Oleh: Pecinta Sedekah.
( http://www.pencintasedekah.com/2010/05/mencari-rasa-yang-hilang/#more-66)
Seringkali kehidupan Luqman terasa hampa, padahal segala cara sudah dilakukan untuk membahagiakan hati seperti pergi Rekreasi bersama keluarga dan menonton segala macam hiburan. Tapi tetap saja ada sesuatu yang hilang dari dalam hati ini.
Padahal Luqman hidup sangat berkecukupan, tinggal di komplek mewah sebuah Residence.
Dia merasa ada ruang kosong yang rasanya tidak pernah bisa terisi.
Sampai suatu hari Luqman bertemu dengan seorang ibu yang menangis terisak di pinggir jalan saat Luqman pulang dari olahraga pagi.
Penasaran, Luqman menanyakan apa yang terjadi. Ternyata ibu ini anaknya sedang sakit keras dan tidak memiliki uang untuk berobat.
Luqman menawarkan bantuan dan singkat cerita dia sampai di rumah ibu tersebut. Sepanjang perjalanan Luqman tercenung melihat lingkungan tempat tinggal ibu ini.
Sungguh kontras dengan kompleks tempat tinggal Luqman. Bau busuk comberan menyengat sampai ke dalam rumah berdinding kayu dan berlantai tanah. Terlihat anaknya tergeletak lemas di sebuah ranjang bambu dengan suhu tubuh panas tinggi.
Luqman memutuskan membawa anak ibu ini ke dokter, membiayai semua pengobatannya dan tidak tanggung-tanggung menyanggupi untuk menanggung semua biaya sekolahnya sampai tamat SMU nanti.
Saat senja menuju pulang ke rumah, Luqman tercenung.. terasa sebuah kebahagiaan membuncah di dadanya. Sebuah rasa yang selama ini dicarinya kemana-mana dengan biaya mahal dan tak pernah didapatkan, ternyata justru dia temuakan disebuah gubuk kecil.
Ternyata kebahagiaan itu justru adalah saat kita bisa membahagiakan orang lain dan peduli dengan kesulitan orang lain.
Kebahagiaan spiritual, kebahagiaan hakiki adalah saat memberi, bukan saat menerima.
Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini. (Q.S.Muhammad.38)
( http://www.pencintasedekah.com/2010/05/mencari-rasa-yang-hilang/#more-66)
Seringkali kehidupan Luqman terasa hampa, padahal segala cara sudah dilakukan untuk membahagiakan hati seperti pergi Rekreasi bersama keluarga dan menonton segala macam hiburan. Tapi tetap saja ada sesuatu yang hilang dari dalam hati ini.
Padahal Luqman hidup sangat berkecukupan, tinggal di komplek mewah sebuah Residence.
Dia merasa ada ruang kosong yang rasanya tidak pernah bisa terisi.
Sampai suatu hari Luqman bertemu dengan seorang ibu yang menangis terisak di pinggir jalan saat Luqman pulang dari olahraga pagi.
Penasaran, Luqman menanyakan apa yang terjadi. Ternyata ibu ini anaknya sedang sakit keras dan tidak memiliki uang untuk berobat.
Luqman menawarkan bantuan dan singkat cerita dia sampai di rumah ibu tersebut. Sepanjang perjalanan Luqman tercenung melihat lingkungan tempat tinggal ibu ini.
Sungguh kontras dengan kompleks tempat tinggal Luqman. Bau busuk comberan menyengat sampai ke dalam rumah berdinding kayu dan berlantai tanah. Terlihat anaknya tergeletak lemas di sebuah ranjang bambu dengan suhu tubuh panas tinggi.
Luqman memutuskan membawa anak ibu ini ke dokter, membiayai semua pengobatannya dan tidak tanggung-tanggung menyanggupi untuk menanggung semua biaya sekolahnya sampai tamat SMU nanti.
Saat senja menuju pulang ke rumah, Luqman tercenung.. terasa sebuah kebahagiaan membuncah di dadanya. Sebuah rasa yang selama ini dicarinya kemana-mana dengan biaya mahal dan tak pernah didapatkan, ternyata justru dia temuakan disebuah gubuk kecil.
Ternyata kebahagiaan itu justru adalah saat kita bisa membahagiakan orang lain dan peduli dengan kesulitan orang lain.
Kebahagiaan spiritual, kebahagiaan hakiki adalah saat memberi, bukan saat menerima.
Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini. (Q.S.Muhammad.38)
No comments:
Post a Comment