Barry S Childs telah meninggalkan Tanzania untuk kuliah dan bekerja di negara maju selama lebih dari 35 tahun. Ketika dia mengunjungi Tanzania kembali di tahun 1998, dia melihat banyak anak menjadi yatim piatu karena HIV/AIDS. Dengan jumlah penduduk Tanzania yang berjumlah sekitar 40 juta, ada sekitar 2 juta anak yatim piatu. Penduduk pedesaan terlihat sangat miskin dan sepertinya tidak lagi punya masa depan. Sejak saat itu timbul niat yang kuat di hati Barry Childs untuk membantu mereka. Dua tahun kemudian, dia tinggalkan posisinya sebagai seorang eksekutif di perusahaan Abbot Laboratories dan mendirikan Afica Bridge, sebuah organisasi sosial dengan fokus pada pembangunan ekonomi. Jembatan Afrika membantu anak-anak yang miskin serta keluarga mereka di Tanzania. Dalam satu dekade, telah diperluas ke 16 desa, memperbaiki kehidupan ribuan penduduk desa.
Jembatan Afrika adalah organisasi nirlaba, yang markas pusatnya di luar kota Portland, Oregon, Amerika Serikat telah mendirikan 28 koperasi pertanian, ruang perawatan , ruang kelas dan klinik dibangun untuk melayani ribuan anak-anak. Pada tahun 2009, Jembatan Afrika membangun fasilitas pelayanan yang komprehensif - meliputi perumahan, pakaian dan makanan, dukungan sosial dan hukum dan sekolah - untuk 3.557 anak-anak.
Setelah ia berhenti dari pekerjaannya pada tahun 2000, Barry Childs (yang tidak mendapat gaji dari Afrika Bridge) kembali ke Tanzania untuk mewawancarai para pemimpin pemerintah dan bisnis, jurnalis, pendidik dan pasien AIDS. Meskipun ia awalnya percaya Afrika Bridge akan diarahkan untuk membantu para pemimpin Tanzania mencari pemecahan masalah, sama seperti yang dia lakukan disepanjang karirnya di perusahaan, namun ia menetapkan bahwa membantu anak yatim dan pengasuhan mereka akan menjadi prioritas utama organisasinya.
Barry Childs berpendapat bahwa mengangkat situasi ekonomi desa 'akan membantu anak-anak. Jadi Jembatan Afrika mulai memberikan mikro-kredit (pinjaman sangat kecil yang dirancang untuk memacu kewirausahaan) dan membantu penduduk desa membangun koperasi pertanian dan peternakan. Sebagian pendapatan kemudian diberikan untuk Komite Anak-anak Paling Rentan di setiap desa, sehingga anak-anak yatim dan miskin dapat mendapat perawatan yang tepat. Dalam proses ini, perekonomian desa dan kesehatan, serta status perempuan, akan meningkat juga.
"Saya tidak berniat memberdayakan perempuan," kata Childs. "Serius. Tujuan saya satu-satunya adalah memperbaiki kehidupan anak-anak. Tetapi jika Anda ingin meningkatkan kehidupan anak-anak, Anda sebaiknya meningkatkan kehidupan perempuan. Mungkin apa yang kita lakukan akan menghasilkan dampak yang lebih besar pada kesehatan penduduk dibandingkan dengan pemberian beberapa obat. "
Barry S Childs telah memutuskan untuk mengisi hari tuanya dengan membantu anak anak yatim korban HIV/AIDS di Tanzania. Semoga cuplikan kisah ini bisa menggerakkan pembaca untuk meniru Barry Childs.
No comments:
Post a Comment