Wednesday, September 14, 2011

Harekala Hajjaba, pedagang buah, buta huruf dan miskin namun dermawan

Sebagaimana dengan kebanyakan orang orang didesanya, Harekala Hajjaba juga buta huruf. Sejak kecil dia sudah jualan buah jeruk di kota Mangalore, India sekitar 25 km dari desanya. Penghasilannya sebagai pedagang buah hanya sekitar 60-70 rupee per harinya (sekarang senilai sekitar 20 ribu rupiah).

Harekala Hajjaba tidak ingin anak anaknya dan anak anak didesanya tidak sekolah dan setelah dewasa hanya menjadi pekerja kasar atau pedagang buah seperti dirinya. Dia bertekat akan hidup sederhana agar bisa menabung uang untuk membangun sekolah didesanya. Sebagai seorang ayah, dia juga harus memberi makan dan menyekolahkan 3 orang anaknya.

Meskipun demikian, karena sumbangan uang dan usahanya, berdirilah sebuah sekolah dasar dan sekolah lanjutan Harekala Primary and High School di New Padpu, India. Selain dari uang tabungannya, Harekala Hajjaba juga meminta sumbangan dari para pembeli buah. Sebagian besar dari mereka tidak memperdulikan permintaannya atau bahkan mentertawakannya.

Diperlukan waktu 2 tahun menabung dengan banyak pengorbanan dari Hareka Hajjaba sebelum akhirnya terbangun sebuah sekolah kecil dengan 25 murid. Sering Harekala Hajjaba harus puasa agar uangnya bisa ditabung untuk dipakai membangun sekolah.

Setelah sekolah mulai berjalan, sebagian biaya operasional masih ditomboki dari pendapatan Harekala Hajjaba yang tidak seberapa itu. Dia kemudian mendekati seorang kaya yang bersedia menyedekahkan tanahnya dengan syarat bahwa bangunan gedung harus dibangun sendiri. Diperlukan waktu sekitar 8 tahun sebelum akhirnya bangunan sekolah mulai terlihat bentuknya sebagai sebuah sekolah yang memadai. Selama itu, biaya operasional dan pembangunan sering ditutup oleh Harekala Hajjaba.

Kini setiap pagi, sebelum guru dan murid datang, Harekala Hajjaba membersihkan gedung dan halaman sekolah. Setelah itu, dia pergi ke kota untuk jualan buah buahan. Pada tahun 2009 ketika dia mendapat penghargaan sebagai "real Heroes" darai CNN-IBN, uangnya dia pakai untuk membuat lapangan bermain bagi para murid. Kini jumlah murid yang bersekolah disana mencapai 400 murid. Tidak ada lagi anak desanya yang tidak bersekolah.

No comments:

Post a Comment