Friday, December 17, 2010

Karir kedua Allan Barsema: membantu tunawisma

Allan Barsema sedang bekerja di kantor proyek konstruksinya ketika dia mendengar teriakan keras diluar. Ternyata seorang tunawisma yang marah dan membenturkan tubuhnya ke pintu cafe. Orang tersebut marah karena satu satunya kedai kopi yang terbuka buat tuna wisma telah ditutup. Kedai kopi tersebut merupakan surga kecil buat para tuna wisma. Penutupan kedai kopi telah membuat marah para tuna wisma yang menjadi pelangganan setianya.
Sepuluh tahun lalu Allan Barsema pernah jadi pemabuk juga. Alkohol telah membuat hidupnya benrantakan. Pernikahannya hancur dan bisnis real estatenya juga berantakan. Untungnya saat itu, orang-tua Barsema membawanya kembali ke rumah mereka, dan dengan dukungan mereka, Barsema sembuh dari mabuk, dan berhasil meluncurkan kembali perusahaan konstruksi. Barsema merasa beruntung dibanding orang lain karena ketika dalam keadaan putus asa dia masih memiliki keluarga yang stabil dan mapan sebagai tempat untuk berpaling dan meminta bantuan.

Akhirnya pada musim panas 2000, Barsema menyisihkan sebuah ruangan perusahaan sebagai tempat pertemuan bagi para tunawisma dari wilayah sekitarnya. Delapan orang datang di hari pertama untuk minum kopi dan donat. Pada akhir tahun, Barsema menutup bisnis konstruksi dan mengabdikan dirinya secara penuh waktu untuk apa yang telah menjadi pusat berkumpulnya para tuna wisma. Ia menyebutnya Carpenter's Place.

Sejak itu, Barsema telah juga mengembangkan sistem online yang inovatif untuk mengkoordinasikan layanan bagi tunawisma seluruh daerah Rockford, Ill, sekitar 80 km barat laut dari Chicago. Melalui layanan online tersebut, berbagai Lembaga dapat bekerja bersama-sama dalam memberikan bimbingan kepada tuna wisma untuk bisa mendapatkan berbagai layanan, dari kesehatan hingga perumahan. Sebuah model, yang memungkinkan berbagai lembaga layanan sosial untuk bekerja bersama-sama secara lebih efisien dan mulus. Model tersebut kini  telah diadopsi di berbagai masyarakat lain di beberapa negara.

Melayani tunawisma "memberiku dorongan batin yang tidak akan kubiarkan pergi," kata Barsema. "Saya tidak bisa kembali ke hanya dunia konstruksi. Jika saya bisa membantu seseorang, hal tersebut mempunyai nilai abadi."

Carpenter's Place telah memungkinkan Debbie untuk  pindah dari hidup dijalanan kembali hidup normal. Berkat Carpenter's Place seorang mantan sopir truk sekarang belajar bisnis administrasi dan bekerja di kantor SDM di perguruan tinggi setempat. "Aku tidak bisa mencapai hal ini tanpa bantuan mereka," katanya, suaranya tersedak dengan emosi. "Saya merasa aman. Mereka tidak menghakimi saya. Mereka berkata, 'Kami akan membantu anda semua selama anda membantu diri anda sendiri.' "

Setiap hari, hampir 100 orang mengunjungi Carpenter's Place, yang terletak di bagian kawasan industri, penuh kejahatan di daerah Rockford. Pusat, yang dihiasi dengan seni mural dan karya seni lain yang dibuat oleh tamu, menyediakan loker penyimpanan, kamar mandi, layanan binatu, program-program sosial dan metode manajemen kasus profesional yang dipersonalisasi yang dikembangkan untuk mengatasi  masalah berbagai bidang kehidupan.

Tahun lalu, Carpenter's Place dilaporkan membantu 321 tunawisma berpindah ke perumahan, 114 orang mendapatkan pekerjaan dan 99 orang mengikuti pelatihan kerja lengkap. Barsema memperkirakan bahwa dalam sepuluh tahun sejak didirikan sekitar 10.000 orang telah datang meminta pertolongan. Untuk Barsema, pelayanan sosial masyarakat harus seperti bagian sebuah keluarga yang bekerja sama. Segera setelah memulai beroperasi, ia menyadari betapa Carpenter's Place bisa melakukan banyak hal  jika mereka terhubung ke badan-badan lain.

"Tak seorang pun akan pergi lapar di Rockford," kata Barsema. "Ada tempat tidur; ada bantuan medis yang gratis. Sebagai masyarakat, kita memiliki semua sumber daya yang kita perlukan untuk membantu seseorang. Kita hanya perlu untuk mengkoordinasikan mereka secara lebih efektif."

Allan Barsema merasa hidupnya terasa berarti. Dia yang dulu pernah menjadi tunawisma, sekarang dapat membantu mereka hidup secara normal di masyarakat.

No comments:

Post a Comment