Monday, March 28, 2011

Cara McKinsey memperbaiki prestasi sekolah (1)

Ternyata negara kaya tidak menjamin bahwa sistem pendidikannya bagus. Studi dari Program International Student Assessment menunjukkan hal tersebut. Meskipun telah mengeluarkan lebih banyak dana, prestasi sekolah anak anak Amerika, Swedia, Austria kalah dengan anak anak Hongkong, Singapura maupun Korea.


McKinsey & Company  adalah sebuah perusahaan konsultasi papan atas dunia. Belum lama ini mereka menganalisa sekitar 20 sistem sekolah. Mereka menganlisa faktor faktor apa yang bisa mendorong sebuah sistem pendidikan sehingga membuat anak didiknya mampu berprestasi di sekolah.

Mereka menemukan bahwa intervensi untuk memperbaiki prestasi sekolah haruslah bersifat  menyeluruh atau sistemik. Intervensi tunggal tidak akan jalan. Mereka juga menemukan bahwa intervensi tersebut tergantung dari prestasi akademik para muridnya.

Di banyak negara dengan prestasi sekolah yang jelek, penyebab yang sering dijumpai adalah: (a) kurangnya ketrampilan, pengalaman dan motivasi para guru dan kepala sekolahnya, (b) kurangnya kemampuan dinas pendidikan untuk mendukung dan meningkatkan prestasi sekolah, termasuk keterbatasan anggarannya, (c) prestasi murid yang rendah dan angka bolos sekolah yang sering tinggi.

Untuk sekolah yang saat ini prestasi muridnya masih jelek, dalam laporannya yang berjudul : How the world most improved schools keep geting better McKinsey & Company menyarankan kelompok intervensi sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemampuan dan motivasi guru serta kepala sekolah, serta menyediakan alat bantu pelajaran. Kegiatan yang diperlukan dalam kelompok intervensi ini antara lain:
  • menyediakan bahan pelajaran sehari-hari bagi guru sehingga guru bisa mengajar dengan baik.
  • menyelenggarakan coaching agar guru bisa mengajar sesuai kuirkulum yang ada
  • memberikan insentif kepada sekolah yang berhasil meningkatkan prestasi para muridnya
  • memperbanyak kunjungan dan bimbingan dari dinas pendidikan
2. Meningkatkan sekolah mencapai standar minimal, dengan:
  • menyediakan bahan pelajaran kepada seluruh murid (bukan malah mengganti buku pelajaran setiap tahun)
  • memperbaiki infrastruktur sekolah sehingga memungkinkan proses belajar mengajar berjalan dengan baik
  • mengadakan ulangan dan monitor prestasi murid secara berkala (3-4 minggu sekali).
  • membantu sekolah yang berprestasi jelek dengan menyediakan anggaran bantuan khusus
3. Menyediakan bangku sekolah sehingga setiap murid dapat mempunyai bangku sendiri, memperbaiki WC sekolah, dan bila perlu menyediakan makan di sekolah.

Di Indonesia, masih cukup banyak sekolah yang prestasi akademik para muridnya  kurang bagus. Apalagi bila dikaitkan dengan standar internasional. Kelihatannya, peranan orang tua murid dan masyarakat (dermawan) untuk memperbaiki mutu sekolah sekolah tersebut sangat diperlukan. Bila hanya mengandalkan pemerintah, saya tidak yakin hal tersebut akan bisa terlaksana dalam 5-10 tahun mendatang. Indonesia akan semakin ketinggalan dibanding negara negara tetangga, khususnya dari Singapura.

No comments:

Post a Comment