Ibu Kiswanti |
Saya sangat terkesan dengan kehebatan ibu Kiswanti, seorang wanita biasa yang telah melakukan hal hal yang luar biasa. Ibu Kiswanti hanya lulusan sekolah dasar, anak seorang penarik becak dan ibu penjual jamu gendong, pernah menjadi pembantu rumah tangga, dan tidak kaya. Meskipun demikian, dia telah melakukan banyak hal yang mengagumkan.
Sejak tahun 1994, Kiswanti membangun perpustakaan mini dari uang tabungannya yang dia kumpulkan dari hasil kerja sebagai pembantu rumah tangga pada keluarga Korea. Awalnya, dia mengoperasikan perpustakaan keliling dengan sepeda. Kemudian meningkat menjadi perpustakaan sederhana di sebuah ruangan berukuran 4x10 meter. Awalnya perpustakaan mini tersebut dirintis dengan usaha swadaya penuh. Buku-buku didapat dengan menyisihkan uang belanja.. Pengorbanan keluarganya memang tak kecil. Ketika media mulai sering menulis tentang dirinya, bantuan pun lantas mulai berdatangan, baik dari instansi, perusahaan, meski kebanyakan adalah bantuan perorangan yang tergerak setelah tahu usaha keras Kiswanti.
Kini perpustakaan hasil perjuangan panjang itu, memang tak pernah sepi. Setiap saat ada saja anak-anak kecil yang masuk memanfaatkan perpustakaan tersebut. Jumlah buku telah meningkat dari 180 buku di tahun 1994, kini telah berkembang hingga 1994. Disitu pula ada kursus gratis, dari belajar komputer sampai bahasa Inggris.
Kini perpustakaan hasil perjuangan panjang itu, memang tak pernah sepi. Setiap saat ada saja anak-anak kecil yang masuk memanfaatkan perpustakaan tersebut. Jumlah buku telah meningkat dari 180 buku di tahun 1994, kini telah berkembang hingga 1994. Disitu pula ada kursus gratis, dari belajar komputer sampai bahasa Inggris.
Dalam skala yang berbeda, karena latar belakang dan kesempatan yang berbeda, John Wood dapat membuat dampak yang berbeda juga. Melalui organisasi Room To Read yang didirikannya, dia mampu menggalang dana dan dukungan untuk mendukung misinya membantu pendidikan bagi anak anak di negara berkembang. Sebagai seorang mantan eksekutif senior Microsoft, dengan keahlian manajemennya, John Wood berhasil membangun 10.000 perpustakaan, 1.128 sekolah, mendistribusikan 7,4 juta buku, menerbitkan 433 buku dan memberikan bea siswa kepada 8.944 anak perempuan dari berbagai negara berkembang hanya dalam kurun waktu 10 tahun.
Saya kira, dari sisi ekonomi dan pendidikan, hampir semua pembaca blog ini berada diantara Kiswanti dan John Wood. Apakah sumbangan kita kepada masyarakat juga sudah berada diantara Kiswanti dan John Wood? Kata para bijak, tidak ada kata terlambat untuk memulai. Mari kita mulai melangkah, setapak demi setapak mengikuti jejak mereka.
No comments:
Post a Comment