Wednesday, February 23, 2011

One Acre Funds, bisa melakukan yang tidak bisa dilakukan pemerintah.

Ketika melakukan internship di Kenya pada tahun 2005, Andrew Youn melihat kemiskinan yang melilit para petani Kenya. Sebagai akibatnya, banyak anak anak yang tidak sempat menikmati ulang tahunnya yang kelima. Dia tergerak untuk melakukan sesuatu dengan membantu para petani keluar dari lubang kemiskinan.

Pada tahun berikutnya dia berhasil mendirikan One Acre Fund , sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan membantu petani Afrika keluar dari kemiskinan (http://www.oneacrefund.org/about_us/history ). Pada tahun pertamanya beroperasi, Februari 2006, mereka mulai dengan membantu sebuah kelompok tani (self help group) yang beranggotakan 38 petani di wilayah Bungoma, Kenya. Ternyata kegiatan tersebut mampu menarik para donator untuk membantu.
 
Pada tahun 2006, One Acre Fund mendapat dana hibah modal awal (start up fund) untuk mengembangkan usahanya dari Levy Center fo Enterpreneurship, Kelog School of Management. Andrew Youn juga mendapat echoing green fellowship berupa biaya hidup selama dua tahun sehingga dia bisa menangani One Acre Fund secara penuh. 
 
Pada bulan Agustus 2006, One Acre Fund melaporkan hasil kerja 6 bulan pertamanya. Ternyata hasil panen petani yang mereka bantu meningkat  4 kali lipat dan para petani tersebut mampu membayar kembali 98% dari dana pinjaman. Sukses tersebut kemudian menarik lebih banyak dana hibah ( $300,000 dari Draper Richard Foundation pada tahun 2007, Mulago Social Investment, David Weekley Family Foundation dan Jasmine Charitable Trust) sehingga One Acre Fund mampu memperluas cakupan bantuannya. Pada tahun 2008, mereka sudah mampu membantu melayani 4000 keluarga petani. Dengan tambahan dana hibah dari Skoll Foundation dan Pershing Square Foundation, pada tahun 2010 mereka mampu membantu 30.000 keluarga petani. 
 
Pelayanan One Acre Fund membantu petani dengan menyediakan sebuah paket pelayanan yang mencakup: pembentukan kelompok tani, pelatihan pertanian, bantuan benih dan pupuk, pembayaran secara luwes (penjualan atau pinjaman), akses ke pasar. One Acre Fund tidak memberikan barang/uang secara gratis. Kelihatannya intervensi yang mereka lakukan tidak istimewa, tapi karena semua intervensi itu dalam satu paket, maka dampaknya dalam membantu petani menjadi kelihatan.

One Acre Fund mampu berkembang karena mereka memberikan pelayanan dengan prinsip sebagai berikut:
  • Rendah hati. Staf One Acre Fund terjun ke sawah dan berlepotan lumpur agar bisa membantu petani.
  • Kerja keras. One Acre Fund memberi pelayanan secara profesional dengan kualitas kelas dunia.
  • Perbaikan terus menerus setiap musim. One Acre Fund selalu belajar dan memperbaiki diri.
  • Keluarga para pemimpin (Family of Leaders). One Acre Fund memperkerjakan tenaga manajer profesional dan pemimpin 9leaders) dan memberikan kepada mereka jenjang karier jangka panjang dan memperlakukan mereka sebagai sebuah keluarga besar.
  • Bermimpi besar (dreaming big). Mereka bercita-cita untuk memberikan pelayanan kepada berjuta-juta keluarga petani. Mereka mengembangkan ide untuk bisa memecahkan setiap permasalahan yang ada.
  • Integritas. Mereka benar benar melakukan apa yang mereka ucapkan.
Di Indonesia, semua intervensi tersebut kelihatannya sudah dilakukan oleh pemerintah. Hanya saja, sepertinya tidak dikelola secara terpadu (penyuluhan dilakukan oleh unit tertentu, bibit oleh organisasi lain lagi, dst). Diantara satu unit dengan unit lainnya tidak ada kerja sama yang baik. hasilnya, ya kita tidak bisa swasembada pangan.

Satu prinsip yang menarik bagi saya, yaitu bermimpi besar (dreaming big). Untuk diri sendir1, saya berani bermimpi besar (sekolah di Amerika),  dan alhamdulillah bisa terlaksana. Beranikah saya bermimpi besar untuk RB Umiyah?

No comments:

Post a Comment