Saturday, February 19, 2011

Perbedaan Dambisa Moyo dengan Sri Mulyani

Coba tebak, siapa wanita tersebut? Bintang film? Bukan! Foto disamping adalah foto Dambisa Moyo

 Dambisa Moyo adalah seorang perempuan ahli ekonomi, kelahiran Zambia, punya gelar MBA dari Harvard dan PhD dari Oxford. Penampilannya tidak kalah dari bintang film. Dia punya apartment di London dan New York dan menjadi Boards of Barclay Banks. Dia juga sering diundang untuk memberi presentasi dalam seminar internasional dan forum ekonomi bergengsi, seperti pertemuauan di Davos, Bilderberg dan Aspen.

Belum lama ini dia menulis sebuah buku yang banyak membuat orang Barat mengerinyitkan dahi: How the West Was Lost: Fifty Years of Economic Folly and the Stark Choices Ahead. Sebelumnya dia dia juga telah menulis buku Dead Aids: Why Aid is Not Working and How There is a Better Way for Africa.

Dalam artikelnya yang dimuat di Wall Street Journal pada tahun 2009 dengan judul Why Foreign Aids is Hurting Africa, Dambisa Moyo menyampaikan beberapa kritik terhadap bantuan asing yang mengalir ke Afrika. Beberapa diantaranya adalah:
  1. Sejak beberapa dekade lalu hingga sekarang, Barat telah mengucurkan lebih dari 1 triliun dolar bantuan asing ke Afrika. Namun rata rata pendapatan penduduk Afrika saat ini malahan lebih rendah dibandingkan pendapatan mereka di tahun 1970an. Lebih dari 50% penduduk Afrika hidup dengan penghasilan dibawah $1 per hari. Jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan telah meningkat menjadi hampir dua kali lipat sejak tahun 1970an.
  2. Meskipun sudah ada kampanye penghapusan atau pengurangan hutang bagi Afrika sejak tahun 1990an, setiap tahun negara Afrika harus membayar hutang sebesar $20 milyard.
  3. Bantuan asing mendorong terjadinya kelebihan likuiditas, yang untuk mengatasinya pemerintah harus mengeluarkan biaya yang tidak kecil. Sebagai contoh, Uganda harus mengeluarkan biayar $110 juta per tahunnya untuk membiayai bonds dalam rangka mengatasi inflasi akibat mengalirnya bantuan asing.
  4. Bantuan asing telah mematikan industri lokal. Sebagai contoh: kelambu anti nyamuk yang diberikan gratis telah mematikan industri kelambu lokal yang mampu menyediakan lapangan kerja bagi penduduk lokal. Begitu pula halnya dengan bantuan pangan.
  5. Bantuan asing telah menyuburkan korupsi dan membuat penguasa yang tidak becus bisa tetap berkuasa.
  6. Bantuan asing telah memperlambat pertumbuhan ekonomi, menyebabkan ketergantuan pada bantuan asing dan menjadikan Afrika bukan tempat aman bagi penanaman modal asing.
Soal siapa Sri Mulyani, pembaca mestinya lebih tahu

2 comments:

  1. setelah baca tulisan ini sy teringat sekelumit orang kaya tingkat dunia yg kini namanya sdh tak terdengar lagi, kasogy yaa kasogy ... ketika dia bertemu dgn sobatnya yg notabene gelandangan, dia bawa masuk kerumahnya, diberinya makan dll layaknya tamu. Ayahnya yg seorang dokter mengetahui hal tersebut langsung menyuruh kasogy untuk segera mengusir sobat anaknya tersebut keluar rumah, serta berujar kpd kasogy:"bila terlalu lama sobatmu disini, klo kamu pulangkan ia akan mati!". Membantu blm tentu membuat baik kepada yg dibantu klo caranya salah, pelajari tulisan temenku diatas.

    ReplyDelete
  2. Terima kasih atas komentarnya. Sebagai negara kita juga harus hati hati dalam meminjam. Bisa bisa bernasib seperti negara Afrika.

    ReplyDelete