Monday, November 14, 2011

Indonesia memerlukan orang seperti Sal Dimiceli

Sal Dimiceli dan keluarga yang ditolongnya
Selama 4 tahun terakhir, Jennifer Cervantes telah berjuang dengan keras untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan 5 anaknya. Meskipun telah bekerja 40 jam seminggu,  memanfaatkan kupon bantuan sosial, tetap saja gajinya tidak mencukui untuk membayar sewa rumah, tagihan listrik, dll. Akhirnya, Jennifer Cervantes menulis surat ke Sal Dimiceli, pengasuh sebuah kolom "Sekarang waktunya untuk menolong" di koran lokal, untuk meminta bantuan. Kolom tersebut membahas segala hal yang terkait dengan permasalahan keuangan keluarga yang lagi jatuh. 

Beberapa minggu kemudian, Sal Dimiceli muncul dirumah Jennifer Cervantes. Mereka ngobrol dan mendiskusikan keadaan Jennifer Cervantes. Tak lama kemudian Sal Dimiceli setuju untuk membantu Jennifer Cervantes menutup sewa rumahnya bulan tersebut, membayar tunggakan tagihan listrik dan gas, serta mengisi almari esnya yang kosong dengan berbagai bahan makanan sesuai kebutuhan keluarga.

"Saya sangat terkejut": kata Jennifer Cervantes. " Anak anak sudah bosan makan macaroni dan soup ramen setiap malam", lanjutnya. Bagi Sal Dimiceli, umur 60 tahun dan bekerja sebagai broker property, menolong orang yang sedang kesulitan merupakan kegiatan sehari-harinya. Melalui LSM yang bernama Time is now to help, dalam setahun tak kurang dari 500 orang telah ditolongnya.

"Saya sudah ketagihan membantu orang" kata Sal Dimiceli :"Saya tidak punya waktu lagi untuk main golf atau menonton pertunjukan. Kesukaan saya dalam hidup ini adalah membantu orang Amerika yang lagi kesulitan".

Dimiceli menerina sekitar 20-30 surat dalam seminggunya. Sebagian besar berasal dari daerah Lake Geneva. Dimiceli mendatangi dan mengecek sendiri keadaan orang orang yang meminta peertolongan tersebut. Bila mereka ternyata mempunyai masalah kecanduan alkohol atau obat bius, Sal Dimiceli akan merujuk mereka ke program pemerintah yang menangani hal tersebut. Untuk mengecek apakah mereka jujur, Sal Dimiceli akan membuka lemari makan mereka untuk melihat seberapa banyak makanan yang mereka punyai.

"Saya tidak ingin menghamburkan uang yang sudah dengan susah payah dikumpulkan" kata Sal Dimiceli. "Bagi mereka yang jujur dan benar benar kesulitan, saya tidak akan segan membantunya". Sal Dimiceli akan dengan segera membantu keluarga dalam menutupi kebutuhan dasr sehari-harinya, seperti membelikan makanan atau bahkan mengirim mereka ke losmen yang ada penghangat ruangan di musim dingin. Dalam satu-dua hari, kebutuhan dasar keluarga tersebut akan coba dipenuhinya.

"Tidak ada administrasi yang berbelit belit" kata Sal Dimiceli,: "Saya ingin bantuan diberikan sekarang juga".

Sal Dimiceli dulu hidupnya susah. Bapaknya adalah pekerja kasar yang suka berjudi dan ibunya bekerja di Salon. Pada umur 12 tahun, Sal Dimiceli bekerja sebagai tukang cuci piring di sebuah restaurant. Pada saat itu, dia berdoa kepada Tuhan bahwa bila diberi penghasilan yang lebih baik, Sal Dimiceli akan menyisihkan sebagian uangnya untuk membantu orang lain yang kesulitan. Mula-mula ada pegawai yang membantu kegiatan Sal Dimiceli, tetapi karena hal tersebut menyerap banyak dana akhirnya semua hal tersebut dia kerjakan sendiri. Hingga kini setidaknya sekitar 20% penghasilannya dia pakai untuk menolong orang lain yang kesulitan.

Sal Dimiceli tidak hanya membantu secara keuangan. Dia juga akan membantu agar suatu keluarga bisa mengatur keuangannya dan hidup secara mandiri. 

No comments:

Post a Comment