Monday, December 12, 2011

Raja Yang Cerdas

Pada jaman dahulu kala ada sebuah kerajaan yang mempunyai ketentuan yang tidak lazim. Setiap tahun mereka harus mengganti rajanya. Raja yang sudah selesai memerintah selama 1 tahun akan dibuang ke sebuah pulau yang terpencil. Setiap orang yang akan menjadi raja harus mematuhi ketentuan tersebut.

Ketika seorang raja selesai memerintah selama 1 tahun, rakyatnya akan memakaikan pakaian mewah dan membawanya keliling kota diatas kendaraan gajah. Itulah saat perpisahan antara seorang raja dengan rakyatnya. Saat tersebut merupakan saat yang sangat menyedihkan bagi para raja yang baru selesai memerintah selama setahun. Itulah saat dia harus mengucapkan salam perpisahan kepada rakyatnya. Raja yang selesai memerintah tersebut kemudian dibawa ke sebuah pulau terpencil.

Para raja yang menyadari bahwa dia hanya akan menjadi raja selama setahun, maka mereka memanfaatkan sisa hidupnya dengan hidup bermewah-mewah. Setiap harinya mereka habiskan dengan berpesta pora, makan minum yang lezat dan bersenang-senang.

Pada suatu hari, ketika kembali dari membuang seorang raja di pulau terpencil, rakyat kerajaan tersebut melihat ada seorang anak muda yang terapung diatas papan. Kelihatannya si anak muda berhasil menyelamatkan diri ketika kapalnya pecah terhempas badai. Rakyat kerajaan kemudian menawari anak muda tersebut agar bersedia menjadi raja mereka. Mereka secara jelas menyampaikan sebuah ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap orang yang mau menjadi raja. Raja hanya akan memerintah selama setahun, kemudian sang raja akan dibuang ke sebuah pulau terpencil.

Mula mula pemuda tersebut menolak, namun akhirnya dia setuju menjadi raja mereka selama setahun.

Setelah 3 hari menjadi raja, dia meminta kepada para menterinya agar dibolehkan mengunjungi pulau terpencil tempat para raja terdahulu dibuang. Para menterinya setuju. Pulau tersebut ternyata sangat menakutkan. Hanya dihuni binatang buas. Hutan di pulau tersebut sangat tebal. Dari pinngir hutan dia bisa mendengar suara binatang buas. Dia melihat sisa tulang belulang para raja terdahulu. Sangat jelas bagi raja tersebut bahwa setiap bekas raja akan menemui ajalnya di pulau tersebut dalam hitungan hari. Dengan kondisi pulau seperti itu, tidak akan ada bekas raja yang bisa bertahan hidup.

Sang raja kemudian kembali ke kerjaannya. Disana dia meminta disediakan 100 pekerja yang kuat. Dia bawa 100 pekerja tersebut ke pulau terpencil tempat para bekas raja dibuang. Dia perintahkan agar mereka membunuh semua binatang buas dan menebang pohon di hutan. Setiap bulan sang raja akan menengok pulau tersebut dan melihat perkembangan kerja mereka.

Dalam satu bulan, semua binatang buas telah dimusnahkan. Beberapa pohon besar juga berhasil mereka potong. Dalam bulan kedua, para pekerja diperintahkan membuat taman dan tanah pertanian. Ketika menengok pulau terpencil, sang raja mulai membawa binatang piaraan yang bermanfaat seperti ayam, kambing, sapi, dan lain lain.

Pada bulan keempat, sang raja memerintahkan para pekerja membuat rumah yang bagus dan sebuah pelabuhan. Dalam kurun waktu beberapa bulan, pulau terpencil tersebut telah diubah menjadi pulau yang indah. Sementara itu, sang raja hidup secara sederhana. Dia membawa baju dan sisa beras dan bahan makanan untuk disimpanya di pulau dimana dia akan dibuang nantinya.

Pada bulan kesembilan sang raja memerintah, pulau tersebut telah siap dihuni. Sang raja kemudian meminta agar dia bisa dikirim ke pulau tersebut sekarang juga. Namun rakyatnya menolak. Raja harus memerintah genap selama 1 tahun penuh.

Tibalah satu tahun penuh sang raja memerintah. Rakyatnya kemdian memakaikan pakaian mewah dan menaikkannya ke kendaraan kebesaran sang raja yaitu berupa seekor gajah besar. Namun berbeda dengan para raja sebelumnya yang menangis sedih, raja yang satu ini tetap tersenyum dan tertawa gembira.

Ketika rakyatnya yang keheranan bertanya mengapa sanga raja tidak bersedih hati, dia menjawab: "Aku telah merencanakan dan mempersiapkan masa depanku. Para raja terdahulu hidup dalam kemewahan sehingga mereka lupa mempersiapkan masa depannya. Kini aku bisa hidup nyaman di pulau tempat pembuangan para raja.": jawab raja yang cerdas tersebut.

Raja setahun tak ubahnya dengan kehidupan kita di dunia ini. Kita pasti akan mati. Adakah kita sudah mempersiapkan rumah kita dalam kehidupan setelah kita mati?

Mari kita simak hadits berikut:


Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma mengabarkan, “Aku sedang duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala datang seorang lelaki dari kalangan Anshar. Ia mengucapkan salam kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berkata, ‘Ya Rasulullah, mukmin manakah yang paling utama?’ Beliau menjawab, ‘Yang paling baik akhlaknya di antara mereka.’

‘Mukmin manakah yang paling cerdas?’, tanya lelaki itu lagi. Beliau menjawab:

 أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا، أُولَئِكَ أَكْيَاسٌ

“Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259, dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 1384)


Semoga bermanfaat

No comments:

Post a Comment