Wednesday, January 5, 2011

Surat Al Maun 107: 1-7 dan mati akibat tiwul

Mati karena kemiskinan? 6 bersaudara meninggal akibat tiwul. Saya barusan membaca berita bahwa ada 6 bersaudara meninggal akibat makan Tiwul di Info Indonesia online beberapa menit yang lalu. Saya pertama kali mendapat info tersebut dari blog Gerai Dinar (http://www.geraidinar.com/) kemarin.


Pada kesempatan ini, saya ingin mengutip Al Quran Surat Al Maun ayat 1-7 berikut ini:



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Tahukah kamu [orang] yang mendustakan agama? (1)
Itulah orang yang menghardik anak yatim, (2)
dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. (3)
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (4)
[yaitu] orang-orang yang lalai dari shalatnya, (5)
orang-orang yang berbuat riya’, (6)
dan enggan [menolong dengan] barang berguna . (7)
 
Apa yang bisa kita lakukan agar kejadian tersebut tidak terulang lagi?
 
Di India ada Narayanan Khrisnan yang mampu memberikan makan gratis kepada 400 orang setiap harinya. Bila kita bisa punya seorang Narayanan Khrisnan disetiap kabupaten di Indonesia, tidak akan ada orang Indonesia yang mati karena kelaparan.
 
Karena Indonesia tidak punya Narayanan Khrisnan, apa yang bisa kita lakukan agar hal tersebut tidak terulang lagi?
 
Pertama, kita ajak teman teman yang prihatin dengan masalah kelaparan dan kemiskinan untuk bergabung dan membuat kelompok untuk mengatasi dan mencegah terjadinya kelaparan di wilayah kita masing masing. Saya kira kalau kita mau mengurangi rokok, mengurangi makan di restauran, atau mengurangi jumlah sepatu/baju, maka kelompok dengan sekitar 10 anggota tersebut akan dapat memberi makan setidaknya 3 keluarga yang kelaparan. Syukur kalau diantara kelompok ada yang mampu, jumlah keluarga yang bisa dibantu akan semakin banyak jumlahnya.
 
Kedua, identifikasi keluarga yang sangat miskin yang untuk makan dua kali sehari saja kesulitan. Saya kira dengan melihat kondisi tempat tinggalnya dan sedikit wawancara dengan kepala keluarga, kita akan bisa mendeteksi mana saja keluarga yang sangat miskin dan rentan kelaparan tersebut.
 
Ketiga, bila saat ini keluarga tersebut dalam keadaan kesulitan untuk bisa makan, maka kita bisa memberikan bantuan jangka pendek berupa pemberian beras dan lauk pauk kepada mereka sesuai dengan kemampuan kelompok.
 
Keempat, bila masalah makan sudah bisa teratasi, kita perlu merancang intervensi jangka panjang untuk membantu keluarga tersebut bisa segera keluar dari kemiskinan. Kita bisa bantu keluarga tersebut dengan pertolongan seperti: bantuan biaya sekolah anak anak, mencarikan kerjaan bagi yang sudah dalam usia kerja atau intervensi lain sesuai dengan kebutuhan keluarga tersebut.
 
Kelima, ajak orang lain untuk bergabung dengan kelompok kita atau ajak dermawan untuk menyumbang sehingga kita bisa memperluas pelayanan kepada lebih banyak keluarga miskin yang kelaparan. Biasanya, kalau kita sendiri tidak mau berkorban harta, waktu dan tenaga, akan  sangat sulit untuk mengajak orang lain menyumbang.
 
Mengapa repot repot, hidup sendiri saja susah? Insya Allah, kalau kita membantu orang yang lebih susah dari kita, Allah akan menolong kita mengatasi masalah hidup yang kita hadapi. Selain itu, kalau bukan dengan bersusah payah mengerjakan amal sholeh, dengan cara apa kita akan bisa masuk surga?

No comments:

Post a Comment