Friday, November 26, 2010

4 Hal yang perlu diketahui sebelum kita bikin Yayasan Sosial.

Jumlah lembaga sosial seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM) ataupun yayasan sosial di Indonesia masih sangat terbatas. Sebagian besar bergerak dibidang pendidikan dan keagamaan. Menurut pengamatan saya, jumlah lembaga atau yayasan sosial di Nepal lebih banyak jumlahnya dibanding organisasi serupa di Indonesia. LSM yang bergerak di bidan kesehatan saja berjumlah ribuan. Sedangkan jumlah LSM internasional yang bergerak di bidang kesehatan berjumlah lebih dari seratus buah. Di Amerika Serikat saat ini ada lebih dari 1,9 juta lembaga sosial nirlaba.
Memang membuat lembaga sosial bukan pekerjaan gampang. Berikut ini saya sampaikan beberapa hal yang perlu diketahui sebelum anda mendirikan lembaga sosial. Saya ambil bahannya dari berbagai artikel yang ada di internet.

1. Lembaga sosial harus mempunyai kredibiltas, visi, misi, dan sasaran yang jelas untuk bisa menarik dukungan dana. Menurut pengamatan saya, mencari sumbangan untuk panti asuhan lebih mudah dibanding mencari sumbangan untuk lembaga sosial lainnya, seperti sumbangan untuk lembaga pendidikan maupun lembaga kesehatan. Konsep panti asuhan sudah banyak dipahami oleh masyarakat Indonesia sehingga lebih mudah meyakinkan masyarakat untuk menyumbang bagi panti asuhan. Meskipun demikian, masyarakat tidak gampang memberi sumbangan kepada panti asuhan yang tidak mereka kenal. Masyarakat melihat banyaknya komersialisasi lembaga pendidikan dan lembaga pelayanan kesehatan. Agar masyarakat mau menyumbang untuk lembaga sosial, diperlukan adanya kredibilitas, visi, misi dan sasaran yang jelas yang membedakan organisasi tersebut dari lembaga sejenis pada umumnya.  
2. Jangan bikin lembaga sosial kecuali bila anda mempunyai sumber dana yang jelas. Bila anda tidak punya saudara atau banyak teman yang bersedia mengucurkan dana, sebaiknya jangan bikin lembaga sosial. Tentunya hal tersebut tidak berlaku apabila anda bersedia berkorban waktu, pikiran, tenaga dan dana dari kantong anda sendiri. Setidaknya dimasa awal ketika lembaga sosial tersebut baru didirikan. Teman atau perusahaan biasanya hanya mau menyumbang setelah lembaga sosial tersebut terbukti berjalan, bermanfaat bagi masyarakat serta secara keuangan bisa dipercaya. Bukan maksud saya untuk menakut-nakuti orang yang akan mendirikan lembaga sosial. Namun perlu saya tekankan bahwa lembaga sosial adalah wadah bagi kita untuk memberikan kembali sebagian rezeki yang kita terima, bukan lembaga untuk mencari duit. Beberapa pelajaran yang terkait dengan sumbang-menyumbang untuk kegiatan sosial adalah sebagai berikut:
  • Penyumbang telah mempunyai ikatan batin atau telah mengenal dengan baik lembaga sosial yang selama ini mereka sumbang.
  • Penyumbang akan mempertahankan jumlah sumbangan kepada lembaga sosial yang selama ini mereka sumbang. Jarang beralih ke lembaga sosial yang baru.
  • Penyumbang biasanya memberikan sumbangan ke lembaga sosial yang sudah berjalan selama 3-5 tahun denga riwayat akuntabilitas yang baik. Jarang sumbangan diberikan kepada lembaga sosial akar rumput yang baru berdiri.
  • Dimasa krisis ekonomi, jumlah sumbangan berkurang
3. Lembaga sosial yang kita dirikan adalah milik bersama. Sebuah lembaga sosial perlu memiliki Dewan Pembina atau Dewan Penasehat yang tertarik dengan konsep  lembaga yang kita dirikan dan mampu melaksanakan tuags dan fungsinya dalam organisasi nirlaba. Tentunya hal tersebut tidak berlaku untuk yayasan sosial milik keluarga.
4. Tidak ada uang "jatuhan" dari pemerintah. Pemerintah Indonesia boleh dibilang tidak mempunyai atau hanya memiliki sangat sedikit dana kegiatan atau proyek yang disalurkan melalui lembaga sosial. Bila adapun, anda harus membuat proposal, memenuhi segala persyaratan yang ditentukan, mampu melaksanakan kegiatan, mampu membuat laporan keuangan, dan lain lain persyaratan sehingga tidak gampang untuk mendapatkannya. Kalau kita bikin lembaga sosial, sebaiknya yakin dulu bahwa kita bakal mampu menggalang biaya operasionalnya. Setidaknya untuk kurun waktu beberapa waktu hingga orang atau perusahaan mengenal dan tergerak untuk membantu.

Lebih baik memang kalau kita bisa punya bisnis sendiri, atau punya banyak teman bisnismen yang mempunyai visi yang sama.Kucuran dana untuk lembaga sosial yang kita kelola bisa terjamin. Bila tidak, kita memang harus siap dengan banyak pengorbanan (dana, waktu, tenaga, pikiran, dll). Jangan lupa, pahala yang kita terima itu juga terkait dengan seberapa besar pengorbanan kita tersebut. Semakin besar pengorbanan, semakin besar juga pahalanya.  

No comments:

Post a Comment