Saturday, January 15, 2011

Agar hidup jadi berarti

Kalau anda sempat membaca buku buku tentang pengembangan diri, biasanya ada salah satu bab yang membahas tentang tujaun hidup. Agar kita bisa menemukan tujuan hidup kita di dunia, kita diminta membayangkan saat kita dikuburkan. Kita diminta menuliskan tentang apa yang ingin orang bicarakan tentang diri anda ketika anda dikuburkan.

Hadits berikut ini juga mengajarkan kepada kita tentang perlunya  mengingat tentang kematian banyak banyak.


Shahabat yang mulia, putra dari shahabat yang mulia, Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma mengabarkan, “Aku sedang duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala datang seorang lelaki dari kalangan Anshar. Ia mengucapkan salam kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berkata, ‘Ya Rasulullah, mukmin manakah yang paling utama?’ Beliau menjawab, ‘Yang paling baik akhlaknya di antara mereka.’

‘Mukmin manakah yang paling cerdas?’, tanya lelaki itu lagi. Beliau menjawab: “Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259, dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 1384)

Dalam kaitannya dengan kematian. Apakah kita ingin dikenang sebagai orang yang baik, suka bersedekah, menolong tetangga yang kesulitan? Apakah kita ingin dikenal sebagai rentenir, yang hidup bermewah-mewah dan suka pamer? Bila kita bersedia merenung sebentar, sekitar 30 menit saja,  tentang bagaimana kesudahan hidup yang kita ingini didunia ini,  kita akan bisa cukup punya motivasi mengarahkan hidup kita kearah yang sesuai dengan keinginan kita tersebut. Cara tersebut biasanya cukup effektif membuat kita merenung tentang tujuan hidup kita dan mengarahkan agar hidup kita benar benar sesuai dengan keinginan kita tersebut.

Banyak orang ingin agar setelah dia meninggal, orang orang masih akan tetap masih mengingatnya.  Apakah anda juga begitu?

Banyak cara agar orang mengingat kita setelah kita mati. Pernah ada seorang kaya di Eropa yang meminta agar dia boleh membuat patung tentang dirinya untuk dipasang di taman kota. Tentunya permintaan tersebut ditolak. Bila diijinkan, semua taman akan segera penuh dengan patung orang orang kaya yang mampu membuat patung.

Saya kira kita perlu meniru para pahlawan kita. Orang masih mengenang dan mendoakan para pahlawan yang telah mendahului kita. Nama mereka menjadi nama jalan dan nama bangunan bangunan megah. Sayangnya, sekarang bukan zamannya perang lagi, dan kebanyakan dari kita juga tidak akan pernah memanggul senjata membela tanah air.

Agar nama kita terus harum kita perlu meniru para pahlawan tersebut. Meniru apanya?  Mari kita tiru pengorbanan dan perjuangan mereka. Kita tiru para pahlawan dengan memberikan diri kita tanpa meminta imbalan. Atau setidaknya, yang kita berikan jauh lebih besar dari imbalan duniawi yang kita minta. Dalam bidang apa? dalam bidang sesuai dengan keahlian kita masing masing. Gombloh meskipun sudah lama meninggal, lagunya masih dinyanyikan orang, khususnya di bulan Agustus ketika kita merayakan Indonesia.

Untuk tingkatan kita, cukuplah bila kita bisa bikin panti asuhan, rumah baca, klinik untuk orang miskin. Itupun tidak perlu sendirian, bisa kita lakukan bersama-sama.

No comments:

Post a Comment