Ketersediaan sumber dana merupakan salah satu kendala kronis bagi organisasi nirlaba yang memerlukan pemecahan yang berbeda dengan organisasi komersial. Pada organisasi komersial, konsumen dan yang mendapat manfaat dari perusahaan tersebut adalah sama. Bila kita beli mobil, kita yang mendapat manfaat dan kita juga yang harus membayarnya. Agar bisa hidup dan berkembang, organisasi komersial cukup memfokuskan pelayanannya pada konsumennya.
Hal ini berbeda dengan organisasi nirlaba. Sesuai dengan sifatnya yang tidak mencari untung, maka orang yang mendapat manfaat dari organisasi nirlaba belum tentu sama dengan orang yang menjadi pendukungnya. Bahkan, orang yang tidak mendapat manfaatpun banyak yang bersedia memberi dukungan dana. Sebagai contoh, Klinik Umiyah merupakan klinik yang yang khusus melayani masyarakat dhuafa yang membayar biaya pengobatan secara sukarela (dengan memasukkan ke kotak infaq yang tertutup). Para pendukung dananya adalah adalah para dermawan yang tergerak hatinya dan bersedia bersedekah.
Menurut William Lander Foster, Peter Kim dan Barbara Christiansens dalam artikelnya “Ten Nonprofit Funding Models” , agar organisasi nirlaba dapat menggalang dana sesuai kebutuhannya, diperlukan penentuan model pembiayaan yang sesuai dengan jenis organisasi nirlaba tersebut.
Salah satu model pembiayaan orgnaisasi nirlaba adalah: member motivator. Organisasi nirlaba model ini mendapatkan sebagian besar dananya dari anggota yang mendapat manfaat dan dilayani oleh organisasi tersebut. Sebagai contoh adalah organisasi atau perkumpulan majlis taklim. Kegiatan majlis taklim sebagian besar dananya berasal dari anggotanya. Majlis taklim asuhan kyai kondang, seperti ustadz Arifin Ilham, Yusuf Mansur, dan ustadz kondang lainnya akan dengan mudah menggalang dana dalam jumlah cukup banyak. Namun, dilain pihak, majlis taklim kecil dikampung akan kesulitan menggalang dana. Contoh organisasi nirlaba lainnya dengan model penggalangan dana seperti ini adalah: Harley Davidson Club.
Agar bisa menggalang dana dengan baik, organisasi nirlaba yang mengandalkan dukungan anggotanya perlu memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: (a) anggota harus merasakan adanya manfaat langsung (baik secara sendiri-sendiri atau secara bersama) dari organisasi tersebut, (b) mampu mengajak dan memobiliasi dana dari para anggota, (c) tetap setia dengan kebutuhan dan keinginan anggota.
Organisasi nirlaba yang anggotanya tidak banyak dan tidak mempunyai kemampuan finansial yang kuat perlu mencari model pembiayaan lainnya.
Hal ini berbeda dengan organisasi nirlaba. Sesuai dengan sifatnya yang tidak mencari untung, maka orang yang mendapat manfaat dari organisasi nirlaba belum tentu sama dengan orang yang menjadi pendukungnya. Bahkan, orang yang tidak mendapat manfaatpun banyak yang bersedia memberi dukungan dana. Sebagai contoh, Klinik Umiyah merupakan klinik yang yang khusus melayani masyarakat dhuafa yang membayar biaya pengobatan secara sukarela (dengan memasukkan ke kotak infaq yang tertutup). Para pendukung dananya adalah adalah para dermawan yang tergerak hatinya dan bersedia bersedekah.
Menurut William Lander Foster, Peter Kim dan Barbara Christiansens dalam artikelnya “Ten Nonprofit Funding Models” , agar organisasi nirlaba dapat menggalang dana sesuai kebutuhannya, diperlukan penentuan model pembiayaan yang sesuai dengan jenis organisasi nirlaba tersebut.
Salah satu model pembiayaan orgnaisasi nirlaba adalah: member motivator. Organisasi nirlaba model ini mendapatkan sebagian besar dananya dari anggota yang mendapat manfaat dan dilayani oleh organisasi tersebut. Sebagai contoh adalah organisasi atau perkumpulan majlis taklim. Kegiatan majlis taklim sebagian besar dananya berasal dari anggotanya. Majlis taklim asuhan kyai kondang, seperti ustadz Arifin Ilham, Yusuf Mansur, dan ustadz kondang lainnya akan dengan mudah menggalang dana dalam jumlah cukup banyak. Namun, dilain pihak, majlis taklim kecil dikampung akan kesulitan menggalang dana. Contoh organisasi nirlaba lainnya dengan model penggalangan dana seperti ini adalah: Harley Davidson Club.
Agar bisa menggalang dana dengan baik, organisasi nirlaba yang mengandalkan dukungan anggotanya perlu memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: (a) anggota harus merasakan adanya manfaat langsung (baik secara sendiri-sendiri atau secara bersama) dari organisasi tersebut, (b) mampu mengajak dan memobiliasi dana dari para anggota, (c) tetap setia dengan kebutuhan dan keinginan anggota.
Organisasi nirlaba yang anggotanya tidak banyak dan tidak mempunyai kemampuan finansial yang kuat perlu mencari model pembiayaan lainnya.
No comments:
Post a Comment