk sekedar menelpon ibu seminggu sekali? Mengirim uang untuk meringankan beban hidupnya?

Monday, April 18, 2011

Perlu Orang Sedesa

Hillary Rodham Clinton, saat ini menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, ketika masih menjadi ibu negara pernah meluncurkan sebuah buku berjudul "It Takes a Village: And Other Lessons Children Teach Us". Dalam buku tersebut dia menyampaikan visinya untuk anak anak Amerika. Hillary berpendapat, baik atau buruk, lingkungan diluar keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan anak anak. Sangat sulit bagi sebuah keluarga mendidik anaknya dengan baik bila lingkungan sekolah, teman sepermainan, dan lingkungan dimana mereka tinggal  tidak mendukung bagi pertumbuhan anak.

Dalam banyak kasus, keperdulian sesama dari banyak orang, istilahnya "orang sedesa", memang sangat diperlukan agar sebuah masalah bisa teratasi.

Contohnya, kasus yang menimpa Ahmad (bukan nama sebenarnya) yang menderita penyakit gangguan jiwa bipolar (seperti penyakit yang menyerang bintang film  Catherina Zeta Jones). Dia tinggal bersama ibunya yang sudah tua dan hidup menjanda. Mereka hidup dalam kemiskinan. Tidak punya uang untuk berobat. Meskipun sudah dibantu berobat, namun ibunya tidak mampu memaksa atau meyakinkan anaknya untuk mau minum obat secara teratur. Tetangganya kurang peduli. Saudara kandung Ahmad pergi merantau ke Jakarta, jarang sekali menengok orang tuanya, dan juga tidak pernah membantu secara keuangan.

Apa yang diperlukan Ahmad agar dia bisa sembuh dari penyakitnya? Pertama dukungan dari keluarga. Ini dia punyai, karena dia tinggal bersama ibunya yang sangat menyayanginya. Namun karena beban yang sangat berat, ibunya hampir putus asa. Secara ekonomi mereka sangat miskin, makan kenyang 3 kali sehari saja sangat sulit. Untuk itu, Ahmad dan ibunya perlu bantuan dana untuk makan sehari-hari dan biaya berobat, setidaknya sampai Ahmad sembuh dan bisa kembali bekerja. Mereka juga memerlukan tetangga yang mampu mengingatkan dan "memaksa" Ahmad mau minum obat. Ahmad juga memerlukan dukungan psikologis.

Diperlukan orang sedesa, yang peduli sesama, agar Ahmad bisa sembuh. 
Perkenankan saya mengutip hadi Nabi Muhammad berikut ini:
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi Saw, beliau bersabda: ”Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barangsiapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang Muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya” (HR Muslim).

Saturday, April 16, 2011

Menolong sesama agar kita ditolong Allah

Mungkin kita perlu mulai mengubah pola pikir kita. Salah satunya dalam hal cara kita mengatasi permasalahan kita.

Pada "zaman sulit" sekarang ini, banyak orang terbenam dengan permasalahannya sendiri. "Jangankan untuk menolong orang lain, mengatasi masalah sendiri saja sudah kerepotan": begitu kata banyak orang. Saat ini banyak orang tidak peduli kepada orang lain karena diri mereka sendiri sudah kesulitan menghadapi masalah diri dan keluarganya.

Coba kita rubah pola pikir kita. Kita simak hadis berikut

Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi Saw, beliau bersabda: ”Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barangsiapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang Muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya” (HR. Muslim).

Semua orang pasti punya masalah. Namun juga semua orang punya kelebihan. Nah kita pakai kelebihan tersebut untuk menolong orang lain, insya Allah nanti Tuhan akan menolong kita memecahkan masalah kita. Bila kita ada sedikit kelebihan uang, bisa kita sedekahkan. Bila kita punya sepeda motor dan ada tetangga yang sakit, kita bisa antar mereka ke klinik. Bila kita punya informasi (misalnya tentang adanya program jaminan persalinan gratis), kita bisa informasikan ke tetangga yang hamil. 

Bila kita mau, banyak sekali yang bisa kita lakukan untuk memudahkan masalah orang lain. Hal sulit bagi orang lain, mungkin mudah bagi kita. Dilain pihak, sesuatu yang sulit bagi kita, mungkin mudah bagi orang lain. Untuk itu, kita bantu orang lain mengatasi masalahnya dan kita nantikan uluran tangan Tuhan untuk membantu mengatasi masalah kita.
Saya sudah banyak mengamati dan merasakan bahwa "hukum Allah" tersebut berjalan.  Teman saya yang membayari tunggakan biaya sekolah anak anak di 7 sekolah dasar ketika terjadi krisis ekonomi di tahun 1998, kini gajinya diatas Rp 100 juta per bulan. 2 teman saya yang rajin membantu panti asuhan, tidak lama kemudian diangkat jadi eselon 2 di sebuah kementrian. Saya bantu biaya sekolah dan kuliah beberapa saudara yang membutuhkan, alhamdulillah kini anak anak saya bisa kuliah dan sekolah di luar negeri. Saya ikut ikutan mendirikan Klinik Umiyah, anak saya mengalami kecelakaan dan robek kelopak matanya bisa dijahit dengan baik (perlu 1 jam lebih dokter ahli bedah menjahitnya) tanpa perlu operasi plastik. Padahal, dokter ahli bedah tersebut sudah menyatakan bahwa kemungkinan besar anak saya perlu operasi plastik nantinya.
Mari kita mulai bantu orang lain, insya Allah nanti Tuhan akan membantu  mengatasi masalah kita.

Friday, April 15, 2011

Klinik Umiyah, semakin dicintai pasien miskin

Alhamdulillah. Beberapa hari yang lalu, datang pasien yang dirujuk oleh seorang bidan praktek swasta. Pasien tersebut menderita penyakit tipus sehingga harus dirawat. Ibu tersebut berasal dari keluarga miskin, namun karena berbagai hal, tidak mempunyai kartu jamkesmas.

Ada yang menarik disini. Pertama, Klinik Umiyah sudah semakin dikenal, baik oleh masyarakat maupun para tenaga kesehatan. Kedua, mereka juga tahu bahwa tidak akan ada orang ditolak di Klinik Umiyah hanya karena tidak mempunyai uang. Ketiga, pelayanan medis yang diberikan dinilai cukup baik. Keempat,  yang agak mengherankan,  mereka tidak memilih ke rumah sakit pemerintah.

Tidak ada orang yang ingin hidup miskin. Lebih dari itu, mereka sangat tidak ingin miskin dan jatuh sakit. Oleh karena itu, bila mereka dilayani dengan dengan seenaknya (cemberut, judes, dan direndahkan) sebenarnya hati mereka sangat terluka. Mereka sangat sensitif dengan perlakuan yang merendahkan diri mereka yang miskin.

Pelayanan yang manusiawi kepada pasien miskin di Klinik Dhuafa tidak akan dapat terlaksana tanpa dukungan para dermawan.

Semoga, kedepannya, Klinik Umiyah bisa semakin dicintai pasien dhuafa. 

Solusi hutang negara Barat: inflasi

Saat ini banyak negara negara Barat seperti Inggris dan Amerika terjebak hutang. Sebagian besar hutang luar negeri. Sebagai contoh, sekitar 44% hutang negara Amerika berasal dari pinjaman China dan Jepang.

Hutang mereka diperkirakan akan semakin menggelembung, bukannya berkurang. Diperkirakan, sebelum tahun 2014, hutang Amerika dan Inggris akan mencapai sebesar 100% GDP. Menurut pakar asset management Anna Armstrong, hutang kedua negara tersebut akan menyerupai kondisi hutang Yunani saat ini.

Ada tiga cara untuk mengatasi hutang. Pertama dengan mengenjot ekonominya sehingga bisa tumbuh pesat. Pertumbuhan ekonomi akan memungkinkan pemerintahnya mendapat banyak pendapatan dari pajak. Namun menurut para ahli, hal ini kecil kemungkinannya terjadi. Alternatif kedua adalah dengan default dan meminta pinjaman IMF. Hal ini juga kecil kemungkinannya.

Alternatif ketiga, dan yang paling mungkin adalah dengan membiarkan terjadinya inflasi. Dengan inflasi nilai dolar dan poundsterling akan menurun. Hal ini dengan sendirinya akan menyebabkan nilai hutang mereka berkurang nilainya karena nilai mata uang mereka turun. Karena saat ini dolar dan poundsterling banyak dipegang negara lain (China, Jepang, negara negara penghasil minyak), maka merekalah yang pertama dirugikan.

Nah bagi anda yang menyimpan uang dolar, sipa siap untuk turun nilainya.

Wednesday, April 13, 2011

Perilaku kedermawanan merupakan obat mujarab?

Menurut Profesor Stephen Post yang banyak meneliti  perilaku kedermawan mengatakan bahwa perilaku kedermawanan akan memberikan perlindungan kesehatan kepada sipelakunya. Bila seseorang menjadi dermawan ketika masih usia belasan tahun, manfaatnya akan bisa dirasakan hingga 50 tahun kemudian. Tidak perduli kapan saja anda menerapkan perilaku kedermawanan, dampak positifnya terhadap kesejahteraan akan selalu muncul, meskipun ketika anda mulai menjadi dermawan ketika usia sudah mulai menua.

Beberapa temuan penting tentang perilaku kedermawanan:

  • Perlaku kedermawanan ketika menjadi murid SMU ternyata cenderung menjadikan yang bersangkutan sehat jasmani dan rohani setelah 50 tahun berlalu. Paul Wink dari Wellesley College yang meneliti 200 orang dan mengikuti perkembangan hidup mereka sejak tahun 1920 menemukan bahwa sifat kedermawanan telah menjadikan mereka berusia panjang, sehat jasmani dan rohaninya.
  • Perilaku kedermawanan memperpanjang umur. Sebuah penelitian dari Doug Oman dari University of California at Berkely yang meneliti 2000 orang diatas umur 55 tahun selama 5 tahun yang menjadi relawan pada 2 atau lebih organisasi sosial ternyata kemungkinan meninggalnya 44% lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak pernah menjadi relawan. Penelitian dari Marc Musick dari University of Texas at Austin menemukan bahwa orang yang berusia 65 tahun keatas dan melakukan kerja sebagai relawan ternyata lebih kecil kemungkinananya untuk meninggal dalam kurun waktu 8 tahun kedepan dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan kegiatan sosial.
  • Perilaku kedermawanan ketika remaja mengurangi kemungkinan terkena depresi dan melakukan bunuh diri. Sebuah studi dari David Sloan Wilson dan Mihaly Csikszentmihalyi membuktikan hal tersebut.
  • Sedekah menghilangkan kecemasan. Neal Krause dari University of Michigan mengamati 976 orang dewasa yang rajin pergi ke gereja. Ternyata mereka yang suka beredekah atau membantu sesamanya tidak mengalami kecemasan meskipun situasi ekonominya sedang tidak baik.
  • Ketika sudah tua, perilaku kedermawanan dapat mempermudah seseorang memaafkan kesalahannya sendiri. Penelitian Neal Krause yang lain membuktikan bahwa perilaku kedermawanan atau membantu orang lain menjadikan seseorang lebih bersifat pemaaf, termasuk pemaaf terhadap kesalahan dirinya dimasa lalu.
  • Perilaku dermawan memperpanjang umur meskipun jenis pelayanan yang diberikan sama. Stephanie Brown dari University of Michigan dalam studinya terhadap 423 pasangan suami istri yang sudah tua selama 5 tahun menemukan bahwa perilaku kedermawanan menjadikan seseorang 2 kali lebih besar  kemungkinannya untuk berumur panjang.
Nah tunggu apalagi... mari mulai bersedekah.

Helper Therapy, mengobati diri sendiri dengan menolong orang lain

Ternyata menurut berbagai peneilitian, menolong orang lain mengatasi masalahnya membuat sang penolong menjadi lebih sehat, lebih bahagia dan hidup lebih lama.

Stephen G. Post, Ph.D.,Professor of Preventive Medicine at Stony Brook University, dan Director dari the Center for Medical Humanities, Compassionate Care, and Bioethics mengatakan bahwa banyak orang merasakan manfaat menolong orang lain terhadap kesehatan dirinya dari pengalaman hidup sehari-harinya maupun dari mengamati pengalaman hidup orang lain.

Konsep tersebut pertama kali disampaikan secara ilmiah oleh Frank Reissman dalam sebuah ertikel di social workers yang kemudian dikutip banyak orang.  Riessman mendefinisikan prinsip "terapi penolong" (helper therapy) berdasarkan pengamatannya terhadap berbagai kelompok self-help , di mana membantu orang lain dianggap benar-benar penting untuk membantu diri sendiri. Riessman mengamati bahwa tindakan membantu orang lain telah menyembuhkan penolong lebih dari orang yang dibantu. Pada awal 1970-an, prinsip "terapi penolong" tercatat dalam beberapa jurnal psikiatri utama dimana para peneliti profesional menemukan bahwa membantu orang lain itu bermanfaat bagi sipenolong (Rogeness & Badner1973).


Seorang ibu di daerah Tegal yang didiagnosa menderita penyakit berat dan diperkirakan oleh dokter bahwa hidupnya tidak akan lama malahan kemudian berumur panjang karena ibu tersebut kemudian memelihara banyak anak anak terlantar. Efek positif dari membantu orang lain telah membuat ibu tersebut mengalahkan penyakit yang dideritanya.
Saya kira, perkara penyakit di Indonesia tidak kekurangan. Beberapa hari yang lalu sepupu saya meinggal karena stroke dan baru saja saya mendapat kabar kalau sepupu saya yang lain juga pernah terkena stroke namun selamat dan sekarang sudah bisa kembali bekerja. Sahabat saya sejak SMA juga terkena penyakit gila darah. Kakak saya dan kakak teman saya meninggal karena penyakit gula.

Kenapa kita tidak memanfaatkan "helper therapy"? Insya Allah, bila kita tidak bisa sembuh atau berumur panjang, setidaknya kita sudah mendapatkan pahala karena menolong orang. Ingat sabda Nabi Muhammad " obatilah sakitmu dengan bersedekah". Membantu orang lain juga termasuk dalam sedekah.

Caranya bagaimana? Banyak hal bisa dilakukan. Misalnya: membuat brosur dan menyelenggarakan ceramah tentang penyakit gula, stroke, dll. Membantu pasien yang tidak punya dana sehingga mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Masih banyak lagi lain, asal kita mau, insya Allah akan ada jalan.

Monday, April 11, 2011

Kunci umur panjang

Ketika belum ditemukan terapi genetika dan lain lain, pernah dilakukan studi untuk mencari faktor faktor kunci yang menentukan umur panjang pada orang orang yang lahir sekitar tahun 1910. Kesehatan sekitar 1500 orang tersebut diikuti. Para peneliti mengumpulkan data tak kurang dari 10 juta informasi.

Menurut Howard S. Friedman dan Leslie Martin dalam bukunya Longevity Project ternyata, kebanyakan orang yang berumur panjang bukan karena mereka bisa sembuh dari penyakit penyakit berat seperti kanker, penyakit jantung, gula atau paru paru. Mereka bisa berumur panjang karena terhindar dari kesemua penyakit berat tersebut.

" Ciri ciri anak  yang mempunyai kemungkinan besar bisa berumur panjang adalah mereka yang punya kepribadian yang hati hati (conscientiousness), gigih, bijak, dan hidup teratur (well organized)" kata peneliti dari University California at Riverside dan La Siera University tersebut. Remaja yang mempunyai sifat  hati hati juga mempunyai kemungkinan besar bisa hidup lama.
Ada 3 alasan utama mengapa orang yang hati hati dan bijak bisa cenderung berumur panjang:

  1. Mereka cenderung mengikuti aturan, menjaga kesehatannya dan tidak mau melakukan kegiatan yang membahayakan dirinya sendiri, seperti merokok atau naik kendaraan tanpa memakai helm atau memasang sabuk pengaman.
  2. Orang yang hidup hati hati cenderung terhindar dari berbagai penyakit, bukan hanya karena mereka tidak merokok atau melakukan kebiasaan yang kurang sehat. Diperkirakan kebiasaan hidup hati hati menyebabkan ada sejenis kimia diotak yang membuat mereka terhindar penyakit dan hidup lebih lama.
  3. Sifat hati hati menyebablan mereka bisa mempunyai hubungan antar manusia dan kondisi lingkungan yang sehat. Sifat kehati-hatian yang mereka punyai menyebabkan mereka dapat mencari jalan hidup berkeluarga dengan bahagia, persahabatan yang baik dan lingkungan kerja yang sehat.
Dibawah ini ada daftar pernyataan yang biasa dipakai untuk mengukur apakah anda termasuk orang yang hati hati dan teratur hidupnya. Pada setiap pernyataan beri nilai sebagai berikut:
  • nilai 1 bila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan anda
  • nilai 2 bila pernyataan tersebut agak tidak sesuai
  • nilai 3 bila pernyataan tersebut antar tidak sesuai dengan anda
  • nilai 4 bila pernyataan tersebut agak sesuai dengan anda
  • nilai 5 bila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan anda.
Berikut ini pernyataan yang perlu anda beri nilai. Lebih baik bila ada orang dekat anda yang menilainya:
  1. Saya selalu dalam keadaan bersiap diri (I am always prepared)
  2. Saya sering meninggalkan barang disembarang tempat. .
  3. Saya senang membuat perencanaan secara terperinci.
  4. Saya sering membuat barang barang berantakan
  5. Saya bersegera mengerjakan pekerjaan pekerjaan dirumah.
  6. Saya sering lupa mengembalikan barang barang ketempat asalnya.
  7. Saya senang keteraturan
  8. Saya sering melalaikan atau mengelakkan tuga tugas. 
  9. Saya selalu mengikuti jadwal 
  10. Saya gigih dalam bekerja .
Untuk pernyataan 1,3,5,7,9, dan 10 beri nilai 1 bila sesuai dan beri nilai 5 bila sangat sesuai. Untuk pernyataan lainnya (2,4,6,8) beri nilai kebalikannya, yaitu beri nilai 5 bila tidak sesuai dan beri nilai 1 bila sangat sesuai.

Jumlah semua nilai anda. Bila nilai anda dibawah 34 berarti anda termasuk hidup sembrono. Lebih dari 35 berarti anda hidup dengan hati hati. Nilai maksimalnya adalah 50.

Silahkan nilai diri anda. Ternyata menurut penelitian, pengobatan modern tidak banyak bisa memperpanjang umur. Sifat hati hati dan biajk sejak muda akan bisa membuat anda berumur panjang