Sehari-hari kita sering membaca, mendengar atau menonton kisah tentang orang orang hebat disekitar kita.
Misalnya, bila kita menonton acara Kick Andy di TV, kita akan bisa mengikuti kisah orang orang hebat. Ada kisah tentang seorang penduduk desa yang tidak mempunyai pendidikan teknik namun berhasil membuat mesin pembangkit listrik bersumber air di desanya yang terpencil. Ada juga kisah seorang tamatan SMK yang bisa membuat pesawat terbang mainan (aeromodeling). Banyak kisah serupa yang menampilkan orang orang hebat dalam bidang yang berbeda yang bisa kita baca lewat koran, internet atau TV.
Bagaimana bila kita tidak sehebat mereka? Apakah kita cukup hanya jadi penonton atau pembaca saja?
Sebenarnya bila niatnya hanya untuk mendapatkan ridlo Allah semata (dalam arti tidak mencari pujian atau popularitas), maka kita bisa melakukannya dari saat ini. Mulai dari apa yang kita punyai.
Misalnya saja: bila anak kita kedodoran sekolahnya, kita bisa ajak anak anak tetangga untuk belajar bersama anak kita. Kita sediakan ruangan dan kita bantu anak kita dan anak anak tetangga untuk belajar bersama. Bila kita bisa, kita ajari anak kita dan sekaligus anak tetangga. Hasilnya, anak kita dan anak tetangga jadi tambah pintar. Sekaligus kita juga dapat pahala. Bila kita punya duit, kita bisa undang guru atau mahasiswa untuk mengajari mereka.
Nabi Muhammad mengajarkan kita untuk berbagi makanan, misalnya ketika memasak sayur agar memperbanyak kuahnya agar bisa dibagikan kepada tetangga. Ini mengajarkan kepada kita agar berbagi meskipun kita belum menjadi kaya.
Kita bisa juga buat website atau blog dan kemudian mengumpulkan artikel artikel tertentu, misalnya soal kesehatan, sehingga banyak orang bisa mendapatkan manfaat dari website atau blog kita. Yang penting kita tiru ikut berbuat dan memberi manfaat kepada orang banyak, tidak hanya memikirkan diri sendiri.
Misalnya, bila kita menonton acara Kick Andy di TV, kita akan bisa mengikuti kisah orang orang hebat. Ada kisah tentang seorang penduduk desa yang tidak mempunyai pendidikan teknik namun berhasil membuat mesin pembangkit listrik bersumber air di desanya yang terpencil. Ada juga kisah seorang tamatan SMK yang bisa membuat pesawat terbang mainan (aeromodeling). Banyak kisah serupa yang menampilkan orang orang hebat dalam bidang yang berbeda yang bisa kita baca lewat koran, internet atau TV.
Bagaimana bila kita tidak sehebat mereka? Apakah kita cukup hanya jadi penonton atau pembaca saja?
Sebenarnya bila niatnya hanya untuk mendapatkan ridlo Allah semata (dalam arti tidak mencari pujian atau popularitas), maka kita bisa melakukannya dari saat ini. Mulai dari apa yang kita punyai.
Misalnya saja: bila anak kita kedodoran sekolahnya, kita bisa ajak anak anak tetangga untuk belajar bersama anak kita. Kita sediakan ruangan dan kita bantu anak kita dan anak anak tetangga untuk belajar bersama. Bila kita bisa, kita ajari anak kita dan sekaligus anak tetangga. Hasilnya, anak kita dan anak tetangga jadi tambah pintar. Sekaligus kita juga dapat pahala. Bila kita punya duit, kita bisa undang guru atau mahasiswa untuk mengajari mereka.
Nabi Muhammad mengajarkan kita untuk berbagi makanan, misalnya ketika memasak sayur agar memperbanyak kuahnya agar bisa dibagikan kepada tetangga. Ini mengajarkan kepada kita agar berbagi meskipun kita belum menjadi kaya.
Kita bisa juga buat website atau blog dan kemudian mengumpulkan artikel artikel tertentu, misalnya soal kesehatan, sehingga banyak orang bisa mendapatkan manfaat dari website atau blog kita. Yang penting kita tiru ikut berbuat dan memberi manfaat kepada orang banyak, tidak hanya memikirkan diri sendiri.
No comments:
Post a Comment