Patrice Millet |
Patrice Millet, seorang pengusaha dari negara Haiti yang kini berusia 49 tahun. 5 tahun lalu dia didiagnosa menderita kanker tulang stadium lanjut yang ganas. Pengobatan dengan transplantasi stem cell merupakan satu-satunya alternatif agar bisa bertahan hidup.
Setelah menjalani pengobatan di Amerika dengan pencangkokan stem cell selama 9 bulan, ternyata sel sel kankernya tidak bisa dibasmi habis.
Pada tahun 2007, Patrice Millet kembali ke Haiti. Dia ingin mengisi sisa hidupnya dengan sesuatu yang sudah lama diingininya, yaitu membantu anak anak miskin dari daerah kumuh agar mereka mempunyai masa depan yang lebih cerah.
"Setiap hari kita bisa melihat anak anak yang membutuhkan pertolongan. Kita sering mendengar cerita tragis, kisah yang menyedihkan" kata Patrice Millet. " Selama hidup, saya mempunyai keinginan untuk berbuat sesuatu bagi negara, berbuat baik dengan menolong anak anak miskin. Kini saatnya bagi saya untuk berbuat. I have nothing to lose".
Pada musim panas tahun itu juga dia jual perusahaannya. Dia gunakan uangnya untuk membuat LSM bernama FONDAPS (Foundation Notre dame du Perpetual Secours). FONDAPS mempunyai program untuk anak anak dengan memakai sepak bola sebagai sarananya. Dengan ikut latihan bermain sepak bola, anak anak bisa belajar life skills, ketrampilan agar bisa terhindar dari berbagai masalah (obat bius, kriminal, dll). Melalui sepakbola anak anak diberi motivasi untuk rajin sekolah, menjauhi gang, obat bius, dll.
Di Haiti, orang harus bayar untuk bisa ikut main sepak bola. Patrice Millet menyediakan pelatih, sepatu, kaos seragam, bola dan bahkan transportasi agar anak anak miskin dari daerah kumuh bisa ikut main sepak bola.Patrice Millet mulai dengan membina anak anak dari daerah Solino, daerah kumuh yang paling berbahaya.
Istrinya berkata: "Jangan ke daerah kumuh Solino, kamu bisa dibunuh anggota gang". Patrice Millet menjawab: " Lebih baik mati karena melakukan sesuatu kebaikan dari pada mati ditempat tidur".
Mula mula Patrice Millet membina sekitar 100 anak. Sebelum gempa mengguncang Haiti, Patrice Millet membina hingga 600 anak, termasuk 150 diantaranya adalah anak perempuan.
Istrinya berkata: "Jangan ke daerah kumuh Solino, kamu bisa dibunuh anggota gang". Patrice Millet menjawab: " Lebih baik mati karena melakukan sesuatu kebaikan dari pada mati ditempat tidur".
Mula mula Patrice Millet membina sekitar 100 anak. Sebelum gempa mengguncang Haiti, Patrice Millet membina hingga 600 anak, termasuk 150 diantaranya adalah anak perempuan.
Membantu anak anak miskin dan mendidik mereka dengan ketrampilan hidup membuat Patrice Millet merasa hidupnya lebih berarti.
No comments:
Post a Comment