Thursday, December 30, 2010

Profil wirausaha sosial muda dari Filipina (1)

Rural Light berusaha untuk mengangkat masyarakat yang tidak punya listrik di Filipina keluar dari kemiskinan dengan menyediakan mereka dengan listrik dari sumber daya terbarukan. Masyarakat yang tidak punya akses ke listrik berada di suatu situasi ekonomi yang kurang menguntungkan karena setelah matahari terbenam bekerja dan belajar menjadi sangat terbatas. Dengan berfokus pada penyediaan energi terbarukan (renewable), Rural Light berusaha untuk memerangi kemiskinan dengan cara yang ramah lingkungan dan secara finansial juga bisa berkelanjutan (sustainable)

Alexander Reyes
Rural (Pedesaan) Light yang didirikan oelh Alexander Reyes, menyediakan akses ke fasilitas listrik berdasar energi yang terbarukan bagi masyarakat non-listrik di Filipina . Fasilitas ini juga menyediakan akses ke informasi pasar yang terkait sehingga membantu meningkatkan bisnis lokal. Metode pendekatan yang inovatif ini menggabungkan energi yang berkelanjutan, pembangunan listrik dan berbagi informasi dengan tujuan akan mendorong bisnis lokal dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Banyak desa Filipina benar-benar terjebak dalam "abad kegelapan" akibat kurangnya layanan listrik yang mencukupi. Tidak hanya kurangnya akses ke listrik mengganggu peningkatan kualitas hidup banyak orang Filipina, tetapi juga menjadi penghalang terhadap produktivitas dan peluang bisnis. Non-listrik rumah tangga memiliki pendapatan yang secara signifikan lebih rendah daripada rumah tangga dengan listrik karena kenyataan  bahwa mereka hanya bekerja di siang hari. Tanpa adanya listrik juga membatasi akses ke informasi penting yang akan memungkinkan mereka untuk membangun, tumbuh dan mempertahankan bisnis. Terbatasnya akses ke informasi yang relevan pada harga tanaman dan bahan-bahan perdagangan juga mengurangi kemampuan mereka untuk menjadi kompetitif dan untuk mengakses peluang bisnis baru.

Rural Light menyediakan fasilitas energi terbarukan dan layanan informasi kepada masyarakatdan bisnis lokal  tanpa listrik di Filipina melalui metode pendekatan yang inovatif. Masyarakat diajari keterampilan untuk mengelola fasilitas mikro hidro (generator kecil yang memanfaatkan energi air dari sungai), dan produk mereka akan dipasarkan melalui integrasi pemasaran online dan offline.

Rural Light menyediakan fasilitas energi terbarukan dan sumber informasi kepada masyarakat pedesaan dan dengan sasaran untuk meningkatkan produktivitas mereka sebesar 5% pada tahun 2012. Masyarakat membayar Rural Light untuk penggunaan fasilitas listrik dan pemasaran barang Rural Light mempunyai sumber pemasukan keuangan yang berkesinambungan.


let IT Help yang didirikan oleh STEPHANIE ROSALIND P. CARAGOS  melatih dan mempekerjakan sarjana IT dari masyarakat miskin Filipina dan menghubungkan mereka dengan peluang karir di bidang ICT (teknologi komunikasi dan informasi). LetIThelp.org menyediakan layanan pengembangan web dengan biaya rendah untuk klien, pada saat yang sama juga memberikan pelatihan dan mempekerjakan IT lulusan baru yang keahlian awalnya tidak lengkap.


Let IT Help merupakan model bisnis yang unik karena berfokus pada mempekerjakan lulusan baru yang belum meminta gaji yang  tinggi dan kemudian mengisi kesenjangan pengetahuan mereka dengan melatih mereka secara langsung, sehingga memungkinkan mereka untuk memberikan layanan berkualitas tinggi dengan biaya rendah untuk klien. Metodologi baru ini tidak hanya masuk akal dari perspektif keuangan, tapi jelas masuk akal dari perspektif sosial juga. Dengan memanfaatkan profesional IT yang baru lulus, let IT Help dapat mengembangkan pemuda miskin secara holistik.

Menurut statistik, lebih dari 34% dari Filipina hidup di bawah garis kemiskinan, dan pengangguran dan setengah pengangguran meningkatkan angka ini dengan 3% setiap tahun. Sementara industri TI lokal dan permintaan tenaga kerja outsourcing dari luar negeri tumbuh,  kualitas pendidikan di perguruan tinggi lokal yang rendah dan kurangnya mentoring berorientasi industri menyebabkan banyak lulusan baru dengan gelar dalam studi IT tidak siap untuk bekerja dan bersaing. Industri TI juga menghadapi kesulitan tumbuh dengan kapasitas penuh karena perusahaan terus mempekerjakan pekerja yang lebih tua, berpengalaman daripada memberikan pelatihan tambahan kepada pemuda untuk menutup kesenjangan belajar. Pola ini mengancam keberlanjutan dan daya tarik Filipina sebagai pusat outsourcing.

Karyawan Let IT Help adalah lulusan IT yang masih segar dan datang dari keluarga miskin dan kemudian memberikan tambahan pelatihan IT untuk melengkapi mereka dengan keterampilan yang diperlukan. Dengan mempekerjakan lulusan baru yang belum menuntut gaji yang tinggi, Let IT Help ini dapat menekan  biaya operasional sehingga dapat memberikan layanan murah kepada klien. Strategi ini tidak hanya memungkinkan Let IT Help untuk mempertahankan keunggulan kompetitif, tapi itu juga berkontribusi pada misi sosial mereka membantu pemuda yang kurang beruntung di Filipina. Dengan mempekerjakan pemuda yang kurang beruntung dalam masyarakat lokal Mindanao, Let IT Help  dapat mengurangi migrasi pemuda lokal ke  kota-kota besar untuk bekerja. 
Let ITHelp menginformasikan kegiatan mereka melalui seminar dan pelatihan gratis dan dengan berpartisipasi dalam karir bimbingan orientasi untuk siswa.  Strategi pemasaran mereka memungkinkan mereka untuk mencapai klien, investor, dan donor melalui pemanfaatan mereka web, radio, media cetak, job fair dan searching service.

No comments:

Post a Comment