Monday, February 28, 2011

AIDG: membantu wirausaha sosial di bidang infrastruktur dasar

Lampu tenaga surya buatan Enersa
Saat ini cukup banyak dermawan perseorangan atau yayasan di negara maju yang bersedia membantu wirausaha sosial yang baru didirkan. Mereka memberikan bantuan berupa modal awal, pelatihan bagi pengelola wirausaha sosial dan dukungan lainnya. Salah satunya adalah Appropriate Infrastructure Development Group (AIDG)

AIDG merupakan organisasi nirlaba yang memberikan bantuan modal awal dan membina wirausaha sosial di negara berkembang (sementara ini terbatas di Amerika latin dan Karibia) dengan fokus pada penyediaan infrastruktur dasar (air bersih, sanitasi, listrik, dll) bagi masyarakat miskin (yang mempunyai penghasilan dibawah 4 dolar per orang per hari).

Beberapa contoh perusahaan sosial yang dibinanya adalah:

1, Xela Teco, sebuah perusahaan di Guatemala yang membuat tungku yang sangat efisien (Rocket Box Stove) dan generator kecil (sekitar 16 kw) pembangkit listrik bertenaga air bagi masyarakat miskin di pedesaan.
2. Quetsol, juga di Guatemala yang memproduksi listrik tenaga surya untuk penerangan dan pompa air.
3. Group Proamba, sebuah perusahaan pembuat pupuk organik yang mengolah limbah organik yang mencemari danau Atilitan dengan metode natural composting dan vermicomposting.
4. Merehabilitasi perusahaan Enersa di haiti yang memproduksi pembangkit listrik tenaga surya yang rusak akibat gempa tahun 2010 yang lalu.
5. Shelter2Home, sebuah perusahaan di Haiti yang membuat rumah sementara bagi para korban gempa yang nantinya bisa dijadikan rumah permanen.
6.COOPEN, sebuah koperasi di Haiti yang membantu anggotanya mengubah limbah organik menjadi pupuk organik.

Saya kira salah satu cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin Indonesia adalah dengan memanfaatkan teknologi. Tentunya teknologi yang sesuai yang mampu menjawab permasalahan penduduk miskin, seperti ketiadaan listrik dan mahalnya harga pupuk. Tentunya Indonesia punya banyak insinyur yang bisa memanfaatkan teknologi seperti diatas untuk diterapkan secara masal di Indonesia.

No comments:

Post a Comment