Tuesday, December 20, 2011

Jangan hanya berlari, naiklah kuda

Saya amati ada suatu kesamaan pada sebagian orang yang sukses. Mereka bisa sukses karena  tidak hanya mengandalkan kemampuan dirinya sendiri saja. Ibaratnya, mereka tidak hanya berlari, namun naik kuda. Tentu saja mereka bisa melesat lebih kencang dan mencapai jarak yang lebih jauh karena mereka tidak hanya mengandalkan kemampuan sendiri. 

Sepertinya ada sebuah kekuatan yang mendukung mereka sehingga bisa melesat jauh.Kekuatan itu adalah kekuatan sedekah. 

Ambil contoh pengarang Habiburrahman El Shirazy yang sudah melahirkan beberapa buku seperti Ayat Ayat Cinta.  Sejak awal 2007, Habiburrahman menerima royalti dari Penerbit Republika sekitar Rp 120 juta per bulan. Dari royalti yang diperolehnya, ia membangun sebuah Taman Kanak-Kanak Alquran di Salatiga. Tapi, yang lebih utama lagi,  sebagian royaltinya itu dikucurkan untuk `proyek jangka panjang’. Bersama adiknya, Anif Sirsaeba dan budayawan Prie GS, ia merintis sebuah pesantren mahasiswa di Ngaliyan, Semarang. Pesantren Karya Basmallah, begitu namanya.

Di tingkat internasional juga ada pengarang Paulo Coelho. Berbagai karyanya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Ternyata, Paulo Coelho juga mempunyai sebuah panti asuhan yang dibiayai dari royalti hasil penjualan buku bukunya.

Di bidang bisnis, di Amerika, kita mengenal Bill Gates, pendiri Micrososft. Dia bersama istrinya mempunyai Bill and Melinda Gates Foundation yang setiap tahunnya memberikan bantuan triliunan rupiah. Juga ada Ford Foundation yang didirikan oleh pengusaha mobil Ford. Mereka semua adalah para dermawan.

Beberapa waktu yang lalu, saya melihat tayangan tausyiah ustadz Yusuf Mansur melalui youtube. Tausyahnya berjudul "Ditolong sedekah" Ustadz Yusuf Mansur bercerita bahwa pada tahun 2003, dia mempunyai hutang sekitar Rp 1 milyar. Sebuah jumlah yang sangat besar. Ustadz Mansur mempunyai naskah 23 buah, yang bila diterbitkan akan menghasilkan uang ratusan juta rupiah. Meskipun hasil dari royalti tersebut lumayan, namun tidak akan cukup untuk menutup hutang hutangnya. Dia putuskan untuk menyedekahkan semua royalti hasil penjualan buku buku karyanya tersebut. Ternyata, sedekah telah memberinya kekuatan sehingga dalam waktu yang tidak lama hutang hutangnya bisa lunas.

Tentunya bukan sedekah biasa yang akan mempunyai kekuatan pendorong yang besar. Perlu sedekah yang besar agar tercipta daya dorong yang besar. Sedekah Rp 1000-2000 dimana penghasilan kita jutaan rupiah, tidak akan mempunyai daya dorong yang kuat. Sedekah Rp 5000, bila itu satu satunya uang yang kita punya, akan mempunyai daya dongkrak yang besar. Namun bila kita punya ratusan ribu rupiah, sedangkan sedelah kita hanya Rp 2500, maka tidak akan ada dampaknya secara bermakna.

Selain perlu besar nominalnya. Sedekah juga perlu diberikan secara rutin (istiqomah). Sedekah besar secara istiqomah, akan mempunyai daya dorong yang besar terhadap kesuksesan hidup kita di dunia dan akhirat.

Tidak percaya? Silahkan coba sendiri. Sedekahkan minimal 10% penghasilan anda dan perhatikan bahwa janji Allah pasti benar.

1 comment:

  1. Sedekah terbesar adalah kalimat tauhid....Ana Allahu laa ilaha ilaa Ana...fa budunih wa Aqimis sholata lil Dzikri...Apabila dua gunung uhud di jadikan emas dan di sedekahkan semuanya tanpa tersisa..maka..timbangan nya jauh lebih berat kalimat tauhid tersebut di atas.. Orang yang pernah bersedekah paling besar dalam harta adalah konglomerat Usman bin Affan, namun orang yang sedekahnya paling berat dalam sisi timbangan adalah Ali bin Abu Tholib.

    ReplyDelete