Monday, April 9, 2012

Percaya janji Allah atau janji setan?

Oleh: Pencinta sedekah


“Saya nggak pernah mau memberi pinjaman kalau ada yang datang berhutang..” kata guru saya.
Menurutnya, kalau dia meminjamkan uang, bisa jadi uang itu tidak pernah dikembalikan lagi kepadanya. Kalaupun misalnya dikembalikan, tetap saja uang kembali itu hanya sejumlah uang yang dia pinjamkan.
“Beda dengan sedekah. Kalau saya memberi sedekah, minimal akan dikembalikan 10x lipat, dan itu sudah dijanjikan Tuhan dalam Kitab Suci. Jadi daripada dia minjam sama saya, lebih baik saya beri saja dia uang sesuai kebutuhannya dan saya anggap sedekah saja” sambungnya enteng.
Saya hanya bisa tertawa geli mendengar alasannya.. Sekilas seperti bercanda. Tapi saya tahu betul karakter guru saya itu. Dia memang gemar memberi sedekah.. Bahkan dia punya cita- cita memberangkatkan orang lain pergi berhaji sebanyak 100 orang, dan sebagiannya sudah berhasil dia berangkatkan.
Begitulah, kalau sifat dermawan sudah menjadi karakter atau kebiasaan… Buat kita yang baru- baru belajar sedekah, pasti deh banyak mikirnya.. Mau sedekah yang agak gede aja pakai mikir berulang kali.. Trus saking kebanyakan mikirnya, sedekahnya nggak jadi.
Hal lain yang membuat kita berat untuk bersedekah itu selaras dengan keyakinan kita akan janji-Nya. Coba kita perhatikan poin dibawah ini.
- Tuhan berjanji ; “Menikahlah! jika miskin, Aku yang akan mengayakan”.. Yakinkah kita? Kalau yakin, pasti kita buru- buru nikah
- Tuhan berjanji ; “Sedekahlah (beri nafkahlah) maka Aku akan memberi nafkah kepadamu.” Yakinkah kita? Kalau yakin, pasti kita buru- buru sedekah
Mari sejenak kita renungkan dari ayat ini kenapa kita masih kikir?
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui. ( Al Baqarah 267- 268)
Jadi, kita percaya janji Allah atau janji syaitan? :D 

No comments:

Post a Comment