Thursday, November 11, 2010

Aturan internet yang mengubah cara kita berbisnis

Bisnis internet telah memaksa untuk berubah. Ensiklopedia Britanica, rajanya ensiklopedia, kehilangan bisnisnya yang pertahunnya bernilai ratusan milyard rupiah. Perubahan mulai terlihat nyata didunia permusikan, film dan surat kabar serta majalah. Kita bisa mendapatkan lagu lagu di internet. Tinggal kunjungi iTune, Kita  bisa mendownload lagu yang kita sukai. Bila waktu kita terbatas dan ingin hasil yang lebih prima, kita bisa bayar. Namun menurut pengalaman, rekaman lagu dari  yang gratisan sudah cukup memadai . Bagaimana dampaknya terhadap penghasilan para musisi? Mereka mereka mengubah cara berbisnis. Bila dulu mereka mengandalkan penjualan Kaset atau CD sebagai pemasukan utama, kini mereka mengandalkan Pertunjukan Keliling Utama sebagi sumber pendapatan utamanya. Para musisi menyedekahkan lagunya Lewat internet sebagai metode pemasaran. Kepopuleran mereka  lewat lagu bajakan yang tersebar di internet kemudian mereka uangkan melalui pertunjukan keliling ke berbagai kota. Selain itu, mereka Juga mencoba menguangkan berbagai hal yang terkait dengan musisi tersebut, seperti t-shirt, topi, dan berbagai bentuk souvenir lainnya. Banyak program TV dan film bajakan tersebar lewat internet. Bagaimana para artis dan industri menyikapi hal ini? Saya belum  tahu jawabannya. Setidaknya, torrents website banyak yang lagi kena perkara di pengadilan karena masalah hak cipta.
Surat kabar dan majalah sudah lama memanfaatkan internet. Mereka membuat dua model. Surat kabar internet yang gratis dan cetak model yang harus tetap harus pakai bayar. Surat kabar dan majalah tetap mengandalkan iklam sebagai sumber pendapatan utamanya. Selama ini  pemasukan iklan lewat internet masih kalah jauh dibandingkan pemasukan lewat media cetak iklan. Kelihatannya, para agen pemasaran  masih lebih percaya kepada lebih media cetak untuk memperkenalkan produk-produknya.
Kini para Arsitek Indonesia Juga sudah memanfaatkan jasa internet. Kita Bisa meminta mereka mendesign rumah atau bangunan lainnya lewat media internet (email, berbagi foto, dll). Hal ini memudahkan para pengguna jasa dikota kota kecil yang tidak memiliki arsitek didaerahnya. Namun di internet para arsitek Juga mendapat saingan dari penjual desain rumah yang sudah jadi dengan harga jauh lebih murah. Tentunya, para arsitek harus bisa menyiasati hal tersebut.
Konsultasi hukum, masalah keluarga, psikologi juga tersedia lewat internet. Hanya saja saya belum tahu bagaimana cara mereka mendapatkan imbalan jasanya. Perkiraan saya, pemberian jasa gratis tersebut akan meningkatkan popularitas mereka sebagai tenaga profesioanl. Diharapkan popularitas lewat internet akan meningkatkan kunjungan ke klinik mereka (yang tidak gratis).
Internet menjadikan hal  menjadi "berkelimpahan (abundance)". Sesuai hukum ekonomi, orang tidak mau membayar untuk mendapatkan sesuatu yang tersedia secara berkelimpahan.  Chris Anderson bukunya Gratis, menyebutkan 10 aturan tentang berkelimpahan.
1.Bila digital, maka cepat atau lambat,, akan Jadi gratis. Dalam persaingan bebas, harga akan mendekati biaya marginalnya.  Di internet, biaya bandwidth, penyimpanan, dan pengolahan turun secara signifikan sehingga kini telah mendekati nol. kini kita menikmati banyak hal di internet secara gratis.
2. Atom (sebagai lawan digital) juga akan jadi gratis, hanya prosesnya lebih lambat. Dalam kurun waktu beberapa  tahun terakir harga komputer telah turun. Sekaang kita bisa beli laptop atau komputer meja dibawah harga 4 juta.
3. Kita tidak akan bisa menghentikan  Gratis. Di dunia Internet kita hanya bisa menghambat terjadinya gratis denga berbagai hambatan Hukum. Namun daya tarik gratis lebih kuta dan gratislah yang akan menang.
4. Kita Bisa mendapatkan uang dari Gratis. Masyarakat masih tetap akan mau membayar untuk mengurangi resiko (meskipun telah ada konsultasi gratis), Bila pelayanan tersebut bisa lebih cepat dan lebih berkualitas, dll masyarakat masih akan tetap mau membayarnya.
5. Definisikan kembali pasar anda. Kita perlu mengubah cara pandang tentang pasar seperti yang telah dilakukan oleh para musisi. Mereka tidak lagi mengandalkan pemasukan dari kaset atau CD, tapi lewat pertunjukan keliling. Bila sekarang ada telpon jarak jauh murah, mungkinkah kita manfaatkan hal tersebut sebagai peluang bisnis?
6. Bulatkan kebawah. Bila harga terus turun dan akhirnya akan jadi gratis, mengapa kita tidak duluan sampai disana? Sebagai pemberi pelayanan gratis yang pertama, kita bisa menarik banyak pelanggan. langkah selanjutnya adalah bagaimana menguangkannya.
7. Cepat atau lambat Kita akan bersaing dengan gratis. Dimasa depan, yang tidak lama lagi, akan ada sesorang yang akan memberikan sesuatu secara gratis padahal selama ini kita hidup dari menjual barang/jasa tersebut. Bersiaplah untuk menghadapi hal tersebut.
8.Merangkul limbah (embrace waste). Dialam yang berkelimpahan, kita harus merelakan terjadinya limbah. Bila harga mendekati nol, lupakan usaha untuk mengukurnya dan gratiskan saja. Sekarang sudah saatnya kita tinggalkan penyedia jasa email yang mengharuskan kita menghapus email lama. Biaya storage digital sekarang sangat murah.
9. Gratis membuat yang lain jadi lebih berharga. Setiap yang berkelimpahan akan menciptakan sesuatu yang terbatas (jarang) dimana orang bersedia membayarnya. Air banyak tersedia, tapi kita masih mau beli air dalam botol.

No comments:

Post a Comment