Wednesday, December 15, 2010

Laser Monks, Model bisnis untuk mendukung dakwah?

Biarawan Ordo Cistercian di Amerika Serikat memerlukan dana untuk membiayai kebutuhan internal dan kegiatan amalnya. Oleh karena itu, mereka mempunyai sebuah seksi khusus yang menggarap masalah penggalangan dana. Awalnya mereka memikirkan kemungkinan untuk membuka usaha di bidang makanan dari jamur, menyewakan ruang pertemuan, membangun lapangan golf atau mengembangkan pohon natal. Ide untuk mendirikan perusahaan tinta printer timbul setelah beberapa biarawan mengetahui bahwa harga tinta printer bisa 10 hingga 20 kali lipat harga bahan dasarnya. Beberapa perusahaan tinta printer yang belum punya nama berani menjual tinta printer jauh dibawah harga dari merk terkenal. Artinya, pasar tinta printer sangat menjanjikan. Margin keuntungan bisa cukup besar.

Mereka kemudian mengembangkan sebuah konsep bisnis untuk menjual toner dan tinta katridge dengan harga lebih murah. Sasaran pasarnya adalah gereja dan sekolah sekolah. Mereka kemudian mendekati sebuah pabrik yang sangat antusias dengan ide para biarawan tersebut. Pemilik pabrik bahkan menganjurkan agar memperluas pasarnya, tidak hanya terbatas kepada gereja dan sekolah. Mereka sepakat untuk menjual produknya dengan harga bersaing, bahkan lebih murah dibanding merk terkenal yang sudah ada, ditambah dengan komitmen bahwa sisa keuntungan akan dipakai untuk membiayai kegiatan amal (setelah dipotong untuk membiayai biaya operasional biara yang tidak seberapa besar).

Ditahun pertama, penjualan produk mereka jeblog. Dalam setahun mereka hanya mampu menjual produk seharga Rp 20 juta saja. Namun setelah pemasaran produk mereka ditangani oleh Walker and Associate Strategic Communication dan K-Comm, penjualan mulai melesat. Hanya dalam waktu singkat, di tahun 2003 penjualan produknya meningkat tajam hingga 7 kali lipat dibanding penjualan ditahun tahun pertama perusahaan berdiri. Dengan membeli produk keluaran LaserMonks, konsumen bisa menghemat 30-60%. Selain itu, dengan membeli produk LaserMonks, mereka juga sudah mendukung kegiatan amal. Dengan kata lain, membeli produk LaserMonks membawa manfaat yang lebih besar kepada masyarakat.

Dengan semakin berkembangnya bisnis LaserMonks, banyak waktu Biarawan tersita untuk mengelola bisnis tersebut. Untungnya banyak tawaran datang untuk membantu. Akhirnya mereka membentuk Monks Helper Marketing Incorporated yang mengelola bisnis LaserMonks sehingga para biarawan bisa berkonsentrasi menangani tugas utamanya. Kini bisnis LaserMonks tidak hanya terbatas pada tinta printer, tapi juga sudah merambah pada bisnis bisnis kopi, biskuit, dan souvenir hadiah. Dari segi uang, LaserMonks telah jadi sumber pemasukan yang bisa diandalkan untuk membiayai operasional biara dan kegaiatan amal mereka.

Saya kira dakwah di Indonesia memerlukan dukungan tambahan dana yang tidak sedikit. Mengembangkan sebuah binis untuk mendukung dakwah saya kira bukan ide yang jelek. Tentunya ini bukan perkara gampang, tapi layak dicoba. Secara serius tentunya.

No comments:

Post a Comment