Tal Ben Shahar |
Menurut Profesor Martin Seligman, dari University of Pennsilvania ada 3 jalur kebahagiaan. Jenis pertama adalah kebahagiaan model Hollywood, yaitu kebahagiaan yang didapat karena seseorang mempunyai atau mendapatkan banyak kesenangan. Orang yang hidupnya gembira, banyak tertawa adalah jenis kebahagiaan model ini. Menurut Prof Seligman, kebahagiaan jenis ini bersifat superficial (dangkal).
Kebahagiaan jenis kedua adalah kebahagiaan yang didapat karena seseorang mempunyai kehidupan yang baik (good life atau bahasa latinnya eudomonia). Kebahagiaan jenis ini dicapai karena seseorang hidup dengan memanfaatkan keunggulannya. Misalnya: seorang peneliti yang bekerja sesuai panggilan jiwanya sebagai peneliti. Peneliti tersebut bisa bekerja dalam proyek penelitian tanpa terasa, sepertinya waktu berlalu sangat cepat karena orang tersebut “hanyut” dalam pekerjaannya. Seseorang yang mempunyai keunggulan dalam berkomunikasi, dia sangat asyik bila bekerja dibidang komunikasi. Hidupnya berbahagia karena dia hidup dalam bidang yang sesuai dengan bakat dan kesenangannya.
Kebahagiaan jenis ketiga adalah kebahagiaan karena mempunyai kehidupan yang berarti (meaningful life). Dalam kehidupan yang berarti seseorang melakukan sesuatu untuk sesuatu tujuan yang besar, lebih besar dari dirinya. Menurut Aristoteles, kehidupan yang berarti banyak ditemui di dunia politik dan pendidikan. Presiden Indonesia pertama, Ir Soekarno, tidak mengejar kesenangan sendiri. Soekarno rela ditahan dan dibuang karena memperjuangakan kemerdekaan Indonesia. Begitu pula dengan Nelson Mandela, dia tahan dipenjara selama 27 tahun karena memperjuangkan pembebasan Afrika Selatan dari diskriminasi rasial. Banyak guru yang menjadi guru sesuai dengan panggilan jiwanya, meskipun hidup sederhana, tetap berbahagia karena mereka melakukan sesuatu pekerjaan yang luhur. Kebahagiaan yang dicapai dengan menjalani maningful life merupakan kebahagiaan yang tertinggi.
No comments:
Post a Comment