Sunday, November 28, 2010

Pelajaran dari Computer Village

Computer Village
Kemampuan komputer meningkat pesat. Akibatnya, setiap tiga tahun sebuah komputer mulai ketinggalan zaman. Perusahaan, profesional dan individu ingin mengikuti perkembangan tersebut agar tidak ketinggalan zaman. Berita baiknya, harga komputer semakin murah. Saat ini komputer bekas tersedia di pasaran. Saya kira akan cukup banyak perusahaan, profesioanl maupun individu yang berkenan menyumbangkannya atau menjualnya dengan harga murah komputer bekas tersebut kepada organisasi sosial.
Dilain pihak, banyak anak muda dari kalangan keluarga miskin yang belum mengenal komputer. Bila mereka bisa mahir mengoperasikan komputer, kesempatan berganti mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang layak akan meningkat. Banyak anak muda yang ingin belajar memperbaiki dan meng-upgrade komputer bekas. Banyak relawan yang bersedia melatih anak belajar komputer selama beberapa jam perminggunya atau selama akhir pekan. Beberapa orang bersedia menularkan ilmunya memperbaiki dan mengupgrade komputer bekas.
Bila kita ketemukan semua itu dalam suatu tempat. Kita akan mempunyai sebuah tempat latihan komputer gratis untuk anak anak muda dari keluarga tidak mampu. Dermawan atau perusahaan tahu dimana bisa menyumbangkan komputer bekasnya untuk kegiatan amal. Relawan tahu dimana tempat menyumbangkan sebagian ilmunya untuk kebaikan. Anak anak muda dari kalangan tidak mampu bisa belajar komputer. Cukup ditambah dengan uang beberapa juta dan sebuah ruangan, sebuah kegiatan amal sudah bisa berjalan.

Hal itulah yang dilakukan oleh Dan Holt melalui Computer Village sejak pertengahan tahun 1990-an. Dia memulainya dengan mengumpulkan 10 komputer bekas di Community Center, sejumlah uang dan beberapa temannya yang bersedia menjadi relawan mengajar word dan excell  kepada para pelajar dari masyarakat tidak mampu. Ternyata, apa yang semula dimulai sebagai sebuah kegiatan akhir pekan, kemudian berkembang menjadi sebuat tempat kursus IT, perusahaan instalasi IT dan energi surya, dan sebuah perusahaan yang memakai green technology.
Kunci sukses Dan Holt ada 3 strategi utamanya:
1. Fokus. Usaha Computer Village  hingga sekarang terfokus pada mempersiapkan anak anak muda dari masyarakat miskin untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang layak. Permintaan akan ketrampilan yang diperlukan berubah. Mula mula ketrampilan mengoperasikan program komputer dasar seperti wordprocessor dan excell, kemudian berubah ke reparasi dan instalasi komputer. Sekarang ketrampilan yang diperlukan adalah kemampuan membuat robot dan konstruksi teknologi hijau (green technology). namun intinya tetap sama, mempersiapkan pemuda dari keluarga tidak mampu untuk bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi.
2. Jaringan Kerja. Dan Holt dan seluruh timnya sangat mahir dalam membuat jaringan kerja. Mereka aktif keluar kantor untuk melihat peluang dan kesempatan. Mereka mendatangi gereja mungkin mereka memerlukan komputer baru sehingga anak didik Computer Village dapat menerapkan ketrampilannya. Mereka mendatangi perusahaan konstruksi dan menawarkan kepada pekerjanya untuk mendapat pelatihan tentang green technology. Mereka selalu membuka mata lebar lebar untuk menawarkan Computer Village agar bisa mendapat kontrak kerja.
3. Kerjasama. Computer Village tidak membuat proposal untuk mendapatkan bantuan dana dari lembaga donor. tetapi mereka bekerja sama dengan berbagai organisasi lain seperti Head start dan Father Support yang mendapatkan bantuan dana. Bahkan, saat ini seorang anak didiknya dalam bidang Robot sedang bekerja sama dengan ilmuwan dan peneliti untuk mendapatkan kontrak dari Google X prize yang bernilai 3 juta dolar.

Kelihatannya tidak ada yang istimewa. Dan Holt mulai dengan 10 komputer bekas, kini Computer Village mampu mendidik anak anak muda dari keluarga tidak mampu dengan ketrampilan membuat robot dan memasang green technology.
Siapa bisa mengikuti jejaknya?

No comments:

Post a Comment