Friday, January 7, 2011

Olga Murray, mencegah Kamlahri (perbudakan anak perempuan) di Nepal

Olga Murray Sausalito, California, telah berkeliling dunia dan mempunyai pekerjaan yang menarik, tapi tidak ada yang bisa memberikan kepuasan lebih daripada karier keduanya di LSM yang bertujuan mencegah gadis-gadis muda Nepal dijual dalam perbudakan. Ada sebuah tradisi dari suku Tharu di beberapa kabupaten di daerah Far Western Nepal , terutama di kabupaten Dhang dan Bhardiya, yaitu orang tua menjual anak gadisnya yang masih kecil untuk jadi pembantu rumah tangga. Si gadis yang biasanya masih seusia anak sekolah dasar akan dipaksa bekerja keras oleh majikannya. Tradisi yang dikenal sebagai kamlari tersebut kini sudah secara resmi dilarang pemerintah, namun masih saja sering terjadi.

"Saya menyukai pekerjaan saya, tapi 25 tahun terakhir adalah tahun terbaik dalam hidup saya karena pekerjaan yang saya lakukan sekarang," kata Murray, sekarang 83 tahun. "benar benar memuaskan. Saya merasa saya mendapatkan jauh lebih banyak daripada yang saya berikan. Saya punya teman yang mengatakan, 'Tidak ada yang membutuhkan aku lagi', dan saya selalu mengatakan kepada mereka, ' pergi keluar dan lakukan sesuatu untuk seseorang dan lihat bagaimana perasaan Anda.'"

Pemahamannya terhadap budaya Nepal, yang dia peroleh dari bertahun-tahun kerja sukarela di negeri tersebut, membuatnya berani mengusulkan insentif yang tidak biasa ke para ayah didesa yang setuju untuk menjaga anak perempuan mereka dirumah dan mengirim mereka ke sekolah daripada menjual mereka sebagai budak domestik. Sebagai imbalannya, ia menawarkan untuk memberi mereka anak-anak babi yang akan dapat memberi pendapatan yang sama.

Organisasi nirlaba yang didirikan Murray , Nepal Youth Opportunity Foundation, menyelamatkan ribuan gadis dari perbudakan dan hampir meniadakan praktek tersebut di distrik Dang. Kegiatan mereka  baru-baru ini diperluas hingga mencakup distrik dekat Bardiya. Selain memberikan anak-anak babi, Yayasan membayar biaya sekolah dan memberikan  lampu minyak tanah, yang sangat dihargai di daerah tanpa listrik.

Sebagai gadis yang tumbuh di New York City, Murray selalu memiliki keinginan bepergian. Dia lulus dari sekolahmenengah atas dan meninggalkan rumah pada usia 17, tidak berhenti sampai dia mencapai Los Angeles. "Aku punya kesukaan mengembara " jelasnya.
Setelah menghidupi dirinya sendiri dengan  bekerja sebagai pengetik selama empat tahun, dia pulang ke rumah  pada usia 21 dan pergi ke college, lalu mendapat pekerjaan menjawab surat penggemar untuk kolumnis Drew Pearson, wartawan muckraker yang merupakan salah satu dari sedikit yang menentang Senator Joseph McCarthy. Beberapa surat-surat yang diterima Pearson  adalah permohonan untuk bantuan, dan Drew Pearson memberikan kewenangan kepada Murray untuk menelpon  setiap departemen pemerintah yang mungkin bisa membantu memenuhi permohonan tersebut.
Dia kemudian pergi ke sekolah hukum dan kembali ke California. Dia adalah salah satu enam perempuan disumpah sebagai ahli hukum di negara di California Utara 1954.
 
Setelah dia pensiun pada tahun 1992, ia jatuh cinta dengan Nepal karena kesenangannya dengan perjalanan trekking di Nepal  dan bersumpah untuk membantu anak sangat miskin dia temui di sana, yang hanya punya keinginan untuk bisa pergi ke sekolah. "Aku hampir 60 dan saya tidak ingin duduk-duduk dan makan bonbons dan mengecat kuku. Saya mencoba untuk menemukan sesuatu yang akan bisa membuat hidupnya lebih berarti,"kata Murray.
Dia mulai dengan mensponsori secara pribadi pendidikan empat orang anak pada tahun 1985, kemudian ia mendirikan Yayasan Kesempatan Pemuda Nepal pada tahun 1990 untuk menarik lebih banyak sumbangan.
Kini, organisasi tersebut telah mensponsori sekitar 3.500 anak-anak sekolah, 80 persen dari mereka gadis-gadis, dan juga telah memulai sembilan rumah rehabilitasi  untuk anak-anak mengalami kekurangan gizi dan juga dua rumah untuk anak yang diterlantarkan. "Mereka pergi ke sekolah yang bagus, mereka memiliki pelajaran musik dan seni, semuanya," katanya.
Olga Murray mengisi akhir hidupnya dengan membantu anak anak miskin Nepal agar bisa bersekolah. Di Indonesia, ladang amal seperti yang dilakukan oleh Olga Murray masih terbuka sangat lebar. Adakah pembaca yang tergerak?

No comments:

Post a Comment