Monday, November 28, 2011

Agar kita tidak terjerat hutang

Akhir akhir ini kita sering disuguhin berita tentang krisis ekonomi di Eropa dan Amerika. Negara negara kaya tersebut saat ini mulai oleng ekonominya. Salah satu penyebabnya, yang semua ahli mengakuinya, adalah karena besarnya hutang pemerintah. Negara negara seperti Yunani, Itali, Spanyol dan lain lain mempunyai hutang yang besarnya hampir dua kali lipat penghasilan pertahunnya.

Mereka mencoba menutup hutang lama dengan membuat hutang baru. Dengan prospek ekonomi yang tidak baik, maka ketika mereka membuat hutang baru mereka harus membayar hutang tersebut dengan bunga yang lebih besar. Akibatnya, bukan menutup lobang dengan menggali lobang, tapi menutup lobang dengan menggali empang. 

Hal yang hampir sama juga terjadi pada tingkat individu atau keluarga. Di Indonesia, dengan semakin agresifnya bank memberikan pinjaman, maka banyak orang yang sekarang terbelit hutang. Banyak individu dan keluarga terjebak kredit yang bersifat konsumptif. Meskipun tanpa punya uang atau hanya punya Rp 500 ribu saja, kita sekarang sudah bisa membawa pulang sepeda motor. Banyak pegawai yang tidak membawa pulang gajinya secara utuh karena mereka telah meminjam uang ke bank atau koperasi untuk membeli barang barang yang bersifat sekunder atau tertier, seperti TV, sound system, dll.

Bagaimana caranya agar kita tidak terjerat hutang? 

Teorinya gampang, yaitu "jangan besar pasak daripada tiang". Jangan mengeluarkan uang lebih besar dari pendapatan. Prinsip dasar yang sangat jelas dan sederhana, namun banyak orang melanggarnya. Termasuk para ekonom yang bergelar doktor lulusan Amerika dan Eropa yang sekarang menyetir ekonomi keuangan negara Indonesia. Para ekonom kita juga mengikuti jejak para gurunya yang membawa negara Amerika dan Eropa kedalam krisis ekonomi berkepanjangan karena terjebak hutang yang sangat besar.

Beberapa hal yang perlu dilakukan agar kita terhindar dari hutang:

  1. Berdoa agar terhindar dari hutang.  Jangan remehkan doa, karena meskipun gaji kita Rp 20 juta per bulan, sangat mudah bagi Allah untuk membuat kita sakit gagal ginjal yang biayanya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Ada doa nabi Muhammad agar terhindar dari hutang "Allahumma inni a-udzu bika minal hammi wal hazani, wa a-udzu bika minal 'ajzi wal kasali, wa a-udzu bika minal jubni wal bukhli, wa a-udzu bika min ghalabatiddaini wa qaharir-rijal" Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan dan kedukaan, dari lemah kemauan dan rasa malas, dari sifat pengecut dan bakhil, dari banyak utang dan kezalima manusia. Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2219361-doa-terhindar-dari-hutang/#ixzz1ezm7MRWw
  2. Jangan beli barang kalau kita tidak punya uang kontan. Saat ini kita bisa beli sepeda motor, mobil, almari dan lain lain, meskipun kita tidak punya uang. Hindari membeli barang dengan cara kredit. Kalau tidak ada uang kontan untuk membelinya, berarti kita tidak mampu membeli barang tersebut. Tunda sampai kita punya uang kontan untuk membeli barang barang tersebut. Para ahli berpendapat bahwa hal ini tidak berlaku untuk rumah. Kita boleh berhutang untuk rumah namun usahakan agar kita membayar uang muka yang besar sehingga cicilan hutang tidak memberatkan keuangan keluarga nantinya. Pilih rumah kecil yang sesuai dengan kemampuan kantong kita, bukan sesuai dengan gengsi kita.
  3. Rajin menabung sebagai cadangan dikala ada kebutuhan mendesak. Saat ini biaya sekolah sangat mahal, begitu pula dengan biaya berobat. Usahakan untuk menabung hingga tersedia dana kontan sebesar 6 bulan biaya hidup. 
  4. Bayar zakat harta, jangan hanya zakat fitrah. Banyak muslim di Indonesia yang hanya bersedia membayar zakat fitrah. Padahal, bayar zakat harta (mal) juga merupakan suatu kewajiban. Bayarlah zakat harta sesuai ketentuan. Bila kita sudah membayar zakat mal, tingkatkan dengan sedekah. Dengan zakat dan sedekah, Allah akan ikut campur dalam urusan keuangan kita sehingga kita tidak akan terjerat hutang. Urutannya, sedekah kita berikan kepada orang tua dan saudara. Bila mereka mampu secara ekonomi, kemudian baru kepada anak yatim dan orang miskin lainnya.Semakin besar sedekah yang kita berikan, semakin ajaib dampak sedekah tersebut. Contohnya ada tukang becak (Bai Fangli) yang antara umur 70-90 tahun bisa bersedekah ratusan juta rupiah. Begitu pula dengan tukang pijit yang bisa membangun mushola dan mendirikan panti asuhan. Mereka menyedekahkan uangnya diatas 50% dari penghasilannya.

Semoga bermanfaat

No comments:

Post a Comment