Saturday, March 10, 2012

Menggadaikan amal shalih

Tahun lalu, adik sahabat saya, salah satu pendiri Klinik Umiyah, mengalami kecelakaan ketika sedang mengendarai sepeda motor. Kepalanya terbentur tembok jembatan sehingga mengalami gegar otak dan pingsan. Meskipun tidak ada pendarahan di otak, tapi kondisinya cukup kritis. Sahabat saya tersebut kemudian berdoa kepada Allah swt memohon kesembuhan adiknya. Dalam doanya dia menyebutkan bahwa biarlah semua pahala dari ambulan gratis yang dia punya dipakai sebagai pengganti dari kesembuhan adiknya tersebut. Alhamdulillah, tidak berapa lama adiknya bisa sembuh seperti sedia kala.

Menggadaikan amal shalih juga pernah saya lakukan. Tahun lalu, ketika saya masih bekerja di Nepal, anak saya yang kedua mengalami kecelakaan ketika sedang bersepeda. Kelopak matanya sobek karena terkena pecahan lensa kacamata. Memang luka tersebut tidak mengancam jiwanya, namun bisa sangat menganggu bila kelopak mata tersebut tidak bisa berfungsi secara sempurna. Dokter jaga di bagian gawat darurat tidak berani menjahit luka anak saya. Dokter jaga juga bilang bahwa kemungkinan besar anak saya harus menjalani operasi bedah plastik untuk memperbaiki kelopak matanya. Dokter jaga memanggil dokter ahli bedah. Sambil menunggu kedatangan dokter ahli bedah, saya terus menerus berdoa. Dalam doanya saya menyebutkan bahwa biarlah pahala dari amal shalih yang saya lakukan melalui Klinik Umiyah dipakai untuk mengganti kesembuhan anak saya. Alhamdulillah, dokter bedah menjahit luka anak saya dengan hati hati. Diperlukan waktu hampir 2 jam untuk menjahit kelopak mata anak saya. Kini kelopak mata anak saya sembuh hampir sempurna, tidak kelihatan sama sekali bekas lukanya.

Kisah diatas sesuai dengan hadis berikut yang saya kutip dari http://www.cidtux.net/2/post/2011/09/khutbah-jumat-tiga-orang-yang-terjebak-di-dalam-goa.html

Bukhari Muslim meriwayatkan dari Shahih, masing-masing dari Abdullah bin Umar dari Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda, "Ketika tiga orang sedang berjalan-jalan, tiba-tiba hujan turun. Maka mereka berteduh di sebuah goa di gunung. Sebuah batu besar tiba-tiba menggelinding dari gunung menuju pintu goa dan menutupnya.

Sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, 'Lihatlah amal shalih yang telah kamu kerjakan karena Allah, lalu berdoalah kepada Allah dengannya. Semoga Allah memberi kemudahan bagi kalian.'

Salah seorang dari mereka berkata, 'Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai dua orang tua yang telah berusia lanjut, istri dan beberapa anak yang masih kecil. Aku yang menggembala untuk mereka. Jika aku pulang di sore hari, aku memerah susu, lalu memberi minum kedua orang tuaku terlebih dahulu sebelum anak-anakku. Suatu hari aku menggembala cukup jauh dari desa. Aku tidak pulang kecuali hari telah sore, dan aku mendapati mereka berdua telah tidur. Aku memerah susu seperti biasa. Aku membawa bejana susu kepada keduanya dan berdiri menunggu di atas kepala mereka berdua. Aku tidak ingin membangunkan kedunya dari tidur dan aku tidak ingin memberi minum anak-anakku sebelum keduanya minum. Sementara anak-anak menangis kelaparan di bawah kakiku. Aku tetap melakukan apa yang aku lakukan dan anak-anak juga demikian sampai terbit fajar. Jika engkau mengetahui bahwa aku melakukan itu hanya demi mencari wajah-Mu, maka bukalah pintu goa ini sedikit sehingga kami bisa melihat langit.' Lalu Allah membuka pintu goa sedikit dan mereka melihat langit.

Yang lain berkata, "Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai sepupu perempuan, dan aku sangat mencintainya seperti laki-laki mencintai perempuan. Aku meminta dirinya, tetapi dia menolak sampai aku bsia memberinya seratus dinar. Aku bekerja keras hingga aku berhasil mengumpulkan seratus dinar. Aku menyerahkan kepadanya. Manakala aku telah duduk di antara kedua kakinya, dia berkata, '"Wahai hamba Allah, bertaqwalah kepada Allah, jangan membuka cincin kecuali dengan haknya.' Maka aku meninggalkannya. Jika Engkau mengetahui bahwa aku melakukan itu karena mencari Wajah-Mu, maka bukalah pintu goa sedikit.' Maka pintu goa terbuka agak lebar.

Yang ketiga berkata, 'Ya Allah, sesungguhnya aku menyewa seorang pekerja dengan imbalan satu faraq besar. Selesai menunaikan pekerjaaannya, dia berkata, 'Berikan hakku.' Lalu aku menyodorkan faraq-nya, tetapi dia menolaknya. Seterusnya aku menanamnya sampai aku mengumpulkan beberapa sapi sekaligus pengembalanya darinya. Dia datang lagi dan berkata, 'Bertakwalah kepada Allah, jangan menzhalimi hakku.' Aku berkata, 'Pergilah kepada sapi-sapi itu berikut penggembalanya. Ambillah.' Dia menjawab, 'Jangan mengolok-olokku, bertakwalah kepada Allah.' Aku berkata, 'Aku tidak mengolok-olok dirimu. Ambillah sapi-sapi itu dan pengembalanya.' Lalu dia mengambil dan pergi. Jika Engkau mengetahui bahwa aku melakukan hal itu demi mendapakan wajah-Mu, maka bukakanlah sisanya.' Maka Allah membuka apa yang tersisa.

Mari kita menabung amal shalih sebanyak-banyaknya.

No comments:

Post a Comment