Banyak hal berada diluar jangkauan nalar manusia. Salah satunya tentang sedekah yang ikhlas.
Meskipun sekitar 50% penghasilan disedekahkan, Ibu Sumirah, seorang tukang pijit, bisa hidup sederhana dengan suami dan 5 anaknya. Ibu Sumirah menyedekahkan 50% penghasilannya untuk membiayai panti asuhan yang dikelolanya, membangun mushola di kampungnya, mengeraskan jalan menuju kampungnya, dan kegiatan amal lainnya. Padahal, bagi sebagian besar tukang pijat lainnya, penghasilan sebagai tukang pijat tidak cukup untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga mereka. Ibu Sumirah pernah menyedekahkan Rp 60 juta uang tabungannya, yang sedianya akan dia pakai untuk naik haji, untuk keperluan pengerasan jalan ke desanya. Bagi sebagian besar tukang pijat, jangankan punya tabungan Rp 60 juta, keluarganya bisa makan 3 kali sehari dan anak anaknya bisa sekolah saja sudah suatu prestasi yang sangat bagus.
Ibu Sumirah |
Bai Fang Li |
Begitu pula dengan Bai Fang Li, meskipun usianya sudah diatas 70 tahun, sebagai tukang becak dia bisa membantu membiayai sekolah sekitar 300 anak. Ketika Bai Fang Li meninggal pada usia 93 tahun, pengurus sekolah menyampaikan bahwa total sumbangan yang disedekahkannya mencapai sekitar RMB 350,000 (sekitar US$ 53,000 atau sekitar Rp 450 juta). Padahal, bagi sebagian besar tukang becak lainnya, hidup untuk diri sendiri dan keluarganya saja sudah susah. Memang, Bai Fang Li hidup sederhana. Sebagian besar penghasilannya sebagai tukang becak disedekahkan untuk membiayai sekolah anak anak yang kurang mampu. Bahkan, sebelum jatuh sakit dan tidak lagi kuat bekerja, Bai Fang Li masih menyumbangkan tabungannya, sekitar RMB 500 (Rp 600 ribu) untuk kegiatan amal.
Mungkin itulah salah satu kuncinya. Ibu Sumirah maupun pak Bai Fang Li menyedekahkan sebagian besar penghasilannya untuk kegiatan amal, membantu mereka yang lebih menderita dibandingkan diri mereka. Sedekah ikhlas yang sangat besar (untuk ukuran tukang becak dan tukang pijat), menyebabkan Tuhan yang menguasai rezeki, berkenan melapangkan rezeki bagi mereka.
Rezeki adalah ibarat darah, yang harus selalu mengalir agar tidak menimbulkan penyakit. Darah yang berhenti adalah sumber penyakit. Begitu pula dengan uang. Uang harus selalu mengalir agar bisa memberikan manfaat bagi banyak orang.
Mungkin
No comments:
Post a Comment