Tuesday, September 20, 2011

Hemant Patel, sejak 2002 memberi makan 300 orang per hari

Hemant Patel
Bagi kebanyakan orang, kegiatan kemanusiaan juga ikut berhenti ketika suatu bencana mulai berkurang dan kehidupan kembali ke keadaan normal. Bagi sebagian orang lainnya, bencana kemanusiaan bisa memberikan inspirasi untuk memberikan bantuan kemanusiaan sepanjang hidupnya. Hal terakhir berlaku bagi Hemant Patel dari Ahmedabad, India.

Ketika terjadi kerusushan sosial di Gujarat, India pada tahun 2002 dimana ribuan orang meninggal dan sekitar 70.000 orang harus mengungsi, Hemant Patel seorang pemilik usaha katering kecil merasa sangat prihatin. Dia kemudian mengajak beberapa teman dan membawa makanan yang ada di usaha katering miliknya ke rumah sakit VS Hospital. Disana dia membagikan makanan tersebut kepada keluarga pasien yang harus menginap di rumah sakit VS Hospital. Selama beberapa hari, ketika daerahnya dilanda kerusuhan sosial berdarah, Hemant Patel dan kawan kawannya mendistibusikan makanan kepada keluarga pasien di VS Hospital.

Ketika ditanya mengapa melakukan hal tersebut, Hemant Patel menjawab:" Kita semua merasa lapar ketika bangun tidur di pagi hari, tapi jangan sampai ada yang kelaparan di malam hari ketika akan berangkat tidur".

Sejak kerusuhan sosial di tahun 2002 hingga sekarang, setiap harinya Hemant Patel mengirim makanan kepada sekitar 300 orang per harinya. Menurut Hemant Patel tidak diperlukan banyak uang atau banyak waktu untuk memberi makanan sederhana kepada orang orang yang kelaparan disekitar kita. Tapi kenyataannya, tidak banyak orang yang bisa melakukan hal tersebut.

Hemant Patel selama 365 hari dalam setahunnya menyediakan makanan bagi 300 orang. Hemant Patel dengan dibantu 5 orang pekerjanya bekerja selama 2 jam untuk memasak makanan yang akan dibagikan. Setiap harinya, sekitar jam 3 sore, dia membawa makanan tersebut ke VS Hospital.

Di VS Hospital, sebuah rumah sakit milik pemerintah, hanya pasien yang mendapat makanan dari rumah sakit. Keluarga pasien harus membeli dari kantin rumah sakit atau dari warung diluar. Bagi sebagian besar keluarga pasien yang miskin, harga makanan diluar tidak terjangkau. Makanan yang dibagikan oleh Hemant Patel menjadikan mereka bisa tidur dengan perut terisi.

Hemant patel membagikan kartu bagi keluarga pasien yang tidak mampu. Bila pasien pulang, maka keluarga pasien menyerahkan kartu tersebut kepada petugas rumah sakit untuk diberikan kepada keluarga pasien lainnya yang memerlukan. Hingga sekarang, sistem tersebut bisa berjalan dengan baik.

Setiap bulannya biaya yang dikeluarkan mencapai sekitar 60.000 rupee (sekitar Rp 15 juta rupiah). Sebagian dana berasal dari saku Hemant Patel, namun sebagian besar berasal dari sumbangan para dermawan.

Setelah mendapat penghargaan sebagai real heroes dari CNN-IBN di tahun 2009, Hemant Patel membagikan paket buku gratis kepada 200 murid dari keluarga miskin, memberi makan 2 kali sebulan kepada keluarga pasien di rumah sakit jiwa. Hemant Patel juga membangun sebuah sarana air minum yang bisa beroperasi 24 jam sehari di dekat kantor polisi di kota Ahmedabad.

Alhamdulillah, sepengetahuan saya sangat jarang orang tidur dengan perut kosong di Indonesia. Namun, keluarga yang tidak mampu membayar biaya sekolah atau membayar biaya berobat, sangat mudah kita jumpai.

Adakah yang mau turun tangan menolong mereka yang kesulitan? Bila kita mau memulainya, insya Allah akan ada pertolongan dari Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

No comments:

Post a Comment