Berobat Cukup Isi Kotak Infaq
Terobosan RBI Umiyah Bantu Kaum Miskin
Berita di Koran Radar Yogya 30 Desember 2010 http://www.radarjogja.co.id/radar-kedu/purworejo/12762-berobat-cukup-isi-kotak-infaq
PURWOREJO – Berobat murah bagi orang miskin bukan sebuah impian. Di Purworejo telah berdiri sebuah rumah sakit bersalin yang difokuskan untuk membantu para kaum duafa. Rumah Bersalin Islam (RBI) Umiyah di Jalan Raya Berjan No 287, Lugosobo, Kecamatan Gebang (jalan Lingkar Utara,red) ini bahkan tidak menentukan tarif bagi pasiennya. Warga yang berobat cukup mengisi kotak infaq seikhlasnya.
Kendati pasien hanya membayar seikhlasnya, pihak rumah sakit juga tetap memberikan pelayanan prima. Melibatkan tenaga-tenaga yang profesional, pasien dengan berbagai kelas sosial akan ditangani sama dan tidak dibeda-bedakan. Obat yang diberikan dari pihak rumah sakit juga tidak asal-asalan. Bukan sekadar obat generic, obat-obat yang berharga menakutkan bagi warga miskin-pun diberikan oleh RB Umiyah ketika pasien memang membutuhkan.
RB Umiyah berdiri di atas tanah wakaf seluas 1.000 meter persegi, dan terus berkembang. Kini juga sudah dilengkapi dengan beberapa fasilitas pendukung seperti ruang bersalin, ruang pemulihan, ruang tindakan atau pemeriksaan dan juga kamar rawat inap.
Memliki dua dokter, empat bidan, empat perawat dan beberapa dokter spesialis kandungan serta ahli jantung, RS ini sanggup untuk melakukan pelayanan amal. Rumah bersalin ini digadang menjadi alternatif rujukan para kaum duafa atau orang kaya yang membutuhkan pelayanan prima.
Pembangunan beberapa unit kamar inap, Unit Gawat Darurat (UGD) sebagai penanganan cepat tahun 2011 akan segera dibangun. Beberapa dokter spesialis kandungan dan konsulen obsgin juga sudah sanggup dan senang hati untuk bergabung dan beramal.
"Jadi dokter yang bersangkutan tetap bertugas di rumah sakit tempat tugasnya. Sedangkan jika ke sini mereka datang ke sebuah ladang untuk beramal," kata Pengelola RB Umiyah Drajad Setiono M Kes, yang juga ketua Yayasan Islam UMMY itu, Rabu (29/12) kemarin.
Dijelaskan Drajad, ide dan gagasan pertama didirikannya rumah bersalin Islam terinsiprasi dari sebuah rumah sakit yang ada di Nepal. Pencetus gagasan awal yakni dr Gunawan Setiadi MpH dan Heru Elok Wibowo SE.
Pelayanan di RB Umiyah memang difokuskan untuk membantu kaum duafa. Sistemnya dengan subsidi silang. Pasien yang memiliki strata sosial-ekonomi tinggi dan sanggup membayar dengan standar pengobatan pada umumnya juga dilayani. "Sedangkan pasien yang kurang atau tidak mampu dibebaskan dari biaya. Cukup mengisi infaq seikhlasnya. Secara sistematis kami tumbuh bersama mereka, antar pasien yang kaya dan miskin saling membantu, kami membantunya dengan sarana dan prasarana dan dokternya," jelas Drajad. (tom)
No comments:
Post a Comment