Sunday, November 6, 2011

Putu Suryati, penghapus stigma

BALI selalu menyimpan cerita unik. Masyarakatnya yang mayoritas beragama Hindu, sangat percaya akan hukum karma. Itulah sebabnya orang-orang Bali umumnya jujur dan tidak mau mencuri. Mereka begitu takut mendapat hukum karma.


Sedihnya, mereka juga takut akan persepsi yang berkembang di masyarakat ketika sesuatu yang dianggap buruk menimpa keluarganya. Anak-anak yang memiliki hambatan fisik misalnya, dianggap sebagai bentuk hukum karma karena perilaku buruk sebelumnya. Itulah sebabnya anak-anak dengan hambatan fisik di Bali cenderung disembunyikan.

Mereka dianggap aib keluarga. Karena itu anak-anak tersebut umumnya tak bisa sekolah. Mereka malu ketemu orang. Setiap hari, kegiatannya hanya di dalam rumah. Ketika anak-anak normal bermain di halaman, mereka hanya bisa memandang iri di balik jendela. Mereka tumbuh menjadi pribadi yang minder. Begitulah pengakuan Ayu Nyoman (32) saat ditemui di Panti Guna milik Yayasan Senang Hati yang berlokasi di Jl. Sasi Brata, Banjar Tengah, Tampaksiring, Gianyar, Bali.

Pengakuan serupa juga diungkapkan Ketut Swarti (20), Ketut Reni (36), Nyoman Ruli (23), dan Ayu Made (35). Rasa malu selalu membayangi mereka sebelum bergabung di Yayasan Senang Hati. Namun sekarang, segalanya berubah. Mereka tak lagi minder, bisa tertawa lepas, berkelakar dengan siapa saja. Bahkan, ada yang berani berpacaran lalu menikah.

Perubahan besar itu terjadi berkat perjuangan Ny Putu Suryati. Perempuan kelahiran Ubud, 13 Desember 1964 tersebut juga memiliki hambatan fisik sejak kecil akibat penyakit polio. "Saya tak pernah sekolah," ujar Putu.

Sebagai anak yang memiliki hambatan fisik, Putu hanya bisa belajar di rumah. Ia senang melukis. Dari lukisan pulalah Putu bisa menjelajah dunia luar. Kesempatan itu datang tahun 2000, saat Gus Dur menjabat presiden. Waktu itu ia berkesempatan ikut pameran lukisan khusus karya para pelukis yang memiliki hambatan fisik. Pameran yang berlangsung di Bali Beach itu mempertemukan Putu dengan sejumlah pelukis dan tamu-tamu asing. Dari merekalah Putu terinspirasi untuk memajukan kehidupan kaumnya
 
Sumber: http://www.danamonaward.org/index/finalis/5/finalis%20ke-5.html

No comments:

Post a Comment