Sunday, March 6, 2011

Kerja setelah pensiun? Memadukan kegiatan amal dan pendapatan

Warren Buffet, salah satu orang terkaya di dunia, sudah berumur 80 tahun dan masih aktif bekerja. Tentunya bukan karena alasan keuangan. Selain sangat kaya, Warren Buffet  juga sudah bersumpah akan menyumbangkan 99% kekayaannya untuk kegiatan sosial setelah dia meninggal.  Bahkan beberapa tahun yang lalu dia sudah menyumbangkan 50% kekayaannya untuk amal. Anak anaknya juga sudah disiapkan agar bisa mandiri secara keuangan.

Hari Jumat kemarin, 4 Maret 2011 ada sebuah artikel dari Eric Schurenberg berjudul Stop Saving For Retirement. Dia menganjurkan agar kita tidak usah menabung banyak banyak untuk pensiun, namun bekerja saja terus sampai umur 70 tahun. Lebih baik mencicil pensiun (liburan) disaat tetap bekerja dan baru benar benar berhenti kerja setelah fisik tidak lagi kuat.

Sebagian besar pegawai negeri sipil di Indonesia harus pensiun di usia 56 tahun. Padahal badan masih kuat dan uang pensiun tidak cukup banyak. Ibu saya, uang pensiunnya (janda) hanya cukup untuk menggaji 2 orang pembantu. Saya amati, banyak senior saya yang tidak siap ketika harus memasuki pensiun. Dilain pihak, banyak para pensiunan yang bisa hidup sehat hingga usia 80 tahun.

Saya kira kita perlu melihat usia pensiun sebagai sebuah kesempatan untuk menciptakan pekerjaan yang memadukan kegiatan amal  dengan penghasilan. Kita perlu tetap punya kesibukan, agar tetap sehat dan tidak pikun, syukur yang menghasilkan, dan sekaligus bisa dimanfaatkan sebagai ladang amal (sebagai bekal akhirat).

Lho kok ruwet kelihatannya? Apa contoh kongkritnya?

Misalnya, kita bisa membuat kursus (bimbingan belajar atau kursus bahasa Inggris) dengan tarif murah (kita kan cari duitnya tidak lagi perlu mati-matian krn sudah ada uang pensiun) dan menggratiskan biaya kursus bagi murid dari keluarga tidak mampu. Bagi dokter bisa tetap buka praktek, namun seminggu dua kali pasien yang periksa tidak perlu bayar, misalnya. Banyak ide bisa dikembangkan.

No comments:

Post a Comment