Saturday, March 12, 2011

4 Strategi Mengubah Mustahik Jadi Muzaki

Dambisa Moyo, seorang ahli ekonomi internasional dalam sebuah bukunya berjudul Dead Aid: Why Aid is not Working and How there is a Better Way for Africa,  mengatakan bahwa bantuan asing ke negara negara Afrika telah gagal. Dana milyaran dollar yang disumbangkan oleh negara maju ternyata tidak membuat Afrika menjadi makmur. Dilain pihak, China telah terbukti dapat membangun ekonominya tanpa banyak bantuan asing.

Hal sama dapat terjadi pada tingkat individu dan keluarga. Bila kita keliru dalam membantu, bisa jadi banyak uang dan tenaga telah dikeluarkan, namun keluarga yang kita bantu tetap saja miskin.

Bagaimana caranya agar kita bisa mengubah penerima zakat menjadi pemberi zakat? Tentunya, ada intervensi ditingkat makro dengan menerapkan ekonomi syariah, dan ada intervensi di tingkat mikro. Intervensi di tingkat mikro yang bisa kita lakukan, antara lain:
  1. Memberi makan fakir miskin sehingga mereka tidak akan kelaparan.
  2. Memberi santunan kepada anak yatim, sehingga mereka bisa sekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak.
  3. Menginvestasikan sebagian tabungan kita di sektor riil sehingga tercipta banyak lapangan kerja.
  4. Memberikan pinjaman tanpa bunga dan tanpa agunan kepada masyarakat miskin yang ingin membuka usaha kecil
Strategi ke 1 dan ke 2 digarap oleh yayasan yayasan amal. Strategi ke 3 dan 4 digarap oleh wira usaha sosial. Wirausaha Sosial didirikan bukan dengan motif ekonomi semata, namun ada motif sosialnya juga.
Berikut ini beberapa contoh wirausaha sosial:
  1. Greyston Bakery di New York yang membuat perusahaan roti untuk bisa memperkerjakan orang (penduduk sekitar yang miskin), bukannya memperkerjakan orang untuk bisa membuat pabrik roti. Meskipun berprinsip demikian, perusahaan roti Greyston menghasilkan roti yang enak dan secara bisnis menguntungkan.
  2. Perusahaan Santri Group yang mennyumbangkan sekitar 20% keuntungannya untuk sedekah
  3. Perusahaan perusahaan seperti La Fageda dan A- Way Express yang lebih dari  40% pegawainya adalah penderita gangguan jiwa.
  4. Berbagai model wira usaha sosial lainnya. Bila anda berminat, ketik saja social enterprise di Google. Banyak sekali informasi bisa didapat disana.
Salah satu model yang bisa kita tiru adalah organisasi Kiva ( http://www.kiva.org/ ) yang memerikan pinjaman mikro kepada keluarga miskin. Kiva memasang di websitenya profil dari keluarga miskin yang memerlukan bantuan modal (minimal pinjamannya adalah sekitar Rp200 ribu) selama 3 bulan dan mengundang dermawan untuk memberikan pinjaman. Ternyata dengan model begini, lebih dari 95% pinjaman bisa dikembalikan. Sejak didirkan Kiva telah menyalurkan total pinjaman lebih dari  190 juta dollar, kepada lebih dari 500 ribu wirausaha kecil.

Tentunya lebih gampang diomongkan dari menjalankannya.

No comments:

Post a Comment