Di Nepal kualitas sekolah sepertinya jauh lebih baik dibandingkan dengan di Indonesia. Buktinya, sekitar 75% lulusan Fakultas Kedokteran dari beberapa Universitas ternama disana bekerja di Amerika atau Inggris. Bahkan beberapa angkatan dari Tribhuvan University (seperti UI-nya Indonesia) dan Manipal University (universitas swasta) semua lulusannya bekerja di negara negara maju.
Belum lama ini saya sempat menghadiri lokakarya tentang pengajaran etika medis bagi para dosen. Meskipun sudah senior, mereka berpartisipasi aktif dalam pelatihan. Sepertinya mereka ingin memanfaatkan waktu di dalam kelas dengan sebaik-baiknya. Dari diskusi saya bisa menyimpulkan bahwa mereka juga mengikuti perkembangan ilmu terbaru dibidangnya masing masing.
Banyak sekolah swasta (dari taman kanak kanak hingga SMU) yang memakai pengantar bahasa Inggris. Bagi mereka, menulis dan berbicara dalam bahasa Inggris layaknya seperti memakai bahasa nasionalnya.
Sebenarnya tidak penting, mana yang lebih berkualitas pendidikan di Nepal atau di Indonesia. Saya hanya ingin mengatakan bahwa banyak hal yang perlu dibenahi di sektor pendidikan agar kualitas pendidikan kita bisa lebih bagus dan bisa bersaing di dunia internasional. Tugas meningkatkan kualitas pendidikan tidak hanya ditangan pemerintah. Masyarakat juga perlu ikut mendukungnya.
Apa yang bisa dilakukan? Banyak! Misalnya:
- Menyumbangkan komputer ke sekolah
- Membantu guru mengajar anak anak yang ketinggalan pelajarannya (dengan memberikan les privat sore hari secara gratis, misalnya)
- Menyumbangkan buku buku pelajaran bagi anak anak. Mengajak guru agar tidak mengganti buku pelajaran setiap tahun.
- Mengajak teman teman atau perusahaan untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan di suatu sekolah (dengan menyediakan buku pelajaran, komputer atau alat peraga, dll).
Saya kira daftarnya masih bisa ditambah menjadi sangat panjang. Masalahnya, apakah cukup banyak yang mau berkorban?
No comments:
Post a Comment