Oleh Muhaimin Iqbal |
Rabu, 01 February 2012 07:57 |
Dalam dunia internet ada istilah HTTP Error 412 , yaitu ketika computer Anda berusaha mengakses server dengan prakondisi tertentu yang tidak bisa dipenuhi oleh server. Demikian pula dengan hati, begitu banyak kebajikan yang coba dimasukkan oleh orang tua kita sejak kecil, guru-guru dan ustadz-ustadz kita – tetapi nampaknya kok sekarang tidak banyak yang bisa ‘di akses’ ya ?. Indikasinya adalah begitu banyaknya kejahatan, korupsi, ketidak adilan, pemborosan yang luar biasa bahkan oleh sekelompok elit negeri yang menyebut dirinya ‘yang terhormat’ dlsb.dlsb. Maka dialog antara dua 'programmer' dibawah barangkali bisa mengatasi HTTP Error 412 pada hati bangsa ini. Seorang ustadz ‘programmer’ senior bertanya kepada ustadz ‘programmer’ junior-nya: “Dapatkah kamu menginstall program iman di ‘server’ hati masyarakat, agar dia selalu ada di sana dan selalu bisa diakses ?”. Junior : “InsyaAllah ustadz, saya akan mencobanya. Tetapi apakah program iman ini bisa di install ketika program-program yang lainnya sedang running ?” Senior : “Program apa yang sedang running ?” Junior : “Ada 30 program lain, yang lagi running ustadz !” Senior : “wow…, banyak banget ? apa saja program-program itu ?” Junior : “ Di antaranya ada syirik.COM ; kufur.EXE ; cinta_dunia.DLL ; tidak_ikhlas.COM ; takut_pada_manusia.EXE; khiyanat.EXE; tamak.EXE ; riya.COM ; kebencian_kedengkian.COM; iri.DLL…” Senior : “Ooh kalau begitu sebagian program yang sedang jalan tersebut harus dihentikan dan didelete dari server. Setelah itu baru satu per satu diinstall file-file dari folder Iman ke server”. Junior : “ File yang mana ustadz yang harus saya delete ?” Senior : “ ya yang tadi kamu sebutkan, syirik.COM, kufur. EXE ; cinta_dunia.DLL ; tidak_ikhlas.COM ; takut_pada_manusia.EXE; khiyanat.EXE dlsb. Sebagian file yang lain akan otomatis ter-delete ketika file-file dari folder Iman berhasil kamu install”. Junior : “baik ustad, file-file tersebut sudah didelete. Sekarang apa yang perlu saya install ?”. Senior : “dalam folder Iman itu ada file-file Iman_kepada_Allah.EXE; malaikat.EXE; kitab_kitab.COM; rasul2.DLL; kiamat.DLL; qada_qadar.EXE; cinta_Allah.EXE; cinta_rasul.EXE ; ikhlas.COM ; syukur.EXE ; mengharap_ampunan.DLL….” Junior : “baik ustadz, semua sudah saya install. Apakah server boleh saya jalankan lagi ?” Senior : “boleh dicoba dulu, nanti kalau ternyata folder iman di ‘server’ hati belum bisa di akses juga, mungkin ada yang belum proper di install-nya”. Junior : “baik ustadz, saya monitor dahulu – apakah HTTP Error 412 masih muncul…” Senior : “betul, memang harus dimonitor. Disamping itu bila request yang diminta client pra-kondisinya tidak bisa dipenuhi server, sangat mungkin error itu muncul lagi. Jadi masih sangat banyak file dari folder iman yang harus kamu install lagi”. Dalam folder Iman tersebut ada 77 file – yang mewakili cabang-cabang iman yang sudah di-compile oleh ulama ‘programer’ terdahulu Imam Al-Bayhaqi dalam kitab Shu’ab Al Iman, yaitu penjabaran detil dari system iman yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam dalam Shahih Muslim : “Iman itu ada 70 lebih cabang dan malu adalah termasuk iman”. Program (re)install iman kedalam hati masyarakat secara luas tersebutlah yang kami canangkan dalam project Quantum Iman. Semoga tidak ada yang error lagi di hati bangsa ini. Insyaallah !. |
Bagi warga Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, nama H. Jufri Umar (48) tidak asing lagi. Bapak lima orang anak yang tinggal di Desa Mojomulyo, Puger tersebut adalah seorang pendidik. Sehari-hari ia mengelola Yayasan Pendidikan Islam Bustanul Ulum yang membawahi SD, SMP dan Diniyah (sekolah agama) pada malam hari. "Kalau ditotal seluruh siswanya sekitar 450 lebih," paparnya. Berbeda dengan sekolah lain, semua siswa di sana tidak dipungut biaya sepeser pun. Yang bersekolah di sana pun sebagian besar adalah anak-anak TKI dari desa setempat atau sekitarnya yang didera kemiskinan karena tidak ada orangtua.
Kegigihan Jufri dalam mengembangkan pendidikan tak lepas dari pengalaman suram masa kecilnya. Kala itu, warga desa tidak ada yang mau sekolah. Faktor kemiskinan membuat mereka lebih mementingkan mencari nafkah sebagai buruh tani atau mencari ikan di laut. "Yang jadi korban salah satunya adalah saya. Waktu kelas 5 SD ketika semangat-semangatnya sekolah, sekolah terpaksa dibubarkan sebab siswanya protol, cuma tinggal saya seorang. Saya menjadi tenaga serabutan di sawah, dan setelah beranjak remaja ia harus mencari ikan di laut, serta sebagai penarik becak,"kenang Jufri.
Padahal keinginan Jufri kecil untuk sekolah sangat besar. Ia sadar, sebagai seorang anak tak mampu hanya sekolahlah satu-satunya cara mengangkat derajat hidup. Adalah minat bacanya sangat luar biasa, membuat lentera semangat Jufri menimba ilmu tak pernah padam. Sobekan kertas sekecil apapun, dia pungut dan dibaca. Dari semangat itulah sebuah mimpi membangun wadah pendidikan gratis bagi anak-anak di desanya tercetus. Dan, cita-cita Jufri terkabul. Suatu ketika di tahun 1986, salah satu petak lahan di desanya ada masalah dengan orang luar. Dengan kemampuan diplomasinya, lahan milik warga tersebut berhasil dibebaskan. Lahan tersebutlah yang kemudian dibuat sarana pendidikan.
Jufri lalu berusaha mencari donatur. Kini Jufri sudah memiliki 17 tenaga pengajar. Di sekolah tersebut juga terdapat asrama untuk menampung 30 siswi, serta sebuah masjid. "Sekarang juga ada Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Jadi kami lebih terbantu." Yang juga membanggakan, selama diterapkan sistem Ujian Nasional, siswanya selalu lulus 100 persen. Padahal, sambungnya, siswa sekolah negeri di sekitarnya banyak sekali yang tidak lulus. Keberhasilan Jufri ini membuatnya diundang Dirjen Pendidikan Dasar ke Jakarta. "Yang lucu, pada saat datang saya sempat ditolak oleh petugas, sebab saya cuma memakai sandal jepit. Maklumlah, saya memang tidak pernah punya sepatu,"ujar Jufri sambil tertawa.