Penderita gangguan jiwa bisa pulih selamanya tanpa pernah kambuh. Meskipun demikian, kebanyakan penderita gangguan jiwa yang sudah pulih masih bisa kambuh kembali. Walaupun sedang dalam pengobatan, penderita gangguan jiwa bisa kambuh kembali.
Untungnya, kambuh biasanya tidak terjadi secara mendadak. Oleh karena mengenal tanda tanda awal kambuhnya seorang penderita sangat penting agar kambuh bisa dicegah, dihindari atau segera ditangani.
Ada dua faktor yang mengakibatkan kambuh, yaitu: faktor kerentanan seperti berhenti minum obat, meminum alkohol atau narkoba, kurangnya dukungan sosial dan kesehatan fisik yang rendah. Faktor kedua adalah faktor yang melindungi seseorang dari kambuh, yaitu: tubuh yang sehat, minum obat teratur, kemampuan mengatasi masalah dan adanya dukungan sosial.
Beberapa tanda awal bila seseorang penderita akan kambuh adalah:
Perubahan perasaan, seperti: cemas, takut, mudah tersinggung dan menjadi agresif, merasa sangat sedih atau tidak bahagia, merasa terancam atau tidak aman, dan paranoid (merasa orang lain ngomongin anda)
Perubahan pikiran, seperti: kesulitan konsentrasi atau berfikir, sulit membuat keputusan, banyak pikiran atau bingung, berpikiran negatif atau pesimis, mendengan suara suara dari dalam dirinya sendiri, berpikir tentang menganiaya diri sendiri, memikirkan kejadian masa lalu.
Perubahan perilaku, seperti: menyendiri atau tidak ingin pergi keluar, nafsu makan naik atau turun, kebanyakan atau susah tidur, banyak minum alkohol atau narkoba, gampang marah/menangis atau tertawa, tidak bertenaga, malas mandi atau membersihkan lingkungan.
Selain tanda tanda awal, penderita gangguan jiwa perlu mengenal (berdasar pengalaman sebelumnya) hal hal yang menyebabkan atau mencetuskan kambuh tersebut. Misalnya: kebanyakan begadang, tidak minum obat, minum alkhol, berdebat dengan atasan, bertengkar dengan teman atau anggauta keluarga, dll. Dengan mengenal faktor pencetus, maka faktor tersebut bisa dihindari atau dikurangi intensitasnya.
Hal berikutnya yang perlu diketahui adalah hal hal apa yang dapat mengurangi dan memperbaiki situasi, bila tanda tanda awal akan kambuh telah muncul. Misalnya: tidur lebih banyak (ekstra), berbicara dengan orang dekat yang dipercaya, menulis dalam buku harian, mendatangi kelompok penderita gangguan jiwa (self-help support group), berjalan jalan ditaman, mengurangi beban kerja, melakukan hobi, dll.
Selain itu, penderita perlu memperkuat dirinya sehingga tidak mudah kambuh. Misalnya dengan melakukan hal hal positif sebagai berikut: makan yang teratur dan sehat, olah raga secara teratur, tidur yang cukup (jangan suka bergadang), belajar ketrampilan agar bisa santai (relaxation skills seperti: bernapas panjang, progressive muscle relaxation, meditasi, dll), serta melatih ketrampilan berpikir sehat. Biasanya penderita gangguan jiwa sering terjebak dalam pola pikir: hitam-putih (100% benar atau 100% salah, tidak ada salah sedikit), hanya percaya hal hal negatif dan menolak hal hal yang positif, dramatisasi- smasalah kecil dikira akan berakibat besar, dan overgeneralization.
Penderita gangguan jiwa juga perlu belajar mengendalikan suara suara yang muncul dari dalam dirinya. Cara cara yang bisa dilakukan antara lain: (a) Ingatkan pada diri sendiri bahwa andalah yang mengendalikan situasi, suara tersebut tidak berbahaya selama anda tidak mendengarkan atau mengabaikan suara tersebut. Suara tersebut sangat mengenal anda karena berasal dari dalam diri anda sendiri. (b) Pelajari kapan dan dimana suara tersebut mulai muncul. Hindari hal hal yang menyebabkan munculnya suara tersebut. (c) lakukan hal hal yang menyenangkan yang membuat anda tidak tertuju kepada suara tersebut, misalnya dengan mendengarkan musik. (d). Tentukan batasan batasan, misalnya katakan kepada suara tersebut agar berhenti sekarang atau anda akan mendengarkan suara tersebut nanti. (e) cari orang orang atau kelompok yang mau mendukung (support group).
Hal hal yang tidak bermanfaat dalam mengatasi suara adalah sebagai berikut: duduk pasif melihat TV, berdebat dengan suara tersebut, minum alkohol untuk melawan suara tersebut dan mengisolasi diri.
Hal hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi munculnya delusi (kepercayaan yang tidak berdasar) dan pemikiran yang menyimpang adalah: (a) berpikir adanya bukti nyata yang terkait dengan pemikiran atau kepercayaan yang muncul (b) tulislah semua alasan yang bisa menjelaskan kepercayaan atau pemikiran tersebut, (c) berbicara dengan teman atau petugas kesehatan.
No comments:
Post a Comment